Alden sering datang saat tengah malam ke apartemen Erika. Saat Erika sudah tidur Alden selalu datang ke kamar Erika untuk Erika. Alden tak sepenuhnya menghilang dari Erika tapi Alden memang sengaja tidak ingin bertemu dengan Erika dulu.
Seperti malam ini Alden datang bukan disaat yang tepat, dia kaget melihat Erika terduduk di lantai dekat ranjangnya sambil memukuli kepalanya dan beberapa obat tergeletak dilantai. Erika berusaha mengambil obat obatannya dengan menangis dan memegang kepalanya yang sangat sakit dan nyeri.
Alden kaget melihat keadaan Erika, Erika mengalami kesakitan yang luar biasa.
Alden langsung memeluk Erika dan mengambilkannya obat juga air agar Erika bisa meminum obatnya
"Ssttt tak usah diingat sayang.. tidurlah sayang.. lupakan lah kenangan yang menyakitkan aku akan selalu ada untukmu.. aku mencintaimu Ana" kata Alden sambil membelai rambut Erika.
Erika tertidur dalam pelukan Alden dan menunggui Erika sampai dia tidur dengan nyenyak. Setelah dia merasa Erika sudah tidur dengan nyaman Alden pun meninggalkan Erika dan kembali ke apartemennya yang dia sebulan yang lalu dengan sengaja bersebelahan dengan unit kamar apartemen Erika.
Alden melakukan itu semua agar bisa lebih dekat dengan Erika. Alden tak benar benar meninggalkan Erika selama sebulan, Alden mengawasi Erika secara diam diam.
Saat Erika di club malam pun Alden ada disana.
Flashback
Alden diclub malam mengikuti Erika. Alden melihat tubuh Erika yang sexy menari mengikutin alunan music.
"Wow sexy banget Ana" gumam Alden
Alden merasa sangat marah saat ada seorang pria mendekati Erika dan malah mereka berpelukan. Makin panas lagi Alden saat melihat Erika berbicara dengan pria itu sangat dekat, Alden tak bisa mendekat ke Erika nanti dia akan ketauan.
Alden berusaha mencuri dengar pembicaraan mereka tapi tetap saja dia tak bisa mendengarkan. Erika tertawa dan bercanda dengan pria itu tapi tak lama Erika pulang bersama Devi dan Boni.
Alden mendekati pria yang bersama Erika tadi
"Lo ngapain sama cewek gue" kata Alden marah
"Cewek mana maksud lo? Cewek yang disini? Cewek disini bisa dipake gantian bro tergantung bayaran" kata pria itu
"Bukan cewek cewek jalang itu tapi Erika" kata Alden marah
"Ooh Erika. Lo siapanya Erika?" Tanya pria itu
"Gue Alden dan gue kekasihnya Erika"kata Alden
"Ooooooooh.. terserah" kata pria itu santai
"Gue tanya lo ada hubungan apa sama Erika dan siapa lo" tanya Alden lagi
"Gue Thomas Saputra. Dan Siapa pun lo, ga penting bagi gue. Gue dan Erika hubungan dari dulu sangat dekat dan hanya kerena lo kekasih Erika tidak akan pernah bisa menganggu hubungan gue dan Erika. Erika wanita gue"kata Pria itu melihat Alden dengan tatapan merendahkan
"Apa maksud lo berkata seperti itu!! Erika milik gue, wanita gue bukan milik lo" kata Alden dengan emosi
"Haha mimpi lo, bagi Erika lo ga ada artinya" kata Thomas dengan sombong dan mengejek Alden
Alden tak tahan lalu memukul Thomas menyebabkan sudut bibir Alden berdarah. Thomas pun membalas pukulan Alden tapi Alden berhasil menghindari. Teman teman Thomas memisahkan mereka. Salah satu teman Thomas mengenal Alden.
Alden pergi dengan sangat kesal karena dikatai oleh Thomas kalau dia ga ada artinya bagi Erika. Alden dapat mengetahui kalau Thomas sepertinya menyukai Erika. Alden tak akan membiarkan Thomas mendapatkan Erika.
Flashback off
Alden menghubungi pak Budi dan menyuruhnya untuk mencari tau siapa Thomas Saputra. Alden tak akan melepaskan Erika apapun alasannya, Alden sudah terlalu dalam perasaan sayang dan cintanya pada Erika.
Alden didalam apartemennya memikirkan Erika dan ingin menunjukan pada Erika bahwa dia layak menjadi pendamping Erika. Alden ingin menikahi Erika dan menjadi tua bersama nya sampai maut memisahkan mereka.
"Ana tunggu gue besok, gue akan buat kejutan buat lo." Kata Alden
Erika bangun dari tidurnya saat alarm dari ponselnya berbunyi. Erika teringat tadi malam ada Alden datang ke apartemennya dan langsung mencari Alden. Walau bagaimana pun Erika merindukan Alden.
Erika mencari disekeliling apartemennya tapi tak menemukan Alden. Erika berfikir apa dia tadi malam bermimpi bertemu dengan Alden tapi pelukan dan kata kata Alden terasa begitu nyata. Erika teringat Alden membelai rambutnya dan dia tidur dipelukan Alden. Tanpa terasa air mata Erika jatuh di pipinya.
"Aduuh kok gue nangis yak" kata Erika
"Tuh bocah kemana sih, apa gue kirim pesan ke dia dulu yaa" kata Erika ragu sambil melihat ponselnya.
Erika memutuskan akan mengirim pesan ke Alden setelah dia di kantor. Sekarang hari pertamanya berkerja sebagai sekretaris. Terpaksa Erika menerima jadi sekretaris, walau jabatannya turun tapi Erika merasa beruntung dia tidak jadi salah satu karyawan yang dipecat karena merger perusahaan dan juga gajinya naik jadi 2x lipat untuk menjadi sekretaris CEO yang baru. Entahlah ini musibah atau keberuntungan, Erika menjalin saja pekerjaan ini jika tidak cocok Erika akan mengundurkan diri dan mencari kerja lain.
Erika sudah sampai dikantornya dan ke lantai personalia. Erika sengaja ke sana untuk bertemu Devi. Devi melihat Erika dan menghampirinya.
Ka.." panggil Devi
"Iya dev" kata Erika
"Semangat yaa untuk posisi yang baru, disini banyak banget anak baru dari Pt. Pan pasicif. Manager personalianya juga dari sana dan gue mendinglah ga dipecat" kata Devi
"Yaa Dev untunglah tapi gue masih kesal nih jadi sekretaris walau gajinya lebih gede dari pada gue jadi manager dulu tapi tetep aja beda kan" kata Erika lesu
"Tetap semangat lah kak, nanti gue tunggu makan siang yak" kata Devi
"Ok" kata Erika lalu melanjutkan ke lift lagi menuju lantai executive paling atas.
Lift sudah sampai di ruangan CEO, Erika melihat ruangannya sudah berubah dan lebih mewah. Erika berjalan lesu menuju meja sekretaris.
"Permisi" kata seorang pria
"Selamat pagi bisa saya bantu" kata Erika
"Saya Budi Hartono, saya asisten CEO Pt. Pan pasifik Mark Davidson dan saya disini menjadi pembimbing anak Pak Davidson untuk menjadi CEO yang disini untukPt. Karya Pasifik"kata Budi
"Selamat datang pak Budi, maaf saya tidak mengetahuinya. Apa yang bisa lakukan dan laksanakan pak? Karena CEO belum datang" kata Erika
"Kamu sebagai sekretaris mengatur semua jadwal dan segala aktifitas. Hari ini CEO akan datang" kata Budi
"Baik pak.. terima kasih atas pemberitahuannya" kata Erika sopan
Erika menjadi ingat nama belakang Davidson, sama dengan nama belakang Alden.
"Apa hubungannya Alden dengan Mark Davidson ya, apa mungkin hanya nama belakangnya aja yang sama" kata Erika bingung
Erika memilih tak memikirkannya, mungkin hanya kesamaan nama, di dunia ini begitu banyak orang yanh nama sama. Erika mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alden.
"Hai apa kabar?" Tulis Erika
Erika menunggu lama balasan dari Alden.
1 jam kemudian, ponsel Erika bergetar, dia mendapat balasan pesan dari Alden
"Baik" balas Alden
Erika kecewa balasan dari pesan Alden ternyata hanya singkat dan tak lama telepon dari Thomas. Erika merasa malas untuk mengangkat telepon dari Thomas, pikirannya sekarang hanya mengingat Alden setelah tadi malam merasa bertemu Alden.
Erika berjalan keluar ruangan dan melihat Alden. Erika berteriak..
Erika berteriak
"Aldeeeen"
Alden melihat Erika, Erika berlari kearah Alden dan memeluknya dengan erat.
"Al lo kemana aja? Gue kangen sama lo Al" kata Erika sambil melepaskan pelukannya dan melihat Alden
"Nona Erika tolong jaga sikap anda" kata Budi
Erika kaget dan langsung menyamping saat melihat ada pak Budi dibelakang Alden juga ada beberapa direktur. Erika terpaku di tempatnya, dia salah tingkah.
Erika kebingungan tak tau harus bagaimana.
Alden dan para direktur juga pak Budi berjalan menuju ruang CEO.
"Apa gue salah liat, siapa Alden? Masa Alden bocah tengil itu bos gue??" Kata Erika heran pada dirinya sendiri. Erika masih terpaku di tempatnya bagaikan patung. Erika tak percaya dengan apa yang dilihatnya, apa itu benar Alden.