Jingga membuka dan menutup modul pendidikannya. Ia tidak bisa konsentrasi. Bagaimana ini? Hatinya tidak tenang dan gundah gulana. Lagi lagi ia menangis. Jingga merasa sedih sendiri. Keenan, apa kamu menyukai Cyra? Kalau iya, aku bagaimana? Aku sudah jatuh cinta semakin dalam. Hatiku sakit kalau ternyata kamu memiliki perempuan lain. Semoga perasaanku ini salah. Jingga menghapus air matanya. Ia kembali mencoba berkonsentrasi dan membaca modul pendidikannya. Tapi matanya buram. Air mata menghalangi pandangannya. Matanya berulang kali membalikkan dan menatap ponselnya. Ia berharap ada telepon dari Keenan. Tapi, tidak ada. Jingga menarik nafas panjang dan kembali membalikkan ponsel itu. Ia duduk di lantai menatap buku di meja pendek sebelah tempat tidurnya. Tatapannya koson