Aku teringat wajah itu, mata cokelat yang selalu membuatku terhipnotis, senyuman indah yang membuatku hanyut lebih dalam, dan kedipan mata yang membuatku ingin terbang ke langit ketujuh.
•••
"Iko, yuk? Langsung ke Starbucks ," ucap Alleta sambil menenteng tas belanja.
"Kok tas belanjanya sih besar, lo beli buku berapa?" tanya Aiko yang masih bersandar di mobil.
"Enam," ucap Alleta yang sedikit membuat Aiko terkejut.
" Nani? Don'na hon kaimashita ka? ¹" ucap Aiko mengeluarkan bahasa Jepangnya karena terkejut.
"Aiko, jangan pakai bahasa Jepang dong! Gue ga ngerti," ucap Alleta.
"Buku apa aja yang lo beli?" ucap Aiko lalu meraih tas belanja tersebut.
Saat melihat isinya, Aiko sedikit terkejut, "ini kan novel yang tadi mau gue beli, kok lo beli sih?"
"Beliin lo," jawab Alleta santai.
"Kan gue udah bilang ga mau ngerepotin lo," ucap Aiko yang tatapannya masih ke dalam tas belanja.
"Gue ga ngerasa direpotin kok," ucap Alleta.
"Terus ini lo beli buku apa?" tanya Aiko sambil mengeluarkan buku yang dibeli Alleta.
"Wih .. fantasi-romawi, romawi-romawi, romawi, sama fiksi remaja ," ucap Aiko saat melihat sampul novel dan deskripsi yang sudah mudah ditebak, "lo emang pencinta novel romantis, ya?"
"Suka-suka dong," ucap Alleta sambil mengambil alih tas belanjanya.
"Tapi makasih ya, udah mau beli novel gue, besok langsung gue ganti uangnya," ucap Aiko lalu disambut senyumannya.
"Sama-sama, udah yuk ke Starbucks , gue udah laper," ucap Alleta yang langsung masuk ke mobil yang dilakukan juga oleh Aiko.
Aiko yang menyetir, karena Aiko yang sudah dibuka tujuh belas tahun, sedangkan Alleta segera menerima.
Sesampainya di Starbucks , mereka memesan makanan Roti Tuna Pedas, Debu Mutiara Vanila Macaron, Chicken Gourmet Pesto Panini , dengan minuman Orange Drink dan Blue Drink .
(JIKA KALIAN TIDAK TAU SEPERTI APA, CEK SAJA DI INTERNET)
"Ayo, kita mesen banyak banget, berapa harganya, menunya mana coba?" tanya Aiko yang menerima menu spesial uangnya kurang yang langsung diberikan Alleta daftar menu harga.
Roti Tuna Pedas : 35.000
Debu Mutiara Vanila Macaron : 32.000
Ayam Gourmet Pesto Panini : 34.000
Jeruk Minuman : 30.000
Minuman Biru : 30.000
Total Harga: 161.000
Buset, makan gini aja udah habis uang 200 ribu , batin Aiko saat menjumlahkan semua harga menu yang mereka pesan.
"Alleta, ini uang gue tinggal 75 ribu lho," ucap Aiko setelah mengisi daftar harga menu.
"Ya udah,"
"Ya udah?"
"Pakai kartu kredit gue aja," lanjut Alleta dengan santainya.
"Eh, tapi gue ngerasa ga enak sama lo."
"Udah gapapa kok, santai aja."
"Tapi gue janji menunggu disekolah gue bayar."
"Hm .."
Saat pesanan datang, mereka langsung dikirim, saat sedang makan, Alleta melihat seorang pria datang lalu memesan sesuatu di kasir yang sedikit membuat Alleta menyipitkan mata.
Bryan? Apa mungkin itu Bryan? Tapi kalau Bryan kok ga ngabarin kalau udah pulang, ya? batin Alleta suka mengatasi cowok tersebut
Tatapan Alleta tidak lepas dari gerak-gerik cowok tersebut, hingga Aiko yang membuat Alleta tersadar.
"Oi! Lo ngapain sih? Habisin nih, terus kita pulang," ucap Aiko yang sedikit membuat Alleta terkejut.
"Ko, lihat deh cowok itu," ucap Alleta sambil menunjuk cowok tadi, "hampir mirip kayak Bryan."
"Mana? Hampir mirip doang kalik, lagian Bryan masih di Bandung," ucap Aiko yang tidak berhasil menemukan cowok yang ditunjuk Alleta.
"Yah udah keluar," ucap Alleta saat melihat cowok ini masuk ke mobil sambil membawa minuman yang tadi dia pesan, disaat itu Alleta berusaha menghafalkan plat nomor mobil tersebut.
"Kasian deh lo, udah ga usah dipikirin mending cepet habisin nih makanan."
Sesampainya dirumah bak Istana tersebut, Alleta menyambut pelayan yang meminta pintu, setelah masuk Alleta langsung merebahkan diri di sofa sambil menerima Televisi, lalu dua pembantu menghampiri Alleta.
Keluarga Alleta memang memiliki banyak pembantu dan pelayan, juga pengawal , namun pengawal hanya ada saat ayah Alleta pulang, maka dari itu hari ini tidak ada pengawal sama sekali saat ini di ayah Alleta sekarang tinggal di Singapura untuk perusahaan yang ada di sana.
"Non Alleta mau makan dulu?" tanya Fitri, pembantu menunggu 37 tahun yang sangat dekat dengan Alleta.
"Gak, Alleta udah kenyang, oh iya, mama mana ya?" tanya Alleta yang sadar tidak mendengar suara mamanya.
"Nyonya pergi sama non Viona ke rumah sakit, katanya tidak Viona ada yang sakit," jawab Siti, pembantu menerima 39 tahun yang hanya dibalas anggukan kecil dari Alleta.
"Non Alleta mau di pijitin?" tanya Fitri.
"Boleh, Alleta capek," ucap Alleta lalu membantunya luruskan di sofa.
Siti memijat pundak Alleta, sedangkan Fitri memijat kaki Alleta.
Drttt ... drttt ...
_Kakkel ngeselin calling_
Alleta sebenarnya tidak ingin menjawab telepon tersebut, namun karena dia tidak suka telepon, akhirnya Alleta memilih mengangkat telepon tersebut.
"Halo, ada apa ya kak?" tanya Alleta setelah menempelkan handphonenya ke telinga.
"Nanti malem, sibuk ga?" tanya Derren ke poin tanpa suka basa-basi.
"Ga ada sih, paling cuma baca-baca buku atau novel aja," ucap Alleta jujur.
"Pergi yuk?"
"Ha ?! Pergi? Sekarang? Aduh maaf kak, tadi habis aja pergi sama Aiko jadi ga bisa, gue capek."
Derren terkekeh kecil, "ga sekarang, Alleta."
"Nanti malem, gimana?" lanjut Derren.
"Duh, gimana ya kak? Bukannya gue nolak, TAPI ga tau boleh ATAU ga sama nyokap," ucap Alleta Yang sebenarnya Ingin tegas menolak, namun Alleta also Punya etika hearts menolak.
"Udah .. ga usah ambil pusing, gue nanti yang ngomong sama mama kamu, sampai ketemu jam setengah akhir," ucap Derren lalu memutuskan koneksi telepon.
"Aduh, gimana dong? Gue ga mau bikin Aiko cemburu, lagian ngapain sih dia ngajakin gue pergi?" ucap Alleta yang frustasi sendiri.
"Alleta .." ucap Lita, ibunda Alleta yang baru saja pulang.
"Mama?" ucap Alleta lalu mencoba duduk dari memulai rebahan saat mamanya sudah masuk ke dalam rumah.
Sementara Fitri dan Siti hanya sedikit menunduk untuk Lita, layaknya ratu yang diterima saat datang.
"Bi Sumi .." ucap Lita memanggil pembantu yang lain.
"Iya, nyonya? Ada apa?" tanya bi Sumi yang datang dari arah dapur, pembantu mengambil 52 tahun yang sangat dekat dengan Lita bahkan dibuat orang kepercayaan Lita.
"Ini belanjaan makanan taruh didapur, sekalian dipilihin ya, yang harus ditaruh kulkas apa aja, yang harus kamu cuci buat nanti makan malam apa aja," ucap Lita sambil membuka tas belanjanya.
"Siap, nyonya." Bi Sumi langsung menuju dapur untuk mengerjakan tugas yang diberikan Lita.
"Kak, kakak tadi pulang sekolah kemana dulu? Kalau mau Vio ajak jenguk temen Vio juga lho," ucap Viona, adik Alleta yang masih kelas 8 dan bersekolah di SMP Terang Bangsa.
"Kakak pergi ke Gramedia sama kak Aiko, sekalian mampir ke Starbucks ."
"Widih .. yang udah dikasih kartu kredit unlimited mah bebas .."
"Ihh .. apaan sih dek."
"Udah-udah, Alleta cepet mandi sana," ucap Lita saat melihat anak-anak masih menggunakan seragam sekolah.
"Ya udah deh, Viona ke kamar dulu," ucap Viona yang langsung masuk ke kamarnya yang ada dilantai dua.
"Bi Laras! Bi Ambar!" teriak Viona yang membuat pelayan yang bernama Laras dan Ambar datang menghampirinya.
"Viona mau tidur, pijitin di kamar sampai Vio pules tidurnya," ucap Viona lalu naik ke lantai dua menerima Laras dan Ambar.
"Oh iya, ma .. Alleta diajak sama kakak kelas Alleta pergi nanti malem," ucap Alleta yang berusaha tenang.
"Berapa orang?"
"Aku sama dia doang."
"Cowok apa cewek?" tanya Lita yang mulai menyilangkan tangan di d**a.
"Cowok," ucap Alleta dengan gugupnya.
Duh, pasti mama marah nih, lagian ngapain sih Derren ngajakin gue cari segala, bikin repot aja, tapi mau mama nolak, gue bisa punya alesan buat nolak ajakan Derren , batin Alleta sambil melihat mamanya, gugup.
"Boleh-boleh aja, asal kamu beliin mama tas bermerek merk Chanel , nanti foto tasnya mama kirim," ucap Lita yang sedikit membuat Alleta kaget, bukan karena permintaan dibelikan tas, tapi mau dibolehkan Alleta pergi.
“Ha? Kok dibolehin sih ma? Harusnya ga dibolehin,” ucap Alleta yang membuat Lita bingung dengan tingkah rupa.
"Lah, kamu akan minta izin mama, ya mama bolehin lah."
"Udah sekarang kamu mandi, terus kerjain tugas jika ada jika ga ada baca-baca buku pelajaran dulu, terus sebelum jam kakak kelas kamu angkutan kamu juga harus udah rapi, sana ke kamar."
Semua dengan berat hati hanya dapat sesuai dengan perintah dan langsung menaiki tangga menuju kamarnya yang ada di dilantai dua menerima Siti dan Fitri.
-------------------------------------------------- ---------
¹. Apa buku apa yang kamu beli?