“Kamu marah kan? Jadi, pastikan kamu ceraikan Kiran, dan jangan berurusan dengannya lagi, kalau kamu mau bertahan karena anak, berikan saja perjanjian kepada Kiran, jika anakmu lahir, di berikan kepadamu. Kamu dan Siska akan merawatnya,” kata Dania menggelengkan kepala. “Mbak, udahlah. Aku juga tidak perduli pada apa pun yang Kiran lakukan.” “Terus, kamu mau biarkan ini terjadi? Nggak marah? Yakin?” tanya Dania menatap adiknya itu. “Mbak tidak akan memahaminya, sudahlah. Aku tidak mau membahas ini lagi,” kata Anka. “Sekarang … kalian pulang lah. Aku mau kembali bekerja.” “Kamu mau pergi gitu aja? Nggak antarin kami pulang?” “Aku banyak pekerjaan, Mbak,” jawab Anka. “Mbak duluan saja, sama Siska dan sama Ibu. Kalian naik taksi saja.” “Mas, besok aku mulai bekerja ya,” kata Siska menat