Aku melangkahkan kakiku memasuki rumah. Berjalan pelan sambil menimbang-nimbang apa yang ada di dalam pikiranku. Aku tidak punya banyak waktu, tapi aku tentu tidak ingin direndahkan seperti tadi. Tidak, orang-orang seperti Seira tidak boleh dibiarkan berkuasa begitu saja. Aku adalah Keana, mana mungkin orang sepertiku bisa direndahkan? Seira dan teman-temannya harus membayar atas apa yang terjadi padaku. Aku sudah mencoba sabar tapi dia memang bukan orang yang patut mendapatkan itu semua. “Keana? Kamu dari mana?” Aku menghentikan langkahku karena rasa kaget akibat suara yang tiba-tiba terdengar di ujung pintu. Mataku memicing ketika menemukan Kak Dean sedang berdiri di sana sambil menatapku bingung. Hei, bukankah dia sedang ada janji bermain futsal dengan Kak Vero? Apa yang dia lakuk