“Kek, kita sudah sampai di alamat yang tertera di kertas ini,” kata sang supir seraya memberikan kertas tersebut kembali ke pria tua yang berada di belakangnya. Pria tua itu memberikan beberapa lembar uang untuk membayar ongkos taksi tersebut kemudian mengambil kertas tersebut dan turun dengan tongkatnya. Matanya memandangi rumah besar yang berada di hadapannya ini, rasanya ia ingin sekali cepat-cepat bertemu dengan anak dan juga cucunya yang sepertinya sudah besar sebesar Ae Ri. Tok..tok..tok Suara pintu membuat sang empunya rumah langsung membukakan pintu tersebut, namun alangkah terkejutnya perempuan yang melihat pria tua itu. “A-ayah? Bagaimana kau bisa sampai di Seoul??” tanya wanita itu dengan rasa terkejut yang masih belum hilang juga. Terang saja ia kaget karena selama puluhan