Sang mentari perlahan menghilang ke arah barat. Sehingga awan gelap mulai menyelimuti langit. Suara musik mulai terdengar, Malam semakin larut, kini seorang pria yang tengah menikmati pesta bersama dengan para sahabatnya dan asisten pribadi Itu adalah tuan Arno dan Dani beserta beberapa teman dari kolega bisnisnya, setelah selesai menandatangani kontrak kerja.
Sekitar tujuh orang sedang menikmati tarian tak senonoh para penari di tengah kolam renang. Ya, tak salah lagi bahwa pesta para young and rich kebanyakan memang seperti itu.
Dengan alunan musik yang santai, namun di iringi goyangan bohay. Para young and rich itu berhasil terbelenggu oleh pesona sang penari dengan pakaian minim dan basah menjiplak tubuh indah mereka.
Salah satu penari dengan topeng di matanya datang, melangkahkan kakinya yang terlihat jenjang menuju meja mereka. Dan menghampiri salah satu laki-laki paling tampan di meja itu, yaitu tuan Arno.
Membelai lembut janggut tipis yang sedikit tajam, yang lainnya hanya bersorak gembira sambil memegang segelas minuman keras.
Wanita dengan mata tajam dan pinggul bagai gitar spanyol itu terus menggoda tuan Arno, menuangkan minuman lagi, lagi, dan lagi. Hingga akhirnya Tuan Arno yang di bawah alam sadar itu sudah tidak berdaya, dan mengigau parah seperti orang mabuk pada umumnya.
Sang penari itupun langsung membawa tuan Arno, di bantu dengan manager hotel. Mereka masuk ke salah satu kamar VIP yang telah di siapkan, dan yang lainnya masih tetap asyik menikmati tarian penari dengan kondisi sama seperti tuan Arno.
"Sudah sana kembali bekerja, biar aku yang handle!" Ucap perempuan sexy yang terang-terangan mengusir penari bayaran yang ingin mendekati Tuan Arno tersebut.
"Sangat seksi!" Gumam Diva riang, matanya menajam seperti sang kupu-kupu malam. Ia tertawa dalam hati, karena kelak akan menjadi pemenang dari segala pemenang.
Dengan sangat lembut, Diva membelai tuan Arno. Kemudian perlahan membuka kancing jasnya, dan setelah itu membuangnya entah kemana, menyisakan kemeja warna biru yang sedikit basah karena keringat tuan Arno sendiri.
Walaupun, kamar itu sudah ber AC.
Dilepas kancingnya satu persatu, hingga menampilkan sebuah roti sobek yang membuat Diva terpana seketika. Dengan kondisi setengah sadar, tuan Arno membuka matanya sayu seakan menginginkan sesuatu.
Diva mendekat, membuat Tuan Arno tersenyum dan langsung menciumnya dengan brutal. Diva sangat bersorak dalam hati atas kemenangannya, membuat ia semakin liar di atas ranjang.
Seperti kupu-kupu malam, Diva menanggalkan pakaiannya untuk tuan Arno. Keduanya pun di malam itu, menghabiskan waktu seperti layaknya suami istri, dan tuan Arno tetap tak sadar akan siapa yang ia tiduri di malam itu, karena ia benar benar dalam kondisi mabuk berat.
Setelah bermalam di hotel bersama sekretaris sahabatnya sendiri, Tuan Arno kembali ke kotanya naik kereta eksekutif. Hal tersebut merupakan hal yang langka dalam sejarah seorang CEO yang memiliki nama lengkap Arno Dewandra Emilio berusia 35 tahun ini.
Langkahnya sangat ringan di ikuti Dani asisten pribadinya.
"Tuan, yakin kita akan naik kereta?" Tanya Dani meyakinkan kembali kepada dirinya sendiri jika bosnya ingin naik kereta.
"Tentu!" Jawab Tuan Arno singkat dan jelas.
Duda tampan kaya raya, memiliki beberapa cabang perusahaan yang bergerak di bidang properti. Namanya cukup populer di dunia perbisnisan, siapa yang tak kenal dengan pesona pimpinan perusahaan yang kerap bergonta-ganti pasangan tersebut.
Kebiasaan buruk melampiaskan amarahnya dengan bergonta-ganti pasangan justru membuat banyak perempuan berlomba-lomba menjadi dirinya sebagai wanita beruntung yang bisa dekat Playboy kelas kakap itu.
Tuan Arno sebenarnya laki-lali yang baik dan setia, namun sejak dua kali mengalami kegagalan dalam rumah tangganya membuat Tuan Arno berubah seketika. Dua kali menikah, Dua kali diselingkuhi. Sejak saat itu ia sangat membenci perempuan.
Tampan, tinggi, d**anya bidang dan tentu juga kaya raya membuat ia tidak habis pikir kenapa istrinya berselingkuh. Apa yang kurang dari dirinya hingga sang istri tega menghancurkan kehormatannya sebagai kepala rumah tangga. Untung saja dalam beberapa pernikahan tersebut tidak ada kehadiran seorang anak, hingga sangat mudah sekali bagi Tuan Arno untuk menendang sang istri keluar dari kehidupannya.
Sampai detik ini istri kedua Tuan Arno masih saja mengejar dirinya dan mencoba berbagai cara agar bisa kembali. Namun sepertinya harapan itu mustahil, karena bagi Tuan Arno apapun itu yang sudah dibuang olehnya tidak akan mungkin dipungut kembali begitu juga dengan seorang istri yang berani mengkhianatinya. Bagi Tuan Arno mantan adalah sampah dan penyakit, yang harus dikubur dalam-dalam agar tidak menimbulkan penyakit.
Tuan Arno sendiri type laki-laki yang tidak suka banyak bicara apa lagi bercerita. Sampai detik ini, keluarga besarnya juga tidak tahu menahu penyebab Tuan Arno bercerai dengan sang istri.
Hingga keluarganya masih sangat baik dan sering mengundang mantan istri keduanya untuk makan malam bersama. Meski Tuan Arno tidak sudi pulang jika masih ada mantan istrinya yang bernama Elsa tersebut masih berada di kediaman rumah keluarga Emilio.
Merasa kesal dan muak dengan Elsa,Tuan Arno berniat untuk segera menikah kembali agar Elsa segera pergi dari kehidupannya. Namun sayangnya sampai detik ini, Tuan Arno belum menemukan wanita yang cocok untuk menjadi istrinya.
Setelah sampai di stasiun, Tuan Arno ke toilet sebentar kemudian ia merasa lapar dan ingin ngopi sejenak sebelum kembali ke kantor.
"Dan, ngopi dulu di situ. Setelah perang batin semalam, rasanya aku selalu merasa kelaparan," ajak tuan Arno tanpa rasa malu dan menunjuk salah satu outlet yang menarik baginya.
Seperti biasa Dani hanya bisa mengelus dadanya mendengar ucapan Tuan Arno yang jujur tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Semoga Tuan segera mendapatkan istri Muda yang cantik dan setia, semoga nanti istri tuan menjadi obat dan alternatif yang mujarab untuk merubah tuan di jalan yang benar," Batin Dani, ia sangat miris sekali melihat kondisi Tuan Arno yang sering mabuk dan menghabiskan malam dengan bergonta-ganti lawan.
Mereka berdua berjalan menuju outlet terkenal yang menyajikan beberapa menu roti dan bermacam-macam jenis minuman. Salah satunya minuman favorit tuan Arno, kopi cappucino.
Semua karyawan outlet tersebut masih seragam memakai masker, hingga tidak nampak dengan jelas wajah mereka. Hanya sorotan berbagai pandangan mata ramah menyapa para pelanggan.
Suasana outlet sangat ramai, tuan Arno kesulitan menemukan tempat duduk. Hingga salah satu karyawan perempuan membantunya.
"Selamat siang Tuan, ada 1 meja kosong di sebelah sana, mari saya antar."
Tuan Arno hanya mengikuti tanpa membalas menyapa.
Sesaat setelah memesan minuman, Tuan Arno dan Dani duduk santai sambil menikmati aroma roti yang menggugah selera.
"Dedy, capucino hot 2. Meja paling sudut!" Perintah Inara.
"Bos, Susunya Habis, tinggal 1 box. Bagaimana ini? Gila outlet dari tadi rame!" Ucap Dedy si barista. Ia kualahan karena banyak pelanggan membludak.
"Oke, aku mau beli ke swalayan dulu, tunggu!" Inara Segera melepaskan topi dan memperlihatkan rambutnya yang panjang terurai. Ia juga melepas maskernya memperlihatkan wajahnya yang cantik jelita.
Momen tersebut tidak sengaja menjadi pusat perhatian tuan Arno yang duduk santai setia menunggu pesananya. Pandangan matanya tak terlepas dedetikpun dari Inara yang berlalu pergi menyisakan harum rambutnya yang wangi.