Si paling berisik, si paling asyik! Yang satu kelimpungan, yang satu sudah kebiasaan. Telur tidak matang, tapi gosong! Saus berceceran, pinggiran roti berantakan! Sementara yang satu lagi, begitu slay menikmati sandwich dengan melentikkan kuku jari. Bagi Agatha, tidak perlu repot! Sarapan seperti ini sudah menjadi kebiasaannya. Dia duduk di dekat kitchen island membawa roti lapis yang sudah ia potong menjadi dua berbentuk segitiga. Makan tanpa suara, mengunyah tanpa beban. Anggap saja dia sedang sendiri dan tak peduli jika ada orang lain yang berbagi udara di ruangan yang sama dengannya. Boy masih bolak-balik membuat telur ceplok. Mungkin ada empat butir yang terbuang percuma. Tiga terpecah dengan sia-sia dan satu lagi teronggok di tempat sampah dengan permukaan yang mengena