"Dia TY Annisa, aku yakin.”
“Tapi, kenapa dia diam saja dan tidak mendatangi kamu?”
Luna tidak tau lagi harus menjawab apa lagi. Ia merasa sulit mempercayai itu. Cerita itu dibawakan dengan style yang sama intonasinya juga sama persis Luna hafal dengan hal itu.
“Bagaimana dia, Annisa?” tanya Luna tiba-tiba.”
“Tampan, Lun,” jawab Annisa berbisik saat anak-anak mulai bertepuk tangan riuh.
Tirta sendiri tampak malu-malu, Annisa bisa menyimpulkan bahwa selama ini Tirta pasti tak pernah bermain dengan anak-anak. Lalu, bagaimana dia memiliki cara bercerita yang sangat hidup?
“Sungguh, Annisa ... bagaimana matanya?” tanya Luna lagi.
Annisa terdiam sejenak, jarak mereka cukup jauh dan itu membuat Annisa tak dapat menyimpulkan bagaimana warna bola matanya. Apakah cokelat seperti warna ma
