Jingga hanya diam menatap Keenan. Ada kerinduan yang sangat dalam ia rasakan. Keenan menarik tubuhnya dan memeluknya erat. "Aku tidak mau lagi jauh darimu Jingga. Cukup sudah belasan tahun aku menyianyiakan waktuku," Keenan berbisik pelan. "Gadis cantikku. Selamanya," Keenan mengecup hidung Jingga lembut. "Aku memang serakah. Padahal kamu sekarang ada di sisiku, tapi aku ingin lebih dan lebih," Keenan memainkan hidungnya menyentuh hidung Jingga. Jingga hanya tertawa, "Kamu berani sekali memintaku tidur bersamamu? Apa kata ayah dan Om Abdul kalau mereka mendengarnya?" "Ah aku takut. Tapi, kamu janji akan melindungiku bukan?" Keenan memeluknya erat. Ia memutar tubuhnya hingga Jingga ada di bawah tubuhnya. "Aku akan melindungimu, seperti juga kamu melindungiku," Jingga tersenyum.