"Apa aku subcon? Kenapa Respati bilang kalau subcon dan empath seperti kutub yang berlawanan?" Kinan bingung sendiri.
"Aku tidak mengerti. Semuanya serba membingungkan," Kinan akhirnya diam berbaring di lantai dengan buku buku di kiri kanannya.
"Ingatan terakhirku adalah saat tertidur enam bulan lalu. Dan, hari itu rasa rasanya jadi hari pertama aku mengetahui soal Gem milikku yang berubah warna," Kinan mengingat.
"Setelah itu, aku memiliki hubungan dengan Respati, yang mana aku lupakan kejadiannya," Kinan bicara pada dirinya sendiri.
"Jadi yang memancing Gem ini mengeluarkan sinarnya adalah saat koneksiku dan Respati muncul," Kinan mengerutkan keningnya.
"Sebelumnya tidak terjadi bukan? Gem ini tidak pernah berubah warna bukan?" Kinan bertanya pada dirinya sendiri.
Kinan memejamkan mata dan berpikir. Umurku sekarang dua puluh sembilan tahun. Mama memberikan Gem ini di usianya yang ketujuh belas. Sudah dua belas tahun Gem ini menjadi liontin yang selalu aku kenakan.
Dan selama itu, tidak pernah ada kejadian apapun yang membuatku merasa memiliki kemampuan khusus.
Kinan bangkit dari lantai, "Ah berpikir membuatku lapar."
Ia bergerak ke arah dapur dan mengambil sebuah apel. Kinan langsung menggigitnya. Rasanya aku terlalu malas untuk memotongnya.
Kinan bersandar di meja dapur. Ia merasakan kesunyian di penthouse yang besar itu.
Aku baru tersadar, kenapa tidak ada pembantu atau siapapun yang membersihkan penthouse ini ya? Apa Respati tinggal sendiri di sini sebelum menikahiku? Bagaimana caranya membersihkan tempat sebesar ini?
Kinan menarik nafas panjang. Hidupnya setelah menikah tidak seperti yang dibayangkan.
Setelah apelnya habis, Kinan teringat ucapan Respati untuk mengingat hubungan mereka melalui foto. Ia pun mencari album pernikahan mereka.
"Ada! Ketemu!" Kinan menariknya keluar dari lemari.
Foto foto pernikahannya dengan Respati membuktikan kalau hubungan mereka sungguhlah nyata. Ia membuka buka album foto tersebut dan memperhatikan betapa bahagia dan bersinar sinar sekali dirinya di foto itu.
"Tentu saja kamu pasti bahagia! Kamu menikahi Respati Mandaka Dierja! Kenapa juga kamu tidak bahagia?" Kinan tergelak sendiri.
Dalam foto itu, ia melihat sahabatnya, Dianti. Ah ya, bagaimana hubunganku dengannya selama enam bulan ini ya? Dua hari ini tidak pernah menghubunginya.
Apa Dianti baik baik saja?
Kinan bergegas mengambil ponselnya dan membuka aplikasi pesan. Ia pun mencari nama Dianti. Ternyata mereka baik baik saja dan saling bertukar pesan apa adanya.
Dianti tahu apa yang terjadi atau tidak yang terjadi padanya? Ah, aku harus bertanya pada Respati dulu sebelumnya. Ini tidak bisa sembarangan ia bicarakan.
Kinan melanjutkan membaca pertukaran pesan antara dirinya dan Dianti. Ada satu hal yang membuatnya merasa kaget. Ada pembahasan mengenai mimpi.
Dianti : Aku meneleponmu berkali kali, tapi tidak juga kamu angkat.
Dianti : Help. Aku terbangun karena mimpi aneh.
Dianti : Aku meneleponmu karena kamu selalu bisa mengartikan arti mimpi.
Kinan : Sori, aku baru membaca pesanmu. Aku telepon ya.
Aku baru teringat, ya itu benar. Dari dulu, aku selalu bisa memahami arti dari mimpi. Apakah ada kemampuan Wala yang bisa membaca mimpi? Apakah itu subcon?
***
Respati kembali ke kantor.
Satu minggu lagi, aku dan Kinan akan pergi ke Danau Mori. Segala pekerjaan penting harus segera aku selesaikan.
Ia pun berkonsentrasi untuk mulai bekerja. Sampai, tiba tiba, ia merasakan ada emosi aneh mendekat.
Respati terdiam dan mulai memblokir emosinya.
Pintu ruangannya ada yang mengetuk. Ternyata Tikta.
"Ya," Respati bertanya.
"Bapak, ada tamu," Tikta tersenyum penuh makna.
Respati langsung tahu emosi aneh apa yang ia rasakan barusan. Sepertinya tamu ini adalah seorang Wala juga.
Emosi yang ia rasakan adalah rasa cinta yang bercampur benci.
Respati hanya mengangguk dan mempersilahkan siapapun itu masuk ke ruangannya. Ia tahu kalau Tikta tidak mungkin membiarkan sembarangan orang menemuinya.
"Hai Res," sesosok perempuan bertubuh tinggi dan berkulit putih muncul.
Respati hanya tersenyum simpul. Safira datang mendekat dan mengecup pipinya, "Aku kembali."
"Duduk. Kapan kamu kembali?" Respati mempersilahkannya duduk.
"Baru saja," Safira tersenyum.
"Aku ingin menemuimu. Setelah sekian lama," Safira kembali tersenyum. "Aku baru saja merasakan kembali kemampuanku yang sempat menghilang."
"Kesedihan karena kamu menikah membuatku tidak bisa berbuat apa apa," Safira mendekat ke arah Respati dan menggenggam tangannya.
"Aku putuskan untuk mencari cara agar koneksimu terputus," Safira berbisik pelan.
Respati berdiri dan melepaskan genggaman tangan Safira, "Hentikan! Apa yang terjadi dulu, biarlah berlalu. Jangan kamu terus mengejarku. Tidak mungkin koneksiku dan istriku terputus."
"Bisa saja. Aku tahu caranya," Safira tersenyum lebar.
Respati hanya diam.
Ada kebencian yang begitu besar ia rasakan dari tubuh Safira. Entah benci pada siapa...
***
Kinan melanjutkan membaca mengenai subcon dan alam mimpi.
Subcon dan alam mimpi seperti tak terpisahkan. Hanya seorang subcon yang bisa menafsirkan makna sebuah pengalaman bawah sadar tersebut.
Apakah mimpi suatu hal yang mustahil?
Saat mata terpejam dan pengalaman bawah sadar melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra dengan aktif, saat itulah mimpi bisa menjadi firasat.
Mimpi dapat menjadi firasat terjadinya peristiwa pada masa mendatang, entah itu baik maupun buruk.
Alam bawah sadar bisa menghadirkan pesan-pesan dari masa depan tentang apa yang akan terjadi dalam kehidupan seseorang.
Sejak dahulu kala, mimpi juga merupakan petunjuk spiritual yang membawa seseorang memasuki dimensi yang berbeda.
Dimensi yang hanya seorang Subcon bisa memasukinya. Subcon akan mengalami fenomena lucid dreaming.
Kinan mencari tahu apa itu lucid dreaming. Ternyata artinya adalah fenomena ketika seseorang menyadari sepenuhnya bahwa dirinya sedang bermimpi.
Iya, aku sering seperti ini. Saat bermimpi, semua terasa nyata.
Kinan melanjutkan membaca mengenai lucid dreaming.
Ketika subcon mengalami mimpi lucid, dia akan menyadari sedang bermimpi saat mimpi tersebut masih berlangsung, bahkan kadang-kadang mampu mengubah lingkungan dalam mimpinya atau mengendalikan beberapa aspek dalam mimpi tersebut.
Subcon juga dapat merasakan emosi ketika bermimpi, misalnya emosi takut dalam mimpi buruk. Atau emosi bahagia kala mengalami mimpi menyenangkan.
Seorang Subcon dapat menggunakan mimpi untuk mengukur kadar kejujuran seseorang. Semakin jujur seseorang ketika terjaga, semakin benar pula mimpi dalam tidurnya.
Kinan terdiam. Sepertinya, aku memang seorang pemimpi? Seorang subcon...
Rasanya tak sabar untuk bisa membahas semua ini dengan suaminya.
Semoga Respati bisa pulang lebih awal.
Kinan tiba tiba merasakan Gem miliknya menyala sesaat dan ia pun memejamkan mata mencoba merasakan apa yang terjadi,
Seketika, matanya terpejam dan ia pun terkulai lemas. Tubuhnya seperti tertidur namun pikirannya hidup.
Ia mendengar ada suara mama yang berbisik di telinganya.
Gem milikmu adalah istimewa.
Kamu satu satunya.
Jadeite terakhir di zaman ini.