Keenan melihat kalau sosok keduanya sudah masuk ke dalam restoran. Tapi... Ia tidak ingin melepaskan pelukannya. Perlahan, ia membelai rambut Jingga. Entah perasaannya saja atau tidak, tapi Jingga seperti bersandar di dadanya. Mereka diam mematung. Hanya tangan Keenan yang bergerak berulang kali membelai rambut perempuan di dadanya itu. Jantungnya seperti mau meledak! Keenan memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya, "Aku tidak ingin melepaskan pelukan ini." Jingga menengadahkan kepalanya dan menatapnya dengan lembut, "Ka-kalau begitu, ja-jangan lepaskan." Keenan merasakan matanya berkaca kaca. Luapan rasa bertahun tahun lamanya seperti keluar begitu saja. Jingga, andai kamu tahu kesedihanku selama ini. Tapi, hari ini, semua terbayarkan! Ia merasakan kalau Jingga kembali be