Sean memeluk Mia lebih erat. Cukup lama Mia menangis. Sean membiarkan saja Mia menumpahkan air mata. Sean mengusap lembut punggung Mia. "Saya membayangkan adegannya seperti di film berantem." Mia mendongakkan wajahnya. Dagunya menempel di d**a Sean. "Memang ada adegan seperti itu, tapi semua bisa diatasi." Sean mengakui kalau memang ada adegan seperti itu. "Tuan tidak terluka kan?" Mia melepaskan pelukan, kemudian mengamati tubuh Sean dari wajah sampai ke bawah. "Aku tidak apa-apa. Apa kamu belum tidur?" Sean menatap wajah Mia. Mata Mia merah. Terlihat kalau baru saja menangis. "Saya tidak bisa tidur karena mencemaskan Tuan." Mia menjawab jujur. Perasaannya tidak tenang karena memikirkan nasib Sean. "Sekarang sudah subuh. Sebaiknya kamu tidur. Aku akan kembali ke kamarku." "