Part 9

1791 Words

Terkadang aku merasa hidupku tidak jauh-jauh dari kata luka dan darah. Entah itu luka dan darah yang aku dapat dari orang yang tidak lain adalah ayahku sendiri atau luka dan darah yang aku buat sendiri dan bahkan luka dan darah yang aku toreh pada orang lain. Entahlah, mungkin memang seharusnya aku tidak pernah hidup di dunia yang hebat ini. Saking hebatnya, aku bahkan tidak pernah mendapatkan satu kesempatan untuk tersenyum tulus. Senyum sebagaimana orang mengekspresikan kebahagiaan mereka. Padahal saudaraku sendiri adalah orang yang selalu tersenyum kepada orang lain. Aneh, bukan? Dulu ada Bunda yang selalu melindungi aku saat Ayah marah atau mengamuk. Sekarang semuanya sudah berbeda, Bunda sudah pergi ke dunia yang belum saatnya aku kunjungi dan bunda membawa serta adikku. Yang anehny

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD