BAB 2. SIAPA LELAKI ITU?

1168 Words
. . BULAN menatap langit-langit kamar dengan ling lung. Badannya terasa sakit semua. Apalagi area intimnya. Rasanya nyeri karena lecet. Belum lagi kepalanya terasa berat dan pening. Perutnya juga terasa tak enak. Mulutnya juga terasa kering. Bulan mencoba mengingat apa sebenarnya yang sudah terjadi dengannya. Seingatnya dia mengikuti Sekar, saudara sepupunya untuk datang ke pesta temannya di salah satu club malam. Ya, semalam dengan sangat terpaksa dia harus mengikuti perintah ayahnya. Aji memintanya menemani Sekar demi menaikkan status mereka. Tapi Bulan tau itu semua bukan karena status dirinya. Tapi hanya ayahnya. Aji Kuncoro yang merasa paling miskin dalam keluarga Kusuma menggunakannya untuk kepentingan dirinya pribadi. Aji pikir kalau Bulan bisa menggaet pemuda dari keluarga kaya pastinya yang untung adalah dirinya. Sejak istri pertamanya sakit-sakitan kehidupan keluarganya yang sederhana kian memprihatinkan. Hingga akhirnya dia memilih menikah kembali dengan wanita pilihan keluarganya yang katanya selevel dengan trah Kusuma. Anggi Herlambang. Dan sejak menikah dengan Anggi, pelan tapi pasti sikap Aji juga mulai berubah. Dia yang sebelumnya adalah sosok yang sabar dan pekerja keras serta ayah dan suami yang luar biasa di tengah semua keterbatasan perekonomian mereka. Kini berubah jadi sosok yang arogan dan juga ambisius. Yang ada di kepalanya hanyalah ingin diakui oleh keluarga Kusuma kalau dirinya sama hebatnya dengan semua saudaranya. Ambisinya adalah bisa diakui oleh keluarga Kusuma. Aji akan melakukan segala macam cara untuk mewujudkannya. Anggi menikah dengan Aji sudah memiliki seorang anak bernama Tiara. Cantik tapi bodoh dan juga boros. Sifatnya ini menurun dari Anggi. Bedanya Anggi licik dan cerdik jika itu untuk kepentingannya. Bulan tidak tau apakah nantinya Tiara akan sama liciknya dengan ibunya. Aji ingin Bulan mendapatkan pasangan orang terpandang, dia takut putrinya mendapat jodoh orang biasa pastinya akan membuat posisinya kembali ke level semula. Saat ini karena Anggi dan kekayaan keluarga Herlambang dia bisa sedikit dihargai oleh keluarga besarnya. Dia tak mau apabila putri satu-satunya yang dia miliki malah berjodoh dengan orang rendahan. Pasti posisinya kembali rendahan. Anggi sendiri tak begitu peduli dengan Bulan. Baginya Bulan bukanlah halangan untuk mendapatkan perhatian Aji. Dengan kekayaan keluarganya dia sudah bisa menguasai Aji. Akan tetapi posisi Tiara yang dia takutkan akan tergeser oleh Bulan. Dia sudah diberitahu Sekar tentang rencananya untuk menjebak Bulan. Dan dia sangat setuju dengan ide Sekar. Dengan rusaknya image Bulan tentu akan mambuat posisi Tiara tak terkalahkan. Dia juga ingin membuat Bulan dan ibunya secepatnya dibuang dari keluarga Kusuma. Dengan alasan supaya Bulan bisa mengenal tuan muda dari kalangan atas yang hal itu bisa menguntungkan Aji apabila Bulan bisa menggaet salah satu tuan muda di pesta itu. Anggi dengan mulutnya yang berbisa meyakinkan Aji ayah Bulan untuk meminta Bulan menemani Sekar. Dan seperti biasanya suaminya pasti dengan patuh mengikuti perkataan nya. Dengan membawa nasib ibunya yang kini sedang terbaring di ranjang rumah sakit digunakan Aji untuk memaksa Bulan untuk patuh pada ucapannya. "Kamu harus ikut Sekar ke club X, kalau kamu menolak ayah akan hentikan perawatan ibumu yang penyakitan itu," ancam Aji kepada putri kandungnya tanpa peduli betapa hancur perasaan Bulan. Bulan teringat ancaman ayahnya hingga kini dia sampai berakhir di sebuah kamar yang sama sekali tidak dia kenali. Yang terakhir dia ingat dia datang ke club x bersama Sekar, lalu ada pelayan yang memberinya minuman. Setelah itu dia merasa tubuhnya panas. Meski dia kolot tapi dia sadar ada yang sudah menjebaknya dengan minuman yang sudah tercampur dengan perangsang. Tapi siapa yang sudah menjebaknya? Selain Sekar, Bulan tak mengenal siapapun. Apa mungkin Sekar? Tidak. Itu tidak mungkin, batin Bulan menyangkal pikirannya yang tiba-yiba mencurigai Sekar sebagai pelaku yanh sudah menjebaknya. Bulan meraba pangkal pahanya. Dia merasa ada bekas cairan yang mengering di sana. Bulan juga merasakan sakit di bagian intimnya. Meski dia belum pernah melakukan s*x sebelumnya tapi dia menyadari apa yang kini menimpa dirinya. Semalam dirinya sudah melakukan hubungan s*x dengan orang yang tidak dia kenal. Netra Bulan memindai ke sekeliling. Tak ada satu orangpun di dalam kamar. Hanya dirinya di dalan ruangan yang luas ini. Air matanya menetes menyadari kondisinya saat ini. Dia merasa terhina, ditinggalkan begitu saja setelah keperawanannya terenggut. Perlahan Bulan bangun. Netranya melihat lebih jelas kondisi kamar yang sedikit berantakan. Pakaiannya teronggok di lantai dengan kondisi yang tidak layak pakai. "Bagaimana nanti aku keluar dari sini?" gumam Bulan menatap nanar kondisi pakaiannya. Tak sadar netranya melihat beberapa paper bag di atas nakas sebelah tempat tidur. Buru-buru dia meraih paper bag tersebut dan mengintip isinya. Tak sabar dia membuka isinya. Ternyata sebuah gaun yang sangat cantik. Sesuai dengan selera Bulan. Dia raih satu paper bag yang lainnya. Ada pakaian dalam juga di dalamnya. Dia cek ukurannya, ternyata sangat sesuai dengan ukurannya. Satu paper bag lainnya ternyata berisi keperluan mandi dan skin care serta parfum yang merknya terkenal. Ini pasti tidak murah. Siapa sebenarnya lelaki yang sudah membersamainya semalam? Netranya juga melihat ada notes dan sebuah kartu atm di atas nakas dekat dengan paper bag tadi. Bulan meraih notes yang ditinggalkan lelaki misterius yang sudah merenggut kesuciannya. 'Terima kasih atas malam luar biasanya. Ini semua untuk kamu. Tolong tunggu kedatanganku. Jangan khawatirkan apapun-J' Sebuah senyuman terbit dari bibirnya yang pucat. Ternyata lelaki yang sudah merenggut kesuciannya tak seburuk yang dia pikir. Mau tidak mau dia harus percaya bukan? Dengan tertatih Bulan berjalan menuju kamar mandi. Hari sudah siang, dia tak mungkin menangisi yang sudah terlanjur terjadi. Bulan harus menjalani semuanya yang terjadi dengan lapang d**a. Biarlah toh dia tidak sedang dekat dengan siapapun. Anggap saja, yang semalam hanya mimpi buruk. Ya, hanya mimpi semata. Andai semudah itu. Tanpa dia sadari Sekar sudah bersiap untuk mendatangi kamar hotelnya dan langsung menghubungi Anggi untuk membawa pamannya, Aji. Sekar menyadari kalau Bulan bermalam di kamar yang berbeda dari yang dia pesan. Sedang dirinya malah bermalam di kamar yang seharusnya di tempati Bulan. Saat bangun tadi Sekar hanya sendirian. Dia tak menyadari kalau dirinyalah yang bermalam dengan Juan. Bukan dengan Tanu. Dia menyangka kalau dia memang bermalam dengan Tanu. Untung saja, anak buahnya akhirnya menemukan dimana Bulan bermalam semalam. Dia pikir anak buahnya hanya salah mengantar Bulan ke kamar yang salah. "Gimana Sekar? Di mana anak sialan itu sekarang?" tanya Aji murka setelah mendapat aduan yang dilebih-lebihkan oleh Anggi. Lelaki itu merasa dilempari kotoran begitu mendengar kalau putri yang dia jadikan satu-satunya harapan untuk merubah nasibnya lebih baik kini malah membuatnya malu. Bagaimana pandangan keluarga besarnya kalau sampai tahu apa yang diperbuat putrinya itu? "Di kamar itu om. Sekar minta maaf, tadi malam Bulan sudah Sekar cari malah menghilang," sahut Sekar pura-pura menyesal dengan apa yang terjadi pada Bulan. "Ini bukan salah kamu, sayang. Anak itu saja yang liar. Aku nggak nyangka ya mas, anak kamu itu aslinya gini," ucap Anggi penuh ejekan. Aji menggeram marah. Dan bertepatan dengan pintu kamar yang terbuka dan menampilkan Bulan dengan beberapa paper bag di tangannya. Aji langsung mendekat ke arah Bulan dan menamparnya tanpa bertanya apapun. "Mulai saat ini, kamu bukan lagi anakku. Urus ibumu sendiri!" Setelah mengatakan itu Aji berlalu meninggalkan Bulan yang hanya bisa mematung di tempat. Mau tau lanjutannya? Boleh bantu kasih bintang dan komen positif dong. Biar semangat. Makasih semua. Happy nice day.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD