“Kan bapak kesini mau ada kepentingan dengan beberapa orang berkaitan dengan Yayasan.” Elea tersenyum pada wanita yang mengajak Gardea untuk berdansa. “Jadi bapak tidak boleh berdansa.” Gardea terkekeh, menahan rasa gembiranya ketika Elea menahan. “Tapi tidak apa, saya masih punya waktu untuk berdansa dulu sebelum menemui orang-orang itu. Lagipula, mereka tidak datang.” “Nah, beliau juga tidak masalah. Lagipula tidak akan ada yang marah ‘kan, Pak Hakim?” “Tidak ada,” ucap Gardea mencoba menggoda Elea. “Iya ‘kan?” Wajah perempuan itu memerah dan akhirnya melangkah mundur. “Yasudah, saya menunggu duduk disana saja ya, Pak.” Dengan wajah yang memerah Elea meninggalkan Gardea lebih dulu. Duduk di kursi yang melingkari meja bundar. Ketika music dansa mengalun, Elea teringat dimalam ketika d