Irish berjalan lemas menyusuri koridor, entah rencana Tuhan apa lagi yang sudah di gariskan untuk dirinya. Al sudah menjelaskan semua mengenai kesalahpahaman Santi terhadap ucapan Al tadi malam. Tidak ada yang bisa ia lakukan, biar Al yang mengatur segalanya dan bicara pada sang Mama. Yang hanya bisa ia lakukan adalah diam, ikuti saja alurnya. Rasa patah hatinya masih terasa sangat sakit, sepertinya ia memiliki luka dalam yang di akibatkan oleh pria tidak ada otak bernama Adnan. "Itu kan Irish? Iya gak sih?" Suara bisikan ringan terdengar samar-samar di telinga Irish, gadis itu menghentikan langkahnya lalu menoleh ke samping, menatap dua orang gadis yang tengah menatapnya dengan kening yang mengerut. Ke dua gadis tersebut berjalan mendekatinya, Irish menatapnya dengan intens. Wajah merek