Dimas memalingkan wajahnya, menyembunyikan senyum bahagia di bibirnya, ia rasa istrinya masuk ke dalam permainannya. Jangankan untuk pulang ke rumahnya sendiri,bahkan Dimas rela lakukan apapun demi bisa kembali bersama Difa. Lain dengan Difa yang kembali ragu dengan keputusannya,berat rasanya menutupi rasa kecewanya, tapi bayangan betapa lemahnya anak itu di atas ranjang rumah sakit sungguh menyesakan hatinya. Anak itu menjadi alasan dia pergi meninggalkan Dimas dulu,bahkan Difa harus kehilangan bayinya karena kondisi stress yang ia miliki kala itu. Tidak, Difa tak boleh menyalahkan anak itu, Jesy tak pernah meminta di adopsi oleh Dimas, semua permainan Stella,semua salah wanita licik itu. Lalu akankah kali ini demi anak itu juga dia harus kembali dengan pria yang telah menyakitinya?