Sejak semalam Aileen tidak keluar kamar, ia hanya menangis dalam diam agar tangisannya tidak didengar oleh sang adik. Berkali-kali Dinda mengetuk kamar Aileen pun tidak dijawab, hal itu membuat khawatir, ia takut terjadi sesuatu dengan kakaknya. Meskipun mereka jarang akur, tapi mereka tetap saudara kandung dan yang Dinda punya hanya Aileen, ia tidak mau sesuatu yang buruk menimpa sang kakak. Orang tua dan kakeknya sudah pergi lebih dulu, ia tidak mau kakaknya juga meninggalkannya sendiri di sini. Pikiran Dinda sudah ke mana-mana karena sedari tadi Aileen tidak bersuara dan tidak membuka pintu. “Kak Aileen, buka dong pintunya, gue takut, lo jangan ninggalin gue, gue udah enggak punya siapa-siapa, gue janji bakal jadi adik yang baik buat lo, gue enggak akan ajak lo debat lagi, orang tua da