16. Young Bisnisman Group

1445 Words
Cecil memulai ceritanya dengan nada yang dramatis sambil memamerkan senyuman malu-malu di wajah cantiknya. Bahkan sesekali dia juga melirik Ardi sehingga membuat pria tampan itu terlihat sedikit salah tingkah. Tingkah mereka berdua membuat semua yang hadir mendengarkan cerita semakin berpikir dan berspekulasi kemana-mana. "Waktu itu Ardi masuk ke ruangan kantorku, asli aku kaget dan surprise banget. Ardi Pradana datang berkunjung? Gak salah makan ini anak? Asli syok banget aku waktu melihat dia. Udah Ge-Er dan berdebar gak karuan juga jantungku rasanya. Apalagi waktu dia berjalan mendekat dan menyodorkan buket bunganya padaku." "Ardi waktu itu cuma bilang sebuah kalimat singkat, Cil please terima yah." Cecilia sengaja memberikan jeda untuk menciptakan efek semakin dramatis. "Aku speachless banget. Makin bingung dibuatnya. Masa iya sih Ardi mau nembak aku? Perasaan gak pernah keliatan pendekatan atau itikad romantis sebelumnya. Saking penasarannya aku mau saja untuk menerima buket itu." "Did you know what i got? Apa kalian tahu apa yang kudapatkan?" Cecil memberikan umpan balik kepada para pendengar. Berteka-teki penuh misteri. Membuat semua yang mendengar semakin kepo dan penasaran dengan apa yang terjadi diantara mereka berdua. "Apa? Dia ngasih kamu apa?" Laras sudah tak sabar mendengar kelanjutan cerita itu. Yang lain juga menunjukkan minat yang sama tingginya. "Aku terima buket bunga itu, aku ciumi wangi bunganya yang harum sampai aku sadari ada sesuatu yang terselip di balik buket bunga. Apa coba yang terselip di sana? Secarik kertas ... Love letter kah?" "Noooo ... Ternyata bukan surat cinta yang aku dapat melainkan sebuah surat kontrak kerja! Asyem banget kan? Kena aku dikerjain sama Ardi. Parah banget asli dia hahaha!" Ceicil tertawa ngakak tak tertahankan kali ini, tidak lagi menjaga image dan penampilan cantiknya yang bagaikan Ratu. "Siapa yang gak melting coba digituin?" Cecil mengakhiri kisah tentang rayuan maut Ardi padanya dua tahun yang lalu, yang sangat dramatis dan fenomenal. Semua yang hadir dan mendengarnya langsung ikut tertawa meledak-ledak bersama tanpa dapat ditahan lagi. Mereka membayangkan bagaimana ekspresi wajah Ardi saat menyerahkan buket bunga dengan wajah seriusnya. Lebih ngakak lagi untuk membayangkan bagaimana reaksi Cecil saat menerima buket bunga dan mendapati surat kontrak kerja dibalik buket bunga itu. Asli, benar-benar unpredictable banget memang kelakuan Ardi Pradana ini. Hanya Ditha yang tidak tertawa mendengar cerita Cecil. Dia malah deg-degan dan menyimak dengan seksama sampai akhir cerita. Rasa lega seketika membuncah di dalam hatinya begitu mengetahui akhir cerita. Ternyata Mas Ardi gak jadi sama Cecilia Tang? Yes aman berarti! Eh, tapi dia beneran masih jomblo apa nggak ya? "Gila! Parah banget kamu, Di! Aku aja belum tentu berani pakai cara licik kayak gitu untuk merayu Cecil." Tyo mau tak mau harus mengakui kenekatan Ardi. "Hehe tapi sukses kan?" Ardi ikut tertawa ringan menanggapi reaksi terkejut dari teman-temannya. "Mau gimana lagi coba? Kita kan sudah abis-abisan waktu itu. Aku gak bisa mikir lagi siapa yang bisa dimintai tolong. Cuma Cecil yang kepikiran di otakku waktu itu." Ardi menjelaskan alasan tindakan anehnya. Ditha yang mendengar cerita aneh bin absurd ini juga merasa takjub. Sama sekali tak mengira bahwa seorang Ardi Pradana bisa melalukan tindakan ekstrim seperti itu. Kirain dia orang cool, kaku dan membosankan. Ternyata bisa sejahil itu juga ya? Aaaahhhh kamu makin gemesin Mas Ardi. Pengen bungkus. Bawa pulang pakai karet dua, emangnya beli rujak hehe. "Kaget aja si awalnya. Kalau inget sifat Ardi memang kayaknya gak mungkin bakal ada personal matter, pasti urusan bisnis ... Tapi yang aku herankan Pradana grup kan juga punya perusahaan konstruksi ngapain malah proyek gede begini diserahin ke Ciputra?" Cecil menceritakan keraguannya saat membaca kontrak kerja waktu itu. "Perusahaan sih ada tapi duitnya gak ada, ludes waktu itu." Ardi mengakui kelemahan finansialnya waktu itu. "Ardi is the most crazy gambler I ever know. Ardi itu adalah penjudi paling gila yang aku kenal." Nick Marcus ikut menyeletuk menanggapi. "But I know he is very clever and talented as a bussinesman. So I have no doubt to bet on him." Nick menjelaskan alasan bahwa Ardi sangat cerdas dan berbakat sebagai bisnisman. Membuatnya tak ada keraguan untuk melakukan pertaruhan. "You right. Beneran gila emang dia. Bisa-bisanya sampai all out ngabisin semua duitnya dalam satu proyek." Tyo menyetujui. Tapi entah mengapa insting bisnis Tyo mengatakan bahwa proyek ini bakalan sukses. Alhasil dia akhirnya turut andil mengucurkan dana dalam jumlah yang tidak sedikit untuk join. "Tapi aku setuju sama prinsip Ardi. All or nothing." Irza ikutan mendukung Ardi. "Ardi itu seperti jendral perang yang handal. Makanya aku kepincut juga buat menanamkan investasi gede ke proyek miliknya. Karena yakin kalau proyek ini bakalan sukses besar." "Aku jadi gak nyesel nerima buket bunga fenomenal itu hehe." Cecil ikutan menyetujui pendapat mereka. "Bener banget itu. Sekalian aja kita menyelam bersama, mati tenggelam bersama atau malah nemuin permata dan sukses bersama juga. Seru juga kan hehe." Mahes memberikan kesimpulan dari pembicaraan mereka. Tentang kepercayaan, persahabatan mereka semua yang tergabung dalam sebuah grup eksekutif muda. Young Businessman Group. "Untung aja semua berjalan lancar. Tak ada masalah atau kerugian yang berarti. Makasih banget lho buat kalian semua atas kepercayaannya." Ujar Ardi dengan tulus kepada para sahabatnya. "Thank you very much for all your supports, guys. Terima kasih banyak untuk semua dukungan kalian. Makasih banget juga udah nyempetin datang ke acara ini." Ardi mengangkat gelas wine nya untuk mengajak bersulang para tamu dan sahabat karibnya. Para tamu langsung menyambut ajakan Ardi untuk bersulang dan minum dari gelasnya masing-masing. Termasuk Ditha yang juga ikut menikmati segelas soft drink yang terasa cukup memabukkan karena dipadukan dengan melihat pemandangan indah wajah Ardi. Sungguh pesonamu mampu membuat mabuk kepayang, Mas Ardi! Ditha sudah senyam-senyum sendiri sambil memandangi wajah Ardi. "Nanti perusahaan kami yang di bisnis park, akan dipegang oleh Ditha dan Wira. Makanya sekalian aja aku mau kenalin dia pada kalian semuanya di acara ini." Tyo menjelaskan peranan Ditha bagi proyek kerjasama mereka. "Mohon bantuan dan bimbingannya ya kakak-kakak sekalian." Ditha sedikit membungkuk tubuhnya untuk memberi penghormatan kepada para senior bisnisnya. "Bagus sekali. Nanti bisa barengan sama Linggar, adikku belajarnya. Dia juga baru mulai terjun ke dunia ini. Nggar, kamu ada temennya tuh." Ardi juga ikut mengenalkan Linggar kepada rekan-rekan bisnisnya. Linggar juga melakukan penghormatan yang sama seperti yang dilakukan Ditha sebagai salam perkenalannya. Pria itu juga menambahkan sebuah senyuman indah bak iklan pasta gigi kepada Ditha, berkilauan. Senyuman yang mampu membuat Ditha tertegun sejenak sebelum cepat-cepat mengalihkan pandangannya dari Linggar. Bahaya banget, jangan sampai bertatapan sama dia! Bisa silau atau bahkan terpesona. Selanjutnya Ardi, Linggar dan Laras sebagai keluarga inti Pradana mohon pamit dari gerombolan tamu VIP itu. Sebagai tuan rumah, tentunya mereka harus menyapa dan beramah tamah dengan semua tamu-tamu lainnya. "Eh Hes, Ardi udah punya pacar belum? Kira-kira mau gak ya dijodohin sama Ditha?" Tyo tiba-tiba menyeletuk pada Mahes saat Ardi sudah menjauh dari mereka. "Hmm ... Kayaknya si belum ada," jawab Mahes. Yes! Yes! Yes! Fix dia jomblo! Saatnya kita beraksi ini Maimunah! Saatnya kita taklukkan the one and only Ardi Pradana! "Ih mas Tyo apaan sih ... " Ditha memprotes ucapan kakaknya dengan semburat rona merah malu-malu dari wajahnya tak dapat disembunyikan lagi. Di mulut sih protes, tapi lain lagi di dalam hati. Ditha sudah jingkrak-jingkrak kegirangan mendengar usulan perjodohan dari Tyo ini. Mau! Aku mau dijodohkan sama Mas Ardi! "Aku juga pernah bilang pada Ardi pingin jadiin dia sebagai adik ipar." Irza tiba-tiba menyeletuk dengan tanpa dosa, membuat semua yang mendengarnya menjadi sangat kaget. "Haaah? Seriusan, Za? Buat si Kika, adik perempuanmu itu? Bukannya dia udah tunangan sama si Johanh Astin?" Cecil ikutan kepo mendengar cerita dari bos Wismail Group itu. "Sebagai kakak, daripada Johanh jelas aku lebih memilih Ardi lah. Kalau Jo sama aja kaya si Tyo tu kelakuannya. Walau sekarang sudah tobat si, sudah jinak." Irza menjelaskan keinginan pribadinya yang menginginkan pasangan yang baik bagi adiknya. "Terus gimana reaksi Ardi?" Mahes ikutan kepo. "Ardi datar saja reaksinya. Mungkin Ardi mengira aku cuma becanda, soalnya Kika sudah bertunangan sama Jo waktu itu." jawaban Irza langsung dibalas dengusan kecewa dari teman-temannya karena mendengar akhir cerita yang tidak seru. Irza tidak pintar membumbui cerita, gak kayak Cecil yang bisa bercerita dengan serunya tadi. "Berarti You must have a wife, Tyo. Biar cepat tobat. As soon as possible," Nick tiba-tiba ikutan menyeletuk kepada Tyo dengan bahasa campurannya yang sedikit janggal untuk didengar oleh telinga. "Aku masih setia nungguin Ceicil kok. Kamu kapan siap untuk dilamar, Cil?" Tyo malah menjawab dengan rayuan gombal ala buaya darat kepada Cecil. Rayuan yang mampu membuat gadis itu terang-terangan bergidik dan memberikan pandangan tidak suka yang menusuk pada Tyo. "In your dreams!" jawab Cecil dengan ketusnya. Mau tak mau semua yang hadir jadi ikut tertawa ngakak melihat Tyo sang Playboy kelas wahid ditolak mentah-mentah seperti itu. Bahkan Ditha yang paling keras menyuarakan tawanya tanpa bisa tertahankan lagi. Kapok! Rasakan kamu Mas Tyo! Ditolak mentah-mentah sama Cecilia Tang!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD