"Siska." Hari itu .... Siska tersenyum manis, akhirnya Flora mau menyapa lebih dulu. Yang mana setelahnya, Flora julurkan tangan terlampir kertas undangan. "Datang, ya." Begitu. Sebagaimana saran Om Wala. "Eh, apa, nih?" "Titip juga buat Kak Zaky." Undangan itu sudah Siska terima, yang dia baca. "What ... kamu nikah, Ra?!" Ah, iya. Flora senyum yang tidak dibuat-buat. "Nikah, sih, udah. Tinggal resepsi aja. Datang, lho, ya." Siska membaca lagi nama yang tertera di sana. "Bentar ... ini nama om-om yang biasa antar jemput kamu waktu SMA dulu, bukan?" Oh, iya. Flora mengangguk. "Suami aku." Siska menutup mulutnya dramatis. "Serius?" Memandang Flora dan kemudian bilang, "Bukan karena frustrasi gara-gara Kak Zaky sukanya sama aku dan kami jadian, kan, Ra? Kamu sampai nikah sama om