37. Senyum yang Menular

1976 Words

Pak Davka berangsur pulih. Dia hanya sakit dua hari, dan hari ini dia bilang sudah bisa berangkat ke kampus. Yudisiumku sudah selesai, mendaftar wisuda pun juga sudah. Sesuai jadwal, hari ini aku dan Pak Davka akan membahas tuntas tentang pematangan aplikasi dan kapan aku berangkat ke Jakarta. Aku dengar lombanya diajukan satu minggu dari jadwal yang seharusnya. “Wah ... ini pesertanya beneran laki-laki semua, Pak?” aku tak bisa menyembunyikan rasa kagetku ketika melihat daftar peserta di file pdf yang baru saja Pak Davka kirim padaku. “Tidak semua, ada perempuannya empat orang, salah satunya kamu.” “Dan yang ketiga lainnya anak SMA?” Pak Davka mengangguk. “Iya.” “Sama saja itu, Pak, dari empat orang cuma saya yang mahasiswa. Itu artinya ketiganya bukan saingan saya. Semua lawa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD