“Iya. Itu pun kalau kamu mau,” jawab perempuan paruh baya itu dengan tegas. Aku gak mau dipenjara, aku juga gak mau jadi babu dia? Ya Tuhan, aku harus gimana ini? “Rhe, sudahlah ini kan salah kamu. Lebih baik, kamu pilih ngurus dokter Ari aja sampai sembuh.” Gadis itu pun menggeleng dengan kuat. “Nggak mau, Bun. Masa aku jadi babunya dia sih? Pokoknya, aku gak mau dua-duanya,” elaknya. “Terus, kamu mau dipenjara malu-maluin orang tuamu?” Anissa pun menatapnya dengan tajam. “Bunda gak ada bela-belain aku gitu pakai pengacara atau apa kek? Masa melihat anaknya menderita nggak ada rasa kasihan-kasihannya?” “Bunda sudah memohon ke Tante Imel dibilang gak ada kasihannya? Sudah, lebih baik kamu bantuin penyembuhan dokter Ari saja.” “Tapi, Bun—” “Gak usah tapi-tapian, berani berbuat beran