EMPAT

944 Words
malam yang semakin larut tak membuat duvessa mengantuk,dirinya pun berdiri di balkon kamar lantai 2,perlahan terukir senyum tipis di bibir tipisnya,wajahnya yang cantik makin cantik dan berseri,mata yang biasa menatap setiap orang dengan tatapan tajam itu pun perlahan terlihat damai dan menenangkan bagi siapapun yang melihatnya,duvessa yang tak pernah memperlihatkan dirinya yang sekarang ini pada siapa pun,kini dia memperlihatkannya pada langit malam,tuhan pun sudah cukup banyak melihat hal ini dari duvessa,mungkin bahkan setiap waktu,perlahan angin membelai rambutnya,hingga rambutnya menyapu pipi nya yang tirus. "hah,akhirnya aku bisa bebas dan aku tak akan pernah kembali ke neraka itu lagi,sekalipun aku susah dan tak punya uang untuk makan,aish,kenapa gk ku fikirkan ini dari dulu,hah,terimakasih tuhan atas semua yang kau berikan padaku sekarang." awan yang awalnya menutupi bulan bersama dengan cahayanya,kini mulai beranjak dari hapadan bulan dan membiarkan sinarnya memancarkan cahaya ke permukaan bumi yang gelap ini,wajah duvessa pun juga ikut di sinari oleh cahaya bulan dan dirinya begitu terlihat sangat bahagia,senyum itu semakin lebar dan di tambah lagi dengan mata yang penuh kebahagiaan,dirinya begitu terlihat semakin cantik dari sebelumnya,perlahan suasana di sekitarnya mulai sepi dan samar-samar suara jangkrik terdengar olehnya,duvessa pun berbalik dan berjalan masuk kemudian menutup pintu,tak lama dia pun berbaring dan tertidur. keesokan harinya,dirinya bangun agak kesiangan,setelah selesai membereskan tempat tidurnya,dia pun langsung menuju kamar mandi,selesai mandi dan berpakaian,duvessa bergegas turun dari kamarnya,mengambil sepeda yang terparkir di bawah tangga,dengan sepeda itu dia menunu swalayan yang tak jauh dari tempat tinggalnya yang sekarang,sesampainya di swalayan,dia langsung memilih bahan-bahan masakan beserta bumbu-bumbu pelengkapnya juga,saat semua yang dia beli sudah lengkap,dia pun menuju kasir membayar tagihan atas belanjaannya,setelah selesai belanja,duvessa langsung mengayuh sepedanya dengan santai hingga cukup lama di jalan,sesampainya di rumah,dia langsung memasak untuk dirinya,tak lama makanannya masak,duvessa pun memakannya sendiri hingga makanan di hadapannya habis termakan olehnya. "hah,ternyata nafsu makanku naik 3x lipat.." saat tengah bersantai di ruangan makan,terdengar suara bel berbunyi beberapa kali,duvessa berlari menuju utama yang sedikit jauh dari tempat makan,terlihat di luar sana ada seorang pria yang berdiri tengah memencet bel,duvessa dengan segera membukakan pintu di hadapannya. "oh,ada yang bisa saya bantu..?" "aku melihat tulisan di depan,kalau ini tempat latihan taekwondo,apa masih bisa menerima orang lagi.." "oh masuklah dulu,kita bicara di dalam saja.." "terimakasih.." duvessa pun melangkah menuju tempat duduk di depannya dan menyuruh pria itu ikut duduk di kursi sebelahnya,memberikan minuman kaleng yang berada di sampingnya. "minumlah,sepertinya kau tertekan.." "oh tidak nona,aku hanya sedikit lelah saja karna perjalanan ke sini.." "oh,baiklah,jika kau ingin belajar di sini,kau harus mengingat kata-kataku ini.." "apa itu nona.." "taekwondo tidak untuk mencari lawan,tidak untuk di pamerkan,tidak di gunakan untuk balas dendam,dan taekwondo itu mempelajarinya butuh kesabaran,apa kau bisa.." ”saya sanggup nona,lagi pula saya hanya ingin melindungi diri saya ketika ada bahaya menghadang.." "hmm,baiklah,ini dokumen pendaftarannya,isi lah semuanya dengan sangat lengkap,dan admnya nanti setelah kau tanda tangan berkas itu,semua biaya sudah ku tulis di sana.." "baiklah nona,akan saya baca sebentar.." duvessa memberikan pria itu beberapa waktu untuk membaca semua yang tertulis di sana,30 menit kemudian,pria itu selesai membaca dan menandatangani kertas itu,kemudian memberikan uang admnya kepada duvessa,duvessa mengambil salah satu copyan kertas itu untuk di simpan nya dan yang satu lagi di berikan kepada pria tadi. "baiklah,jika kau mau ikut latihan sore ini,silahkan datang jam 3 sore,jika kau sungguh lelah hari ini,datang besok saja,tak apa.." "baiklah nona,aku akan datang besok,aku sedikit lelah nona.." "baiklah,sampai jumpa besok,selamat bergabung di tempat latihan ini.." "ya nona,sama-sama,saya permisi dulu.." "baik,Hati-hati lah di jalan.." Pria itu pun pergi dari sana,duvessa pun menuju ke aula latihan dan mengatur alat-alat untuk latihan,membersihkan semua peralatan yang sedikit kotor,kemudian menata tempat peralatan yang di perlukan,tak terasa jam sudah menunjukan hampir jam 3,duvessa segera berlari menuju kamarnya dan mengganti pakaian,satu persatu semua juniornya datang dan memulai pemanasan,setelah otot mereka telah cukup lemas,mereka mulai latihan dengan teknik dasar terlebih dahulu,baru setelah itu melakukan gerakan yang extreim,duvessa terus mengarahkan mereka dengan sangat serius dan hati-hati sekali,terlihat di wajah juniornya itu merasa sangat senang dan mereka juga begitu serius serta berhati-hati,mereka sangat menyukai ajaran duvessa,tak pernah duvessa sekalipun marah walaupun mereka terkadang membuat kesalahan,hingga mereka biasa dengan sikap dingin duvessa.malam pun datang dengan sangat cepat sekali,mereka pun selesai latihan. "senior,kami pulang dulu,sampai jumpa besok senior.." "ya,hati-hatilah di jalan.." "ya senior,selamat malam.." duvessa pun hanya mengangguk dan terus melihat mereka hingga hilang dari pelupuk matanya,setelah tempat itu kosong,duvessa mengunci semua pintu lantai 1 dan mematikan lampunya,dirinya menuju kamarnya yang berada di lantai 2,dia membersihkan diri dari keringat yang lengket di kulit,merendamkan diri di dalam bathtub dengan air hangat. "sangat lelah sekali aku hari ini,untung saja mereka semua pintar,hah,aku harus tidur setelah ini.." selesai mandi,duvessa memakai pakaian tidurnya lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk di hadapannya,beberapa detik kemudian dirinya tertidur pulas,perlahan di bibirnya teukir senyum manis,mungkin mimpi indah tengah menghampirinya malam itu,hari yang sangat melelahkan itu pun berakhir,cahaya bulan pun menembus awan dan menyinari sudut dunia malam itu,angin yang tenang pun mewakili perasaan duvessa yang bermimpi indah. keesokan harinya,duvessa terbangun dengan badan yang sedikit lemas,dia mencoba berdiri namun dia kembali jatuh saat mulai melangkah,keringat mengucur di dahinya,wajahnya sangat pucat sekali,perlahan-lahan dia mulai berdiri lagi dan tak sengaja menyenggol tumpukan buku di sampingnya,duvessa pun mengambil ponselnya yang ikut terjatuh dari rak buku itu juga,dirinya bingung harus menghubungi siapa,tak mungkin untuknya meminta bantuan kepada ezra lagi setelah dia meninggalkan adiknya itu,sesaat dia melihat kartu nama seseorang di depannya,tanpa fikir panjang,duvessa langsung menelfon nomor di kartu itu,seseorang menjawab telfon itu. "aa-aku duves-sa,to-long a-aku,a-a.." belum sempat menyelesaikan omongannya,duvessa pun terbaring dan suranya tak bisa keluar karna kondisinya sudah sangat lemah dan ponselnya tergeletak begitu saja di lantai,dan terdengar suara orang yang di telfon itu sangat panik,wajah duvessa semakin pucat dan nafasnya perlahan mulai melemah,tak terdengar lagi suara di sekelilingnya,dirinya kini benar-benar sudah tak sadarkan diri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD