Kirana pulang ke rumahnya dan melihat suaminya itu tengah duduk di ruang tengah, menyadari kepulangan Kirana, Anka berusaha tidak perduli, Kirana hendak melangkah menuju tangga, dan naik ke kamarnya, namun suara deheman Anka terdengar dan menghentikan langkah kakinya. Kirana berbalik dan menatap suaminya. “Dari mana kamu?” tanya Anka. “Kamu hanya perlu menjawabnya, aku tidak menanyakannya karena menganggapmu istri.” “Memangnya pernah kamu anggap aku istri?” Pertanyaan itu melukai harga diri Anka. Ia akhirnya menyesal telah menanyakan hal itu. Anka mengelus leher belakangnya dan berusaha tetap teguh pada pertanyaannya, ia ingin tahu kemana istrinya dan kenapa baru pulang jam segini, sementara ia yang bekerja saja sudah di rumah sejak tadi. “Jawab saja pertanyaanku,” kata Anka. “Aku da