Part 2| Amanda Cholline

979 Words
Seorang gadis sedang berjalan menelusuri trotoar jalan, sudah semalaman dirinya tadak tau kan kemana. Bayangan bayangan kemarin lasa membuat dirinya kembali meneteskan air mata. Sepahit inikah hidupnya? Sebenci itukah meraka kepadanya? Ia hanya gadis miskin yang slalu ditindas. Setelah kedua orang tau nya meninggal, bibi dan paman nya tak ingin menampung dirinya. Sekarang dirinya hanya hidup sebatang kara di ibu kota yang selalu ramai ini. Bahkan pakaiannya dari kemarin sudah sangat tak layak pakai, gadis itu terus berjalan seperti orang gila yang entah ingin kemana. Pagi ini ia masih melanjutkan jalannya, sesekali berhenti untuk meluruskan kakinya yang tersa kebas. Gdadis itu memiliki paras yang cantik, sifat yang lemah lembut, penuh kasih sayang, ceria namun rapuh di dalamnya. Amanda Cholline nama gadis catik itu, umurnya baru menginjak usia 16 tahun. Seharusnya ia melanjutkan sekolahnya yang baru SMA, namun ia terpaksa berhenti karna tidak memiliki biaya. Perutnya sangat lapar, wajahnya pucat, pakaiannya lusuh, dan matanya tampak seperti panda karna semalaman dirinya tidak tidur. Ketika diri nya hendak menyebrangi jalan ada sebuah mobil mewah yang melaju kencang kearahnya, amanda hanya bisa menutup mata nya rapat rapat. Ciiitttt.... Amanda hanya pasrah namun dirinya idak merasakan apa apa. Perlahan ia membuka matanya dengan ekspresi yang sangat shock. Lalu menatap mobil mewah dihadapannya yang hampir saja menabrak dirinya. “Are you okay?” tanya pria itu sambil menepuk bahunya. Amanda tersentak saat tepukan tangan dibahunya. Ia menatap pria tampan dihadapannya dengan linglung. “Ya---I---im fine” ucap amanda terbata bata. ‘Tampan!’ Satu kata yang ada dibenak amanda saat menatap pria dihadapannya. “Really?” tanya pria itu. Amanda hanya bisa diam kikuk saat pria tampan dihadapannya menatap dirinya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Amanda kembali tersentak saat tangan nya di genggam pria yang ia tak kenal. “Gue rasa lo harus ikut sama gue dulu” ucap pria itu. “Emm... Engga usah kak, maafin aku ya... Gara gara aku jadi terlambat ke sekolah, mungkin” ucap gadis itu dengan senyum tulus sambil melepaskan genggaman tangan pria itu. Namun, bukan nya terlepas pria itu malah menariknya menuju mobil mewah nya. “Masuk!” perintah pria itu dengan datar sambil membuka pintu penumpang. Amanda hanya bisa pasrah sambil menuruti ucapan pria tampan yang menurutnya meyeramkan jika ekspresinya hanya flat. Setalah dirinya duduk manis pria itu langsung mengitari mobil menuju pintu pengemudi. Mesin mobil sudah menyala amanda hanya bisa diam tanpa berkomentar apapun. Mobil mulai berjalan entah menuju kemana dirinya tidak tau. Amanda menatap kearah luar jendela mobil menikmati pemandangan pagi ibu kota yang begitu ramai dan padat. Saat mobil mulai memasuki perjalan yang sepi amanda mencoba memberanikan diri manatap pria yang membawanya yang sedang fokus pada jalan. “Emm... Maaf kak kita mana kemana ya?” tanya amanda dean nada sesopan mungkin dan selembut mungkin. “Mansion” jawab pria itu singkat dan datar. “Mansion siapa kak?” tanya dirinya bingung. Pria itu hanya diam tanpa menjawab pertanyaannya. “Aneh” gumamnya sepelan mungkin. “Bahkan sebelumnya kita engga saling mengenal” cicitnya. “Kode?” tanya pria itu sambil manaikan alisnya. Amanda menyeritkan dahinya tanda tak mengerti ucapan pria disampingnya. “Hah? Kode?” beonya. Lagi lagi pria itu tidak memperdulikan kebingungan nya. “Maksud kakak kode apa ya?” tanya dirinya. “Nama” ucap pria itu dengan singkat padat dan jelas. Lagi dan lagi amanda menyerit bingung namun tak lama kemudian ia mulai paham apa maksud dari ucapan pria dingin disampingnya itu. “Maksud kakak, nama aku?” tanta amanda memastikan ucapan pria itu. Setelah mendapat anggukan dari pria itu, dirinya langsung menjawab namanya. “Nama aku amanda cholline kak... panggil aja aku manda” Pria itu hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Sedangkan dirinya ragu untuk menanyakan nama dari pria disampingnya. “Emm... kalo boleh tau nama kakak siapa?” tanya amanda ragu. “Barrack” jawab pria yang bernama barrack itu dengan singkat padat dan jelas. Tak lama mobil berhenti di depan gerbang yang menjulang tinggi. Saat bunyi klakson mobil gerbang itu akan terbuka otomatis. Amanda hanya bisa berdecak kagum saat mobil mulai memasuki halaman yang laus dan megah. Mobil terpakir rapih di depan rumah yang bak istana, ralat! Bukan rumah namun mansion. “Keluar!” perintah pria itu dengan singkat padat dan jelas, saat mesin mobil sudah pria itu matikan. Amanda segera keluar dari mobil sport yang baru pertama kalinya ia tumpangi. Bodyguard yang menjaga segera membukakan pintu besar mansion. Barrack berjalan di depan, sedangkan amanda mengikuti dari belakang sambil menatap setiap arsitektur mansion mewah. “Eh.. Kak ini aku gpp ikut masuk kedalam?” tanya amanda yang baru sadar saat dirinya sudah berada di dalam mansion. Barrack hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan amanda. Sesampai di dalam mansion tepat nya ruang keluarga, terdapat seseorang duduk santai dengan pakaian santai. “Ini rumah kakak?” tanya amanda tatapannya terus menatap ke sekeliling rumah. “Daddy” panggil barrack. Amanda ikut menatap kearah orang yang barrack panggil, ‘Daddy?’ tanya amanda dalam hati. “Kenapa kamu kembali pulang?” tanya pria setengah baya itu sambil menaikan alisnya mentap barrack. “Aku hampir saja menabrak dia” ucap barrack santai sambil menunjuk kearah amanda. Sedangkan, yang ditunjuk hanya bisa diam tak berkutik. “Bagaimana keadaan daddy?” tanya barrack. “Seperti yang kamu liat” ucap pria yang dipanggil daddy oleh barrack. Pria tampan setengah baya itu mengalihkan pandangan nya menatap kearah amanda yang sedari tadi hanya bisa diam. “Siapa dia?” tanya pria yang di sebut daddy itu. Dengan sedikit nyali yang ia punya, amanda memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh ayah barrack. “Na—nama saya amanda om” ucap amanda terbata bata. “Kenapa bajunya kotor?” tanyanya datar. “Karna hampir ketabrak aku dad” ucap barrack santai. “Siapa nama panjang kamu?” tanya pria tampan setengah baya itu. “Amanda Cholline om” ucap amanda dengan seditu ragu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD