hatiku benar-benar sudah sangat hancur

1381 Words
Di atas tempat tidur. Gavin yang penuh semangat, masih melakukan aktifitasnya dan Felly yang berada tepat ada dibawahnya masih mendesah dan menikmati semua serangan yang Gavin berikan padanya. Mereka tidak menyadari bahwa Airin sudah berada di sana, dan dia menyaksikan apa yang mereka lakukan secara langsung tepat, didepan matanya saat ini. Airin terduduk lemas, dan bibirnya bergetar, serta tanpa terasa, air mata pun mulai mengalir dari sudut matanya. Hancur! Itulah yang dia rasakan saat ini. Karena pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya, telah mengkhianatinya. Bahkan, dia melihat perselingkuhan itu tepat didepannya. Bahhkan, mereka melakukannya tanpa memiliki rasa malu dan juga rasa bersalah sama sekali. Mereka menikmati semua surga dunia yang hanya mereka miliki berdua, tanpa memikirkan perasaannya sebagai calon istri dan juga kakak tiri dari keduanya. Airin pun memegang dadanya yang bergemuruh, dadanya terasa sangat sesak. Seolah-olah, tidak ada udara disekitarnya. Sehingga, Airin terus mencoba untuk mengatur nafasnya agar normal kembali. Namun, selain dia melihat itu semua. Hatinya benar-benar sangat sakit. Membuat semua pikiran Airin sudah sangat kacau bertambah lebih kacau dan Airin sudah merasa, jika dunianya sudah tidak ada artinya lagi. Kehampaan dan rasa sakit terus menjalan dari hati hingga ke seluruh tubuhnya. Karena, Pria yang dia sukai selama ini dan pria yang selalu melindunginya sejak kecil hari ini menunjukkan wajah aslinya. Pria yang dia percayai dan menganggap jika Gavin adalah pria yang terbaik yang pernah dia temui itu, ternyata hanyalah seorang pria b******k dan juga pria yang benar-benar tidak tahu malu. Airin menutup matanya sejenak dan mencoba untuk meredam api amarah didalam hatinya saat ini. Tubuhnya sudah terasa sangat lemas, namun Airin harus tetap kuat dan dia tidak mau terlihat lemah didepan kedua orang yang kini, masih sibuk dengan percintaan mereka. Perlahan, Airin pun berusaha bangun dari posisinya saat ini. Posisi dimana Airin sedang terduduk diatas lantai yang dingin, tapi rasa dingin itu, tidak bisa mendinginkan hati Airin yang sudah dibakar oleh api amarah. Setelah bangun dengan banyak usaha, Airin pun berjalan secara perlahan dan dia pun semakin mendekati mereka berdua yang masih ada diatas tempat tidur. Mereka berdua tidak menyadari, jika Airin sudah berada tepat didepannya. Airin mengepalkan kedua tangannya ketika melihat pasangan yang masih bercinta dengan penuh hasrat yang membara itu. "Jadi, inilah sifat asli kak Gavin. Dia sangat berbeda saat bersamaku. Jadi, kak Gavin lebih menyukai wanita seperti ini?" Gumam Airin dan air mata semakin deras dari pelupuk matanya. Airin pun menarik nafas panjang dan berusaha untuk bersikap tenang. Dia pun mengusap air matanya yang membasahi pipinya dan Dadanya yang terasa sangat sesak itu, terasa lebih tenang ketika dia sudah menghembuskan nafasnya itu. Namun, itu hanyalah sementara. Karena dadanya kembali terasa sesak kembali. Tapi, Airin harus bisa menenangkan hatinya, agar dirinya tidak terlalu tersiksa dengan perasaan yang mengacaukan hati dan juga pikirannya saat ini. Setelah itu, Airin pun memanggil Gavin dengan suara gemetar. "Ka … ka … kak!" Panggil Airin dengan wajah yang sudah basah dan dipenuhi oleh air mata. Mendengar suara yang sangat familiar untuknya. Gavin langsung menghentikan gerakannya. Begitu juga Felly yang berhenti mengerang karena dia juga mendengar suara yang sama dengan Gavin. "Suara? Suara ini sepertinya aku sangat mengenalnya?" Ucap Gavin sambil menyeka keringat dari dahinya. Felly menganggukkan kepalanya dan dia pun menjawab ucap Gavin dengan suara serak dan manja. "Hhhmmm ... Aku juga mendengarnya sayang. Tapi, apakah itu mungkin …." Felly menghentikan ucapannya dan keduanya pun melihat kearah yang sama. Arah tempat Airin berdiri saat ini. Benar saja. Suara itu, memang sangat mereka kenal dan saat keduanya melihat kearah yang sama. Keduanya pun merasa sangat terkejut dan melihat bahwa Airin sedang berdiri tepat didepan mereka. Gavin langsung melompat dari atas tubuh Felly dan secepatnya, dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan juga Felly. Felly melengkungkan senyumannya secara diam-diam, karena dia sudah menantikan saat ini tiba. Dia memang sudah berencana akan menghancurkan pernikahan Airin dan Gavin. Melihat Airin yang masih berdiri sambil menatap dirinya dan Felly. Gavin merasa sangat bersalah. Apalagi, saat dia melihat wajah Airin yang penuh air mata dan tatapannya, terlihat sangat jelas. Jika Airin benar-benar sangat kecewa kepadanya. Gavin mengambil celananya dan bangun untuk menghampiri Airin. Namun Airin pun mundur dan menolak dengan keras, jika dirinya disentuh oleh Gavin. "Jangan sentuh aku dengan tangan kotor kamu!" Ucap Airin dengan nada dingin dan dia terus mundur menjauhi Gavin. Airin menatap keduanya dengan tatapan jijik seperti dia melihat kotoran yang tidak patut untuk dia sentuh. Gavin semakin merasa bersalah, dia pun mencoba kembali untuk Gavin menyentuh bahunya Airin. Tapi, sekali lagi, Airin pun langsung menepis tangannya Gavin dengan sangat kerasnya. "Jangan sentuh aku! Aku sudah mengatakan, jangan sentuh aku dengan tangan kotor kamu itu!" Teriak Airin dengan nada ketus dan dia pun langsung memalingkan wajahnya. Melihat itu, Gavin merasa sangat bersalah. Dia pun menundukkan kepalanya dan berkata, "Airin! Kakak bisa jelaskan semuanya, ini … ini ...." Gavin menghentikan ucapannya karena dia juga bingung harus menjelaskannya. Airin pun kembali menatap kearah Gavin, dengan tatapan penuh kekecewaan. "Kakak kamu sangat jahat! kenapa kamu melakukan hal memalukan seperti ini, aku … aku … aku sungguh merasa sangat kecewa! Padahal, hari pernikahan kita sudah sangat dekat. Tapi? Tapi jika seperti ini? jika kamu memang tidak ingin menikah denganku, langsung katakan saja kak! Aku pasti akan mengerti, aku menyukai kamu kak, tapi aku juga tidak akan memaksa kakak untuk menikah dengan aku. Tapi … kakak, kakak malah memperlakukan aku seperti ini," ucap Airin dia berteriak histeris dan tidak ingin mendengarkan penjelasan apapun lagi dari Gavin. Bukti yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri ini sudah cukup untuk menjelaskan semuanya. "Aku benci kamu kak! Aku sangat benci kamu kak!" Teriak Airin dan air mata pun terus mengalir deras dari sudut matanya. Dia sudah tidak bisa menahan rasa sakit di dalam hatinya. Jadi, Airin menumpahkan semua rasa sakit itu dengan berteriak dan memaki Gavin. Agar hatinya tidak terlalu berat untuk menahan itu semua. Mendengar itu, hati Gavin terasa sangat sakit. Entah mengapa, dia merasa jika dia tidak mau melihat Airin marah padanya. Padahal dirinya sudah meyakinkan dirinya jika dirinya, hanya mencintai Felly dan Airin sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri. Gavin pun langsung menarik tangan Airin dan dengan ekspresiwajah penuh penyesalan dan dia pun berkata, "Airin, kakak minta maaf! Tolong, jangan marah! Kakak bisa menjelaskan semua ini," ucap Gavin. dia pun menundukkan kembali kepalanya dan dia benar-benar tidak bisa menjelaskan apapun lagi. Airin melemparkan tangan Gavin yang menggenggam erat tangannya dan dia pun berlari tanpa menoleh kebelakang sedikit pun. Karena dia tidak mau melihat pasangan yang tidak tahu malu itu lebih lama lagi. Karena semakin dia melihatnya. Airin merasa semakin sedih dan hatinya akan semakin hancur. Melihat itu, Gavin langsung ingin mengejarnya, tapi tiba-tiba dia dipeluk oleh Felly dari belakang. Felly pun menangis dan berkata, " hiks … hiks, Kakak! aku .. aku … aku minta maaf kak. Ini, karena ini semua salah aku, aku yang terlalu murahan karena mencintai kamu kak, aku lah yang jahat di sini," ucap Felly dia pun mulai menangis. Gavin memeluk Felly dengan erat namun hatinya masih memikirkan Airin. "Berhenti menyalahkan diri kamu sendiri, kamu tidak bersalah dalam hal ini, aku lah yang bersalah karena menyukai kalian berdua. Baiklah! Aku harus mengejar Airin. Kamu tidak apa-apakan kakak tinggal dulu sebentar disini?" ucap Gavin, dia pun melepaskan pelukannya dan segera memakai pakaian secara lengkap . Setelah itu Gavin berlari dan berusaha mengejar Airin. Dan Gavin pun meninggalkan Felly yang di dalam kamar itu. Setelah Gavin sudah tidak terlihat lagi. Ekspresi sedih dari wajah Felly pun langsung berubah. Felly pun langsung melengkungkan senyuman puas, karena rencananya telah berhasil. "Hahahha … akhirnya! Akhirnya aku bisa mendapatkan kak Gavin juga. Airin kamu tidak akan pernah mendapatkan semuanya! Karena semuanya adalah milikku!" ucap Felly dia mengambil pakaiannya dan memakainya kembali. Dia berencana setelah ini, dia akan memamerkan semua tanda cinta yang dibuat Gavin kepada Airin. Ketika Airin bertemu dengannya di rumah nanti. Namun, Felly mendapatkan sebuah panggilan telepon dari ibunya dan memberitahukan, jika Airin tidak akan pernah menjadi penghalang untuk dirinya dan juga ibunya. Mendengar hal itu, Felly pun tertawa sangat keras dan dirinya sudah merasa, jika dirinya yang akan memenangkan semua nya. Entah itu harta, ayahnya dan juga Gavin serta semua yang dimiliki Airin akan menjadi miliknya sendiri. "Hahahaha … akhirnya! Akhirnya aku bisa menyingkirkan kamu Airin!" Ucap Felly, dia pun terus tertawa karena dia sudah mengetahui, jika setelah ini. Airin akan pergi untuk selamanya dan tidak akan menjadi pengganggu untuk dirinya dan juga ibunya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD