Shireen Al-attas, putri ketiga dan satu-satunya Umar Al-attas yang merupakan salah satu pemilik usaha parfum dikawasan Jakarta Timur. Bekerja di bidang entertain Shireen sangat lekat dengan gemerlapnya kehidupan malam Jakarta, tapi percayalah, kehidupan wanita berusia 27 tahun tersebut amat sangat membosankan.
Tidak, Shireen sama sekali tidak berminat pergi ke Club atau party-party seperti kebanyakan rekannya, dibandingkan menghilangkan penat dengan cara semalam suntuk di Club yang hanya akan membuat pening keesokan harinya, Shireen lebih suka diam di apartemen. Memasak, membuat kue, nonton film dan hal-hal remeh, jika menurut Dilla, sepupunya yang justru kebalikan dari Shireen. Jangankan dugem seperti Dilla, bahkan bir dikulkas saja sama sekali tidak tersentuh oleh Shireen.
Ya, selurus itu kehidupan Shireen. Hidupnya hanya dihabiskan bekerja dan ngadem di apartemen. Shireen seorang yang menyukai ketenangan dan no drama-drama, berbuat hal-hal yang dilarang hanya akan membuatnya terkena dampratan orangtuanya yang protektif dan dua kakak laki-lakinya, meski Hasan dan Husin sudah menikah, dua kakak laki-lakinya tersebut sangat kepo dengan kehidupan sang adik. Dalam kehidupan percintaan pun Shireen bukan seorang yang anti seperti Dilla, ada beberapa pria yang sempat menghuni hati Shireen namun pada akhirnya hubungan itu kandas karena Shireen seorang yang kolot.
Dalam lingkup pergaulan Shireen, no s*x didalam relationship adalah hal yang kolot dan kuno. Mungkin itu sebabnya semakin bertambah umur semakin malas Shireen menjalin hubungan karena pada akhirnya mereka, para pria, hanya berpikir untuk naik ke ranjang. Shireen membiarkan kisah cintanya mengalir begitu saja, tidak terlalu peduli karena orangtuanya pun bukan tipe orang tua yang bertanya kapan akan menikah.
Sampai akhirnya di satu hari Shireen bertemu dengan kakak salah satu rekannya, tidak, jangan menyalahartikan jika apa yang dirasakan Shireen adalah jatuh cinta pada pandangan pertama, Shireen terlalu rasional untuk jatuh cinta pada seorang yang asing baginya. Lebih tepatnya Shireen tertarik dengan Kakak dari salah satu rekannya karena pria tersebut memenuhi segala kriteria idaman Shireen. Tipe ideal tentang seorang pria tampan, berwibawa, dan kharismati serta bersih dari berewok karena Shireen sudah agak bosan dengan para Habibie yang ada di sekelilingnya, dan yang membuat Shireen lebih tertarik adalah cara pria tersebut mentreat adiknya seperti seorang tuan putri, menurut Shireen salah satu ciri seorang pria yang baik adalah pria yang menyayangi Ibu dan saudara perempuannya, and yeah he did it.
Ya, pria itu adalah Andika Prasetya. Seorang Kapten di Batalyon Jawa Barat yang berbatasan dengan Ibukota Jakarta. Hanya sekilas perkenalan mereka dulu, sekedar mengenal nama, dan say hai saat berjumpa sampai satu waktu, Shireen dibuat terkejut dengan kehadiran Andika di depan pintu apartemennya. Dunia memang kadang sebercanda itu, seorang yang menarik perhatian Shireen ternyata menyukai sepupunya sendiri.
Lucu memang alur ceritanya. Shireen naksir Andika, Andika naksir Dilla, tapi Dilla tidak pernah mencintai siapapun selain dirinya sendiri, apalagi dengan kenyataan Andika adalah seorang pria berseragam, 7 tahun yang lalu Dilla pernah menjalin hubungan dengan seorang pria dan pria pertamanya tersebut justru mengkhianati Dilla, satu alasan yang membuat Dilla trauma hingga sekarnag. Sejak saat itulah antara Shireen dan Andika menjadi dekat.
Shireen sangat sadar jika niat Andika mendekatinya bukan hanya karena dirinya sahabat Maisa dan seringkali menghiburnya yang tengah patah hati, namun juga karena Andika ingin mendekati Dilla. Beralasan ingin menemui Shireen, Andika seringkali bertandang ke apartemen tempat mereka berdua tinggal.
Dimata Andika, Shireen tidak lebih dari sebuah batu pijakan untuk mendapatkan kekasih hatinya. Yang ada di otak Andika hanyalah Dilla, tidak ada yang namanya Shireen sampai akhirnya insiden mengerikan malam itu terjadi diluar kuasa Andika yang menghancurkan hidup Shireen. Bahkan setelah semua kehancuran yang dia sebabkan, Andika hanya menganggapnya sebagai sebuah kecelakaan. Tidak ada obrolan lebih lanjut. Tidak ada kalimat maaf, kalimat yang terucap dari Andika hanyalah itu sebuah kecelakaan yang bukan sepenuhnya kesalahan Andika.
Shireen terluka hingga akhirnya menganggap hal itu adalah mimpi buruknya, tertatih Shireen mencoba melupakan apalagi saat melihat Dilla perlahan mulai menerima Andika, namun nyatanya malam mengerikan yang membuatnya kehilangan kehormatan sebagai wanita tersebut meninggalkan jejak di tubuhnya.
Shireen mengandung benih dari pria yang mencintai Kakak sepupunya, seorang yang sangat Shireen benci dan mustahil mau bertanggung jawab. Jika seperti ini bagaimana bisa Shireen menjawab tanya Dilla tentang Ayah biologis janin yang tumbuh dalam rahimnya?
"Tolong, kasih tahu ke gue siapa yang hamilin lo, setan!"