9

1279 Words
Erika masih tak percaya dengan apa yang dia lihat. Atasannya ternyata kekasih berondongnya. Erika tidak tau kalau Alden anak Mark Davidson, Erika menjadi malu sendiri karena telah memandang rendah Alden.   Semua direktur dan petinggi perusahaan sudah keluar dari ruangan ceo. Erika hanya duduk sambil menundukkan kepalanya di meja sekretaris. Dia benar benar merasa malu dengan kejadian dia memeluk Alden.   "Erika lain kali kamu harus bisa menjaga sikap dan tingkah lakumu. Saya tau kamu dulu dibagian manager personalia tapi sekarang kamu jadi sekretaris Alden Davidson. Walau saya tak tau ada hubungan apa kamu dan Pak Alden Davidson tapi tetap lah profesional" kata Budi "Iya Pak Budi saya akan bersikap profesional sebagai sekretaris" kata Erika "Bagus lah saya juga mengetahui kinerja kerja kamu yang berprestasj sehingga diusiamu yang masih muda bisa menjadi manager. Pak Alden masih muda jadi dengan pengalamanmu yang lebih senior saya harap kamu dapat membantu kinerja kerja Pak Alden. Sekarang kamu dipanggil Pak Alden untuk menghadap beliau" kata Budi "Baik Pak Budi saya akan berusaha membantu Pak Alden. Kalau begitu saya permisi dulu untuk masuk keruangan Pak Alden" kata Erika   Budi tersenyum melihat Erika jadi karena wanita Alden berubah mau memegang perusahaan. Alden juga berubah mau belajar selama sebulan ini untuk memimpin perusahaan. Budi tau Alden pasti malu dengan Erika yang masih umur muda tapi bisa menjadi seorang manager personalia. Alden pasti ingin menunjukan pada Erika kekasihnya bahwa dia bukan anak kuliahan yang tidak berpenghasilan.   "Maaf Pak Alden memanggil saya" kata Erika   Betapa tak percaya nya Erika melihat Alden malah bersantai di sofa.   "Iya gue memanggi lo" kata Alden santai"Ada yang bisa saya bantu Pak" tanya Erika"Banyak        "Iya gue memanggi lo" kata Alden santai "Ada yang bisa saya bantu Pak" tanya Erika "Banyak. Bisa ga lo buatin gue kopi"kata Alden "Baik Pak saya akan bilang ke OB" kata Erika "Gue mau nya lo yang buatin kopi bukan OB" kata Alden "Maaf Pak Alden. Tolong berbicara jangan memakai gue lo karena ini masih di dalam jam kerja" kata Erika kesal "Yaa udah cepetan buatin saya kopi" kata Alden "Baik Pak" kata Erika sambil menahan emosinya dengan kelakuan Alden   Erika keluar ruangan Alden dengan sangat kesal.   "Kalo lo bukan bos gue, udah gue buat jadi penyet lo. Awas aja lo kalo udah diluar jam kantor. Gue bales lo" kata Erika pelan takut suara nya terdengar oleh Alden   **********   Erika terkapar di atas ranjangnya. Hari pertama dia jadi sekretarid sangat melelahkan. Kakinya pegal harus mondar mondir disuruh Alden.   "Aku lelah" kata Erika pada dirinya sendiri   Erika langsung tidur diranjangnya tanpa berganti pakaian, menghapus make up. Alden diam diam masuk apartement Erika lagi. Alden tertawa melihat Erika yang tertidur masih berpakaian lengkap dan masih dengan polesan make up nya.   "Makanya jangan suka memandang orang lain rendah sayang... untung gue cinta kalo ga udah gue hempaskan lo" kata Alden   Alden memutuskan untuk kembali ke dalam kamar apartementnya. Keinginannya mengerjai Erika untuk besok dia urungkan. Erika terlihat sangat lelah dan Alden tak tega untuk melanjutkan rencananya memberi pelajaran untuk Erika.   Alarm di ponsel Erika sudah berbunyi, dengan langkah berat Erika menuju kamar mandi. Erika sangat malas harus ke kantor.   "Tuh anak tengil banget sih, gue harus gimana dia bos gue. Apa gue berhenti kerja aja kali ya ato gue putusin aja si Alden" kata Erika   Saat Erika ke ruang makan dia melihat Alden berada disana sambil memasak sarapan.   "Ngapain lo kesini?" Kata Erika "Mau sarapan bareng lo" kata Alden "Dah ga usah, gue mau berangkat kerja dulu nanti bos gue ngomelin gue kalo telat" kata Erika menyindir Alden "Waah bos lo pasti orang yang hebat" kata Alden "Hebaaaat banget sampe semua semua nyuruh gue" kata Erika "Terima kasih sudah memuji" kata Alden tersenyum manis "I miss you" kata Alden memeluk Erika dari belakang   Erika yang tadi nya ingin marah malah tersipu malu dengan perlakuan Alden.   "Jangan marah lagi sayang.. i love u baby" kata Alden memegang wajah Erika.   Alden mencium bibir Erika dengan mesra dan Erika membalasnya, dia merindukan berondong tengilnya. Erika dan Alden makan bersama dipagi hari ini, sudah tak ada lagi wajah cemberut di muka Erika. Mereka tertawa dan bercanda bersama.   "Al gue minta maaf yaa atas semua perkataan gue dulu. Gue waktu itu stress dengan kerjaan gue" kata Erika "Sudahlah ga usah dibahas. Gue udah memaafkan lo kok" kata Alden "Tapi lo bohong sama gue. Kenapa lo ga bilang diri lo yang sebenarnya. Sumpah gue malu banget waktu dikantor" kata Erika teringat kejadian yang memalukan itu. "Gue ga pernah bohong tentang diri gue. Lo nya sendiri ga pernah tanya gue siapa" kata Alden   Erika berpikir benar juga perkataan Alden dia memang tak pernah bertanya Alden siapa dan dari keluarga siapa.   "Berangkat ke kantor bersama" kata Alden "Jangan dengan motor lagi yaa, gue udah jadi sekretaris sekarang" kata Erika "Tenang aja sayang, gue sekarang udah pake supir" kata Alden kembali memeluk Erika dan mencium mesra bibirnya. Selama beberapa saat mereka berciuman. "Al udah dulu deh nanti kita telat" kata Erika "Kan gue bos nya jadi suka suka gue lah datang jam berapa" kata Alden "Tapi gue karyawan lo, masa gue telat Al" lata Erika   Akhirnya mereka berangkat bersama disepanjang perjalanan hanya ada canda dan tawa.   "Al turunin gue di dekat kantor" kata Erika "Loh kenapa?" Tanya Alden "Gue kan sekretaris lo nanti jadi omongan kalo gue malah satu mobil sama lo" kata Erika "Lo ga satu mobil sama gue. Ada Pak Sastro yang nyupiri" kata Alden "Aaaallllll jangan gito sayang... kita harus bisa memisahkan hubungan pribadi dan kerjaan" kata Erika "Iyaa deh Bu Erika" kata Alden kembali mencium bibir Erika.   Erika melihat keadaan disekitarnya baru dia keluar mobil dan berjalan cepat menjauh dari mobil Alden. Mobil Alden sudah pergi melewati Erika. Erika berjalan dengan bahagia. Rasanya beda sekali pagi ini. Dia dan Alden sudah berbaikan dan hubungan mereka sudah seperti dulu lagi. Walau baru 4 bulan mereka berpacaran dan Erika juga tidak tau hubungan ini bisa berlanjut atau hanya hubungan sesaat tapi untuk sekarang dia bahagia bisa bersama Alden.   Sesampainya di kantor Erika kembali di sibukan dengan segala pekerjaan yang sudah menantinya. Begitu juga dengan Alden.   Saat Erika berada di toilet kantor, saat berada disalah satu bilik kamar mandi tak sengaja dia mendengar beberapa karyawati sedang bergosip.   "Eeh lo tau gosip baru ga?" Kata Sinta salah satu karyawan diperusahaan Alden "Gosip apa?" Kata Mia "Itu si Erika yang dulu mantan manager personalia. Dia dipindahkan jadi sekretaris ceo supaya bisa menggoda bos kita"kata Sinta "Yaa ampun padahal lick juga si Erika, cari cara supaya kaya instan dengan cara menggoda bos" kata Mia "Iya tuh padahal udah enak posisinya dia jadi manager, gaji lebih gede malah mau aja jadi sekretaris. Lo pikir aja pasti kan ada maksud nya dia mau diposisi itu" kata Sinta   Erika merasa marah mendengar omongan karyawan yang tidak tau tentang kenapa Erika bisa jadi sekretaris. Kalau bukan karena gajinya lebih besar dari manager mana mau Erika jadi sekretari. Erika dibilang menggoda Alden, Erika saja tidak tau kalau Alden itu bos dia.   Ponsel Erika bergetar saat ada pesan masuk.   "Dimana?" Tanya Alden "Toilet" jawab Erika "I need your hugs" balas Alden   Erika masuk ruangan Alden..   Alden memeluk Erika "Aku lelah ana.. aku butuh pelukanmu, dengan memelukmu aku seperti mendapatkan energi baru" kata Alden "Iih nanti dilihat orang Al" kata Erika   Alden mencium bibir Erika dengan sangat mesra. Menjilat leher Erika..   "Aaah Al..." desah Erika   Alden merasakan tak ada penolakan dari Erika dia kembali melumat bibir Erika dengan tangannya masuk kedalam kemeja Erika, membuka secara perlahan satu persatu kancing kemeja Erika memperlihatkan buah d**a Erika. Alden menyesapi dua gunung kembar Erika, meremasnya perlahan tapi terkadang kuat membuat Erika berteriak kecil. Saat tangan Alden akan melakukan lebih jauh Erika menahannya.   "No s*x before married" kata Erika "Wow.. lo masih..." kata Alden tak percaya "Yaa gue masih virgin" kata Erika     Alden tersenyum bangga melihat Erika dengan pergaulannya yang bebas, sering clubbing, cara berpakaiannya yang sexy tapi masih menjaga kehormatannya sebagai wanita. Alden makin cinta pada Erika.   "Bila sudah saatnya gue akan melamar lo Ana" kata Alden   Erika tersipu malu dengan ucapan Alden, Alden memang serius dengannya tanpa peduli jarak umur mereka tapi Erika juga ragu apa mau orang tua Alden menerima Erika yang hanya pegawai biasa dan bukan dari keluarga kaya raya seperti Alden.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD