PART. 1 NAURA SANDRINA
"Menikahlah dengan saya! Hanya untuk enam bulan saja! Saya bayar kamu 200 juta. Setelah ulang tahun saya, tiga bulan lagi, perusahaan ini jatuh ke tangan saya. Tiga bulan kemudian kita berpisah. Kamu bebas melakukan apa saja." Naura menatap lekat ke arah pria di hadapannya. Pria yang sudah tiga bulan bekerja di perusahaan sebagai supir. Naura sudah minta pertimbangan asisten pribadi, dan juga orang dekatnya. Pria mana yang bisa dipercaya sebagai suami bayaran untuknya.
Asisten pribadi, dan beberapa orang dekat, mengusulkan pria yang ada di hadapannya. Pria yang usianya dua kali lebih tua daripada Naura. Tapi menurut mereka pria ini bisa diatur. Tidak banyak tingkah. Dan yakin mau untuk dijadikan suami bayaran sementara.
"Kenapa saya yang ibu pilih untuk menjadi suami bayaran. Usia saya dua kali lipat usia ibu. Apa itu tidak mengganggu. Apa ibu bisa percaya dengan saya. Karena saya baru tiga bulan bekerja di sini." Pria itu menanyakan hal yang sudah diperkirakan oleh Naura. Naura sudah siap dengan jawabannya. Jawabannya yang ia persiapkan dengan asisten pribadinya.
"Saya hanya perlu suami bayaran. Yang bisa memberikan saya status istri. Tidak lebih dari itu. Saya tidak menuntut kamu untuk memberikan saya sesuatu. Saya hanya ingin kamu menjaga nama baik saya selama kita menikah. Cukup itu saja." Jawaban yang sederhana, dan jelas tidak bertele-tele. Karena saat ini Naura memang hanya membutuhkan status istri. Bukan yang lainnya.
"Saya terlalu tua, tidak pantas untuk ibu." Pria itu menolak secara halus tawaran Naura. Menurutnya sangat tidak pantas, gadis muda itu menuntutnya menjadi suami bayaran. Bos nya itu tidak tahu apa-apa tentang dirinya. Tentang kehidupan sebenarnya.
"Saya memilih yang lebih tua. Untuk mencari yang tidak bertingkah aneh-aneh nantinya. Ini hanya pernikahan sementara. Enam bulan saja. Tidak lebih dari itu. Tidak perlu kamu jawab sekarang. Saya beri waktu dua hari untuk memikirkannya." Naura memberi waktu untuk pria itu berpikir. Naura tahu usia pria itu 44 tahun, sementara usianya sendiri 22 tahun. Tapi usia bukan halangan, karena hanya untuk suami bayaran. Kekasihnya yang kuliah di luar negeri sudah setuju. Karena kekasihnya tidak bisa pulang, harus menyelesaikan kuliahnya dulu. Mereka berjanji akan menikah, setelah sang kekasih menyelesaikan studinya. Karena ijazah studi dari luar negeri itu adalah syarat pernikahan bagi mereka yang diminta oleh orang tua kekasihnya.
"Beritahu saya. Apa yang harus saya lakukan saat saya menjadi suami Ibu. Sebagai bahan pertimbangan saya untuk memikirkannya?' Pria itu minta penjelasan lebih rinci apa yang harus ia lakukan kalau menjadi suami Naura.
"Yang pasti kamu tidak memiliki tugas sebagaimana suami biasa. Kamu akan bekerja sebagai asisten pribadi untuk sementara. Karena asisten pribadi saya akan pensiun. Kamu harus menemani saya kemanapun. Hanya itu." Naura menjelaskan secara sederhana apa yang harus dilakukan pria itu kalau menjadi suami bayarannya.
"Tidak lebih dari itu?" Pria itu lebih meyakinkan lagi tentang tugasnya.
"Tidak. Tapi sebagai asisten pribadi kamu wajib menjagaku dengan baik, karena banyak pria di luar sana yang sering menggoda. Entah itu dari rekan bisnis, ataupun dari lingkungan saya." Naura harus memastikan pria itu mengerti apa yang ia inginkan. Jangan sampai pria itu tidak mengerti. Lalu sembarangan saja melakukan tugasnya. Untuk beberapa waktu asisten pribadinya akan membimbing pria itu. Walaupun hanya untuk sementara, sebelum mencari asisten baru nantinya.
"Baiklah. Saya minta waktu untuk memikirkan dulu." Pria itu bersedia untuk memikirkan tawaran Naura. Hal itu membuat Naura tersenyum. Walaupun belum pasti diterima. Tapi setidaknya sudah terlihat kalau pria itu mulai tertarik.
"Ya. Silakan pikirkan dulu." Naura berdiri dari duduknya, pria itu juga berdiri.
"Saya permisi, Bu. Terima kasih, selamat siang." Pria itu melangkah pergi meninggalkan Naura. Pria itu membuka pintu, lalu menutupnya kembali. Naura kembali duduk. Diambil map yang berisi keterangan tentang pria itu. Naura membaca lagi apa yang tertulis di sana, untuk lebih memastikan tentang biodata lengkap pria itu.
Nama pria itu, Muhammad Azzam Narendra. Usianya 44 tahun. Ayah dari 2 orang anak. Istrinya meninggal 5 tahun lalu. Tidak dijelaskan kenapa istrinya meninggal. Tidak dijelaskan juga berapa usia anaknya. Yang jelas, keluarganya tinggal di Banjarbaru Kalimantan Selatan, karena alamat KTP nya di sana
Naura penasaran, berapa usia anak pria itu. Apakah masih SD, SMP, atau ada yang sudah SMA.
"Aduh. Tidak penting mengetahui hal itu. Pernikahan kami hanya sandiwara dan sesaat saja." Naura menutup map di hadapannya.
Naura menyandarkan punggung di sandaran kursi kerjanya. Usianya baru 22 tahun. Jadi sarjana sejak 2 tahun lalu. Ia termasuk gadis yang pintar sehingga bisa jadi sarjana dalam usia muda.
Sejak lulus SMA, Naura sudah masuk ke perusahaan yang ditinggalkan ayahnya. Ia mendapatkan bimbingan dari orang kepercayaan ayahnya. Sedang nenek dan kakeknya, orang tua almarhum, tidak tinggal di kota ini. Mereka tinggal di Surabaya. Sementara orang tua ibunya, tinggal di Amerika. Kakeknya orang Amerika, neneknya orang Indonesia.
Naura cukup merasa nyaman dibimbing oleh sahabat ayahnya. Usia ayahnya memang jauh lebih tua dari ibunya. Andai saat ini masih hidup, usia ayahnya sudah 65 tahun, sedang ibunya 45 tahun. Meski jarak usia jauh tapi mereka sangat bahagia. Sampai kecelakaan mobil itu terjadi dan membuat Naura menjadi yatim piatu.
Untungnya Naura terbiasa hidup mandiri. Dan sudah membantu di perusahaan sejak masuk kuliah. Walaupun hatinya sedih dan terluka karena ditinggal meninggal oleh kedua orang tua. Tapi Naura tahu, ia tidak boleh berlarut-larut. Perusahaan membutuhkan perhatiannya. Apa yang ditinggalkan orang tuanya harus dijaga. Jangan sampai jatuh ke orang yang tidak bertanggung jawab. Naura tahu, saudara ayahnya ingin mengambil perusahaan. Mereka ingin perusahaan dijual, dan dibagi oleh mereka. Naura tentu saja menolak, karena itu perusahaan warisan ayahnya. Ia akan berusaha sekuat tenaga mempertahankan. Meski apapun yang terjadi. Walau harus bertarung dengan mereka, para paman dan bibi serta nenek dan kakeknya. Ayahnya sudah mengalah, terlambat menikah demi membiayai kuliah adik-adiknya. Sekarang adik-adiknya ingin mengambil harta warisan ayahnya. Tentu saja Naura menolak. Ia akan berusaha mempertahankan miliknya.
Syarat yang harus ia penuhi, agar bisa segera memegang perusahaan, dan perusahaan segera menjadi miliknya, ia harus menikah secepatnya. Batas waktunya hanya beberapa bulan lagi. Saat usianya 23 tahun. Jika usia itu ia belum menikah, maka perusahaan akan diambil oleh nenek dan kakeknya. Karena itu, Naura memilih untuk mencari suami bayaran. Karena kekasihnya saat ini sedang menuntut ilmu di luar negeri. Tidak bisa pulang, dan belum boleh menikah. Hanya suami bayaran yang bisa jadi jalan keluar. Naura sudah meminta izin kepada kekasihnya, kekasihnya setuju, dengan catatan, tidak boleh ada hubungan lebih dari sekedar asisten pribadi di antara mereka.
*