Prolog

258 Words
Sore ini, Agatha baru saja sampai di rumah barunya. Masih terlihat berantakan karena barang-barang yang ia dan keluarganya bawa dari Jakarta baru saja sampai dan belum sempat mereka bereskan. Agatha, gadis dengan lengsung pipi yang membuat dia begitu manis itu berjalan menaiki tangga menuju lantai dua, di mana kamarnya berada. Dia masih tak menyangka akan pindah dari kota Jakarta ke kota yang di juluki dengan kota kembang ini. Semuanya tampak begitu mendadak karena dia baru saja masuk menjadi siswa baru yang memakai seragam putih-abu satu tahun lalu dan di tahun ajaran baru ini dia kembali menjadi seorang murid baru dengan lingkungan sekolah yang pastinya akan begitu berbeda dengan sekolahnya yang lama, yang berada di Jakarta. Agatha menyimpan kopernya -yang berwarna ungu- kemudian meneliti sekeliling kamar. Baru ada ranjang sebagai tempat tidurnya nanti, meja belajar dan juga satu lemari pakaian, semua itu memang sudah di kirim lebih dulu agar hari di mana dia sampai di rumah barunya, dia bisa tidur dengan nyaman meski memang harus lebih dulu merapikan kamarnya. Warna kamarnya tampak pudar, mungkin nanti dia akan meminta ayahnya untuk menyuruh orang mencat ulang kamar, dengan warna putih karena warna yang sekarang ini benar-benar bukan dirinya sekali. Lihat saja warna dinding yang hijau daun bahkan melihatnya saja Agatha merasa malas, baginya hijau itu bukan seperti daun tapi mengingatkan dia pada ulat hijau yang dia tidak sukai. Agatha mulai mengeluarkan pakaian dari kopernya, kemudian menyusun rapi pakaian itu ke dalam lemari dan setelah itu dia pun sibuk dengan kegiatan membereskan kamarnya, berharap malam ini bisa tidur nyenyak di tempat baru.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD