Syafana menuruni tangga hendak ke dapur, ia melihat putranya itu sedang duduk sendirian di ruang tengah sementara Kiano dan Kanaya sudah berangkat sekolah. Ksatria yang membantu ayahnya untuk mengurus perusahaan sementara Kirana memilih untuk menjadi seorang dokter karena impiannya ingin menjadi seorang dokter spesialis anak. Namun semua impiannya itu sirna karena kesalahannya sendiri. Syafana duduk di hadapan putranya, ia tersenyum dan meraih majalah bisnis yang biasanya mereka baca, ada juga majalah fashion yang biasanya disukai olehnya sendiri. "Kamu tidak berangkat kerja, Nak?" tanya Syafana. Ksatria menggeleng. '"Tidak, Mom, sepertinya hari ini aku di rumah saja, kebetulan jadwalku kosong." "Lalu apa yang akan kamu lakukan hari ini selagi jadwalmu kosong?" Syafana kembali bertany