06. Tuan Muda Pradana

1230 Words
Tyo mengajak Ditha menghampiri rekan-rekannya yang sedang berkumpul di dekat booth minuman. Dua orang pria tampan dan berperawakan tinggi tegap serta seorang wanita yang sangat cantik. Wanita itu berwajah oriental yang mulus seperti artis Korea. "Hello guys, thanx for coming." Tyo menyapa ketiga rekannya. Memberikan bro hug kepada kedua pria dan memberikan pelukan hangat juga kepada sang wanita. Sepertinya mereka semua sudah sangat akrab. "Oiya kenalin, ini Praditha adikku yang baru lulus kuliah. Tokoh utama pesta kali ini." Tyo memperkenalkan Ditha kepada teman-temannya. "Halo salam kenal," Ditha menyapa mereka bertiga sedang senyuman lebar terkembang. Siapa tahu senyumannya bisa bikin seseorang kepincut kan ya? "Salam kenal," si gadis Korea menjawab dengan ramah. Sedangkan kedua pria tampan tadi hanya tersenyum dan menganggukkan kepala sopan. "Ini Cecilia Tang dari Ciputra Group, Irza Wismail bos muda Wismail Group, dan Ardi Pradana promotor Bisnis Park proyek kerjasama kita." Tyo memperkenalkan satu persatu temannya pada Ditha. Mas Ardi! Akhirnya ketemu juga! Kalau kamu sih, gak usah dikenalin juga udah kenal kali! Kau yang selalu di hati! Perhatian Ditha auto fokus ke arah Ardi. Dua orang lainnya jadi terlupakan deh. Dipandanginya wajah tampan yang terlihat sangat maskulin itu. Perpaduan antara profil wajah ras Kauskasia, mata yang sangat tajam berwarna hazelnut brown, hidung mancung, bibir tipis yang menggoda, serta tulang rahang yang kokoh. Membentuk suatu kesatuan utuh bagaikan mahakarya ciptaan Tuhan yang sempurna. Penampilan Ardi tidak banyak berubah selama sepuluh tahun ini bagi Ditha. Malah Tuan Muda Pradana itu jadi makin ganteng dan berwibawa. Tua-tua keladi, Makin tua maki nagih! Duh jadi pengen peluk dan bawa masuk kamar! Eh ngapain ke kamar yak? Gak tahu deh yang penting dikekepin aja di kamar, dilihatin sampe puas hehehe. "Jadi gimana perkembangannya, Di? Sudah beres semua belum proses pembangunannya?" Irza bertanya kepada Ardi. "Kalau masalah pembangunan fisik, tanyain langsung nona pemborong aja lah." Ardi melemparkan giliran menjawab pada Cecil. "Untuk gedung milik Pradana dan Hartanto sudah kelar. Selanjutnya milik Sampoerna dan Wismail yang sekarang sedang dalam pengerjaan." Cecil menjawab menggantikan Ardi. "Berapa bulan lagi kira-kira kami bisa loading properties?" Tyo ikut penasaran bertanya. "Maksimal tiga bulan. Setelah itu kami masih perlu membangun gedung milik MarcusCo dan Ciputra. Baru deh finishing Park-nya." Cecil menjelaskan time line pekerjaan konstruksi yang digarapnya. "Eh si Nick itu bisa dipercaya kan, Cil?" Ardi kembali bertanya pada Cecil. Memastikan tentang Nicholas Marcus, teman Cecil yang merupakan pimpinan Perusahaan MarcusCo. "Iya, aku juga rada gimana gitu kalau kerjasama ama bule," Tyo ikutan menyuarakan kecemasannya. "Haduh kapan majunya kalian kalau gak berani join ama foreigner? Justru orang luar itu jarang ada yang curang kayak orang lokal." Irza yang kali ini berpendapat. Memang Wismail Group ini sudah mendunia cakupan bisnisnya. "Irza bener. Jujur saja ya, aku lebih suka berbisnis dengan orang luar atau keturunan. Bukannya rasis sih, tapi memang kalau sama orang lokal kebanyakan excused." Ceicil sang CEO Ciputra Group wilayah Timur, membenarkan ucapan Irza. "Kecuali kalian-kalian lho ya," cepat-cepat gadis cantik itu menambahkan ucapannya sambil mengedipkan mata nakal kepada ketiga teman 'pria lokal'-nya. Demi mendapatkan kerlingan mata dari gadis cantik nan menawan seperti Cecilia Tang, mau tak mau ketiga Tuan Muda itu jadi salah tingkah. Yah at least hal itu bisa membuktikan kalau ketiganya pria normal kan? Kalau gak bereaksi justru malah meragukan. Ditha mau tak mau jadi kagum saat mendengar dan melihat cara Cecilia berbicara dengan para pria kelas atas itu. Dia tak kalah cakap dan berwibawa dalam hal memimpin perusahaannya dengan para pria. Wajah cantik, otak cerdas, serta aura pemimpin yang jelas memancar dari tubuhnya. Perpaduan yang sangat pas untuk menjadikan sosoknya bak seorang Ratu. Keren banget dia! Aku pasti bisa kayak gitu nanti! Ditha bertekad dalam harinya. Pembicaraan mereka terus berlanjut tentang bisnis kerjasama yang sedang mereka jalankan. Ditha yang tidak tahu menahu hanya bisa mesam-mesem sambil curi-curi pandang ke Ardi. Lumayan kan daripada bengong gak ada kerjaan, ntar malah kesambet setan lagi. Secara garis besar Ditha dapat menangkap inti dari konsep kerjasama bisnis mereka. Ardi sebagai promotor utama, menggagas berdirinya sebuah kawasan industri yang diberi nama Pradana Bisnis Park. Para teman-temannya yang lain ikut menjadi investor yang menanamkan modal dalam jumlah besar sekalian juga mendirikan anak perusahaan di kawasan itu. Kebahagiaan Ditha memandangi wajah tampan Ardi terusik karena tiba-tiba datanglah seorang wanita yang menghampiri pria itu. Wanita itu langsung menempel dan dekat-dekat dengan Ardi. Berbisik sesuatu ke telinga Ardi, lalu menautkan lengannya ke lengan Ardi. Bergelayut manja disana bahkan juga meletakkan kepalanya di pundak Ardi. Hal yang membuat Ditha semakin kesal adalah Ardi terlihat sama sekali tidak terlihat risih atau keberatan dengan tingkah wanita itu. Bahkan Tyo, Cecil dan Irza juga biasa saja melihat pemandangan itu. Duh siapa sih cewek ini, kok keganjenan banget? Kamu siapanya Mas Ardi Oiiii? Ditha mengamati sekali lagi 'Si wanita ganjen'. Lumayan cantik sih, eh bukan lumayan lagi, malah cantik banget dengan wajah kebule-buleannya. Rambutnya model keriting gantung kecoklatan yang trendi. Dan satu lagi, bodinya sangat sexy dan proporsional. Dengan sekali lihat saja, Ditha jelas kalah telak dari pesonanya. "Laras, lagi gak enak badan." Ardi menjelaskan apa yang terjadi pada teman-temannya. "Bawa duduk aja dulu, istrirahat." Cecil menyarankan. "Gak usah, aku disini saja sambil nungguin dia ... " wanita yang bernama Laras itu semakin erat memeluk Ardi dan bersandar kepadanya. "Beneran kamu kuat?" Ardi bertanya masih khawatir. Laras hanya mengangguk ringan sebagai jawaban. Sepertinya memang dia sedang tidak sehat. Tapi tetap saja Ditha jadi panas juga melihat wanita itu nempel kayak perangko pada Ardi, pujaan hatinya. "Laras?" Tak lama kemudian seorang pria tampan lainnya datang menghampiri gerombolan mereka. Pria itu membawa banyak sekali makanan manis di tangannya, sepertinya habis berkeliling booth desert. "Ras, kamu kenapa?" buru-buru pria itu menyerahkan piring kue-kue yang dibawanya kepada Cecil dan Irza. Kemudian menghampiri Laras yang masih bersandar kepada Ardi. "Mas Mahes ... " Laras langsung melepaskan pegangannya dari Ardi dan berganti memeluk pria yang bernama Mahes itu. "Kamu gak pa-pa?" tanya Mahes mengamati wajah Laras dengan lekat-lekat. "Mual banget," jawab Laras manja. "Bawa pulang dia ke hotel, Hes." Ardi memberikan saran kepada Mahes. "Iya kasihan sekali dia, sepertinya lemes banget." Cecil menyetujui pendapat Ardi. "Oke deh, aku pamit duluan ya semuanya." Mahes pamit undur diri lebih awal kepada teman-temannya. "Get well soon, Laras." Irza menjawab pamit Mahes. "Kamu bisa jalan? Apa perlu aku gendong?" tanpa menunggu jawaban Laras, Mahes langsung menggendongnya di depan tubuh. Gendongan ala bridal style yang romantis abis. Kemudian pria itu berjalan cepat-cepat meninggalkan pesta. Nani? Otoke? What's Going On? Aya Naon? Seluruh prosesor sel otak Ditha bekerja dengan cepat untuk mencoba mencerna kejadian yang baru saja terjadi di hadapannya. Ada apa ini? Dan sebenarnya siapa wanita bernama Laras tadi? Dia itu apanya Mas Ardi? Terus pria bernama Mahes tadi juga siapanya? Enak bener ya diperhatikan dua cowok ganteng kayak gitu sekaligus? "Laras lagi hamil muda, makanya tadi dia minta ambilkan macam-macam kue sama Mahes, suaminya." Ardi menjelaskan keadaan yang baru saja terjadi agar teman-temannya tidak cemas. "Poor Laras, padahal tadi dia baik-baik saja." Cecil terlihat khawatir akan keadaan Laras. "Iya biasanya memang mendadak mual dan lemas. Agak rewel dia hamilnya." Ardi membenarkan. "Lalu si Laras ini sebenarnya siapanya Mas Ardi?" Ditha sudah tak dapat menahan rasa penasarannya. "Laras itu sebelum jadi Larasati Hartanto, dulunya Larasati Pradana. Dia adiknya Ardi." Tyo yang kali ini menjelaskan kepada Ditha. "Oooh ... " Ditha jadi kegirangan mengetahui hubungan Ardi dan Laras ternyata saudara kandung. Yes! berarti ini artinya Ardi masih single kan? Masih bisa digebet kan? Tunggu aku Mas Ardi! I'm coming for you!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD