WALA

1126 Words
Respati mulai serius, "Aku akan cerita dari awal. Dan berharap siapa tahu saja kamu akhirnya bisa mengingat kembali." "Aku dan kamu adalah WALA. Kita memiliki kemampuan khusus. Aku si pembaca hati. Kamu? Entahlah." "Yang pasti, sejak kita menikah, aku dan kamu pernah membahasnya. Sejak pembicaraan kita itu, kamu bertekad untuk mencari tahu soal kemampuanmu." "Si pemilik Gem memang harus mencari tahu sendiri. Apa kemampuannya? Apa yang mereka bisa? Itu harus dirasakan sendiri." "Biasanya kemampuan ini diturunkan dari garis ibu. Mamamu dan kamu memiliki kemampuan yang sama. Seperti juga aku dan mamaku." "Selain itu, setiap Wala memiliki apa yang disebut GEM. Jenis Gem juga biasanya diturunkan dari garis ibu. Apakah itu Alexandrite, Jadeite atau pun Opal." "Lalu soal warna. Nah, ini yang tadi aku ceritakan. Warna tiap Gem berbeda beda, warnaku biru. Kamu hijau." "Warna Gem ini menunjukkan garis keturunan setiap Wala. Saat kamu menikahiku, warnamu akan berubah biru. Sesuai warnaku." "Dan, itu tidak sembarangan sayang. Aku tidak bisa menyukai sembarang perempuan. Ada tali tak terlihat yang secara tidak langsung akan membuat setiap Wala yang berlawanan jenis jadi terkoneksi." "Seperti aku dan kamu," Respati mencium bibir Kinan dengan lembut. "Sejak aku pindah ke tanah air tercinta ini. Batu milikku bersinar beberapa kali. Itu seperti sinyal kalau ada yang menyukaiku. Aku, si pembaca hati," Respati tersenyum. "Namun, suatu hari, batuku berubah hijau. Itu pertanda kalau jodohku seseorang dengan Gem hijau dan orang itu berada di dekatku. Aku mencari dan mencari. Bahkan mencoba membaca setiap perasaan perempuan yang melintas di dekatku. Tapi tidak ketemu." "Hingga satu malam, aku begitu kaget. Ada seseorang yang sepertinya meneriakkan perasaannya hingga aku bisa merasakannya dengan jelas," Respati tertawa. "Itu awal aku mendekati istriku." "Siapa?" Kinan mengerutkan keningnya. "KAMU Kinan! Siapa lagi. Apa ada perempuan lain di sini?" Respati celingukan. Kinan hanya tertawa. "Memang apa yang kamu rasakan dengan jelas. Apa yang aku ungkapkan?" Kinan penasaran. "Kamu mengucapkan : Respati Mandaka Dierja, bahkan namamu juga keren.. Mungkinkah kamu menjadi suamiku?" Respati mengumpamakan cara Kinan bicara, "Itu yang kamu rasakan bukan?" "Hah serius? Kamu mendengarnya?" Kinan kaget sekali. Respati tertawa, "Aku tidak mendengarnya seperti orang bicara langsung di telingaku. Tapi aku merasakannya." "Bahkan Gem milikku dengan jelas berubah hijau malam itu. Dan, mungkin saja Gem milikmu juga berubah biru malam itu," Respati melanjutkan ceritanya. Kinan merah padam, "Oh ini memalukan sekali!" "Tidak memalukan. Karena ungkapan perasaanmu itu yang membuatku tahu harus mencari kemana. Then, I found you!" Respati tersenyum. "Ah, aku ingin tahu apa yang terjadi setelah malam itu!" Kinan semakin penasaran. "Tidak! Kamu harus mengingatnya sendiri," Respati menggelengkan kepalanya. "Ingatanmu harus kembali. Aku tak mungkin menceritakan setiap detail yang terjadi dalam hubungan kita." Kinan hanya diam dan menghela nafas, "Satu lagi, kamu bilang kalau warna Gem milikku akan berubah mengikuti warna milikmu. Tapi kenapa malam itu, milikmu berubah hijau?" Kinan kembali bertanya. "Itu tidak permanen. Itu hanya sinyal yang dikirimkan Gem lain yang terkoneksi denganku. Jadi itu semacam petunjuk kalau jodohku seseorang dengan Gem hijau. My Jadeite! Kamu!" "Saat aku menemukanmu, Gem milikku akan kembali biru. Dan milikmu lama kelamaan akan berubah biru. Apa kamu mengerti?" Respati membelai rambut istrinya. "Aku mengerti, hanya saya, rasanya aku tak percaya," Kinan menatap Respati dengan wajah bingung. "Aku harus bagaimana sekarang?" Kinan meminta jawaban. "Kalau dalam pembicaraan awal kita, setelah kita menikah, kamu berniat untuk mencari tahu tentang kemampuanmu. Sayangnya, sampai saat ini, kamu merahasiakannya dariku soal perkembangannya. Jadi, aku tidak tahu sejauh mana kamu sudah mengetahuinya," Respati menerangkan. "Apa tidak bisa kamu membaca isi kepalaku?" Kinan merajuk. "Pikiran dan hati berbeda sayang. Kemampuanku tidak sejauh itu," Respati tersenyum lebar. "Aku bisa tahu niat seseorang, apa baik atau buruk. Tapi aku tidak tahu langkah yang akan dia lakukan. Sederhananya seperti itu." "Nah, mengenai apa yang terjadi padaku, apa kamu yakin kalau aku lupa ingatan? Ini semua bukan mimpi?" Kinan memastikan. Respati tertawa dan mencubit pipi istrinya, "Sakit tidak?" "Agak," Kinan tersenyum. "Apa mimpi akan membuatmu merasa sakit?" Respati kembali bertanya. "Tidak," Kinan menggeleng. "Jadi, ini mimpi bukan?" Respati balas bertanya. "Bukan," Kinan mengangguk tapi kemudian menggeleng. Respati hanya tertawa, "Rhod sedang menelusuri semuanya. Kita akan tahu dengan segera. Tapi, aku yakin ada yang intervensi ingatanmu." "Oh iya, siapa Rhod?" Kinan kembali bertanya. "Dia Wala yang memiliki Gem Bloodstone. Kemampuannya adalah menetralkan ketidakseimbangan," Respati menjelaskan. "Jadi, apapun yang mengganggumu hingga membuatmu lupa ingatan, bisa ia netralkan, Apa yang ia lakukan seperti me-reset sebuah kejahatan dan membuatnya seperti tidak pernah terjadi," tambahnya. "Semoga saja Rhod bisa menetralkan ingatanku. Aku tidak ingin kenangan kita hilang dari memoriku," Kinan memeluk erat Respati. "Aku juga tidak mau. Dan yang utama, aku tidak mau siapapun yang melakukannya, bisa membuatmu jadi melupakanku. Tidak hanya soal kenangan, tapi juga sosokku. Aku tidak mau kamu melupakan keberadaanku," Respati bicara perlahan. "Oh, apa itu mungkin terjadi?" Kinan langsung takut. "Aku bisa merasakan ada niat jahat di sini. Tapi, apa rencananya, aku tidak tahu. Sungguh tidak tahu," Respati menggelengkan kepalanya. "Itu sebabnya aku memintamu agar tidak keluar dan bepergian sendiri. Aku sudah merasakan niat jahat ini selama beberapa minggu," Respati menarik nafas panjang. "Apa yang orang jahat itu akan lakukan padaku?" Kinan semakin ketakutan. "Jangan takut. Ada aku di sisimu. Aku akan membuat Gem miliknya menjadi abu dan dia akan kehilangan kemampuannya," Respati menatap mata Kinan, "Aku boleh melakukannya kalau memang dia terbukti sudah melakukan kejahatan." Kinan hanya memeluk erat Respati. Membayangkan kehilangan memori mengenai sosok Respati, sama saja seperti kehilangan suaminya seutuhnya. Karena kalau ia tidak bisa mengingat suaminya, sama artinya kalau Respati Mandaka Dierja tidak pernah ada dalam hidupnya. *** Janggala berbaring di apartemennya. Ia memejamkan mata sambil berbaring di tempat tidur Oh, Kinanti! akan ada waktunya kita berjumpa. Dan, saat itu, kamu akan merasakan kalau aku jauh lebih baik dari Respati. Ia bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil map yang berisi data Kinan. Janggala kembali berbaring sambil membaca dan menatap apa yang ada di dalam map tersebut. Kamu tidak bisa terus selamanya bersembunyi di penthouse milik Respati. Ada waktunya kamu keluar, dan saat itu, aku akan menemuimu. Dan, tak lama Gem milikmu akan berubah hitam. Janggala tersenyum lebar. Di telapak tangannya ada sesuatu yang ia genggam dengan kuat. Sesuatu dengan pancaran sinar putih. *** Kinan melihat ke sampingnya. Respati suda tertidur dengan nyenyak. Oh.. Hidupku berubah setelah menikah. Bagaimana mungkin kalau ternyata aku memiliki kemampuan khusus? Aku seorang Wala? Kenapa mama tidak pernah cerita soal ini? Apa yang terjadi? Kenapa merahasiakannya tapi memberikan liontin ini padaku? Kinan mencoba memejamkan mata dan akhirnya tertidur. Dalam tidurnya, bayangan gelap memenuhi mimpinya dan melihat kalau liontin miliknya berubah hitam. Kinan langsung terbangun. Rasa cemas seperti mengalir di tubuhnya. Ia memeluk Respati dengan erat. "Entah kenapa, meski memoriku seperti baru mengenalmu, tapi hatiku dan tubuhku merasa kalau kita begitu dekat. Aku ingin selalu bersamamu dan mengingatmu seumur hidupku," Kinan mengecup kening Respati dan mengelus Gem di pergelangan tangan suaminya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD