Dumb

2418 Words

“Pandai sekali mulutmu bicara seolah tidak menginginkanku.” Dia tidak begitu saja membiarkanku pergi. Tangannya memegang tanganku, enggan melepas bahkan dia membuat tubuhku menabrak dadanya. Ketika situasiku dan dia sudah sedeka itu. Sebelah tangannya bereaksi cepat merayap untuk mengelus bibir bawahku. Sialan pria ini pandai membawa suasana menjadi sesensual ini hanya dalam beberapa detik saja. ”Tapi apa yang kulihat cukup berbeda dari apa yang bibirmu katakan. Pendusta ulung,” “Apa sekarang kau sedang menyalahkanku ? bukankah itu jadi salahmu karena mudah terbujuk dan tergoda olehku,” aku balas menggodanya sekarang. Tanganku merambat untuk membelai dadanya dari atas kebawah sepelan mungkin. Pria itu menggeram frustasi. “Kau yang memulainya Nyonya,” napasnya memberat. Kuberi dia senyu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD