Secret Tunnel

1906 Words
Jantung Shi Hui spontan berdegup kencang, normalnya Shi Hui bukanlah gadis yang penakut, namun malam-malam begini berada di ruangan ini sendiri entah kenapa membuat bulu kuduknya benar-benar merinding tanpa bisa ia kendalikan. Ia nyaris berteriak, tapi berhasil mengeremnya saat melihat sosok yang berdiri di belakangnya. “Hou Yiiiiiiiiin!! kau mengagetkanku!!!!” teriaknya ketika melihat ternyata Hou Yin ada di belakangnya. “Wah ternyata kau bisa takut ya? ku pikir kau gadis yang tak kenal takut.” Timpal Li Shuai sambil berusaha menahan tawa. Shi Hui hanya menatap pria itu sambil merengut. “Apakah kau sudah cukup menjelajahi tempat ini? kita harus segera pergi, kita sudah terlalu lama di sini.” “Ummmm….Baiklah ayo kita pergi, ahh percuma saja meskipun sudah di sini pikiranku tetap saja buntu” Shi Hui sebenarnya masih enggan meninggalkan tempat ini, rasa penasarannya belum terjawab, tapi nyatanya setelah beberapa saat tak ada yang ia temukan selain selembar kartu nama wedding organizer. Shi Hui buru-buru menutup kembali jendela yang terbuka itu, Li Shuai memperhatikan dari belakang sembari memikirkan sesuatu. “Ayo kita pergi dari sini.” Kata Shi Hui berjalan mendahului di depan, Shi Hui berjalan cepat di depan sementara Li Shui di belakang sambil mematikan lampu ruangan, menutup satu persatu pintu yang ia buka dengan kunci di tangannya. Setelah melewati pintu utama Shi Hui berjalan lurus ke arah arah ruang tamu setelahnya ia tiba di pintu utama yang mengarah langsung ke gerbang, setelah berjalan beberapa langkah Shi Hui menoleh kebelakang dan melihat pria itu masih berdiri di depan pintu utama tak beranjak sambil menatapnya dari kejauhan. “Kenapa kau diam saja di situ?” tanya Shi Hui penasaran. .”Seharusnya aku yang bertanya padamu, kau mau kemana?” Jawab Li Shuai yang malah berbalik bertanya. “Tentu saja aku mau keluar, bukankah penjelajahan kita sudah selesai.” jawab Shi Hui dengan nada yakin tanpa dosa. “Lewat mana?” “Apa kau bercanda?” Tentu saja lewat gerbang, bukankah kau memang kuncinya.” jawab Shi hui masih dengan polosnya. “.....................” Shi Hui teringat sesuatu, tiba tiba tawanya meledak, “ha ha ha sorry sorry aku lupa, seperti janjiku aku akan memberi tahu padamu jalan rahasiaku.” “Akhirnya kau ingat juga.” “Lagipula… kenapa juga kau penasaran dengan lubang itu, kita harus susah payah merangkak, kalau bisa lewat gerbang depan sepertimu juga mana mau aku lewat sana seperti tikus.” Shi Hui benar-benar tak memahami pemikiran pemuda yang baru dikenalnya itu. “Lihatlah bajuku saja sampai kotor seperti ini.” lanjut Shi Hui sambil menunjuk atasan Belted Top kremnya yang nampak dikotori dengan tanah basah yang menempel di bagian depan. Li Shuai mengangguk. “Hmmm baiklah, janji adalah janji.” Shi Hui berbicara sendiri sembari berbalik untuk berjalan ke arah lubang rahasianya. Li Shuai mengikuti Shi Hui berjalan perlahan, menyusuri sepanjang halaman belakang rumah itu, sepanjang perjalanan Li Shuai terus awas memperhatikan CCTV yang ada di sekitar sana, cukup banyak tapi tak menutupi kemungkinan adanya titik buta. Jumlah kamera CCTV yang ada di sepanjang halaman belakang tak sebanyak jumlah yang ada di bagian depan, seseorang yang sudah sangat mengenal tempat ini pasti akan dengan mudah menemukan titik buta dari kamera-kamera itu. “Ini lubang yang kumaksud.” Mereka tiba di depan lubang tikus itu, lubang yang jika dilihat dari dalam nyaris tak terlihat karena tanaman rimbun yang menutupinya. dari depan pun tak ada kamera CCTV di sekitar sana, sebuah lokasi yang sempurna sebagai tempat melarikan diri tanpa ketahuan. Li Shuai berjongkok sembari menyibakkan semak-semak rimbun yang menutupi lubang itu. “Bagaimana kau bisa menemukan tempat tersembunyi ini?” “Uhmm sebenarnya bukan aku, kameramen ku yang pertama kali menemukannya.” “Sudah cukup kan, hutangku sudah lunas sekarang ayo kita kembali.” kata Shi Hui dengan sumringah. SHi Hui berbalik dan hendak berjalan ke gerbang, namun setelah beberapa langkah dan menengok lagi-lagi pria itu tak berjalan mengikutinya,pemuda itu tahu-tahu sudah tiarap di tanah dan bersiap merangkak melewati lubang itu. “hei hei hei kupikir kau hanya penasaran ingin melihatnya, kenapa kau malah ikut-ikutan lewat di situ juga ?? fix kau memang aneh.” Kata Shi Hui benar-benar tak habis pikir. Li Shuai tak merespon dan masih serius melewati lubang itu, ia nampak kesulitan karena badannya lebih besar dan berotot bila dibandingkan Shi hui belum lagi rerumputan yang menjalar yang bergesekan dengan rambutnya. tapi untungnya rambutnya pendek sehingga tak tersangkut. setelah beberapa menit Li Shuai akhirnya bisa keluar dari lubang itu. “Shi Hui sekarang giliranmu.” Katanya setengah berteriak begitu sampai di sisi luar gebang. “Hmmmmm.” Shi hui memasang muka kesal, ia benar-benar sudah cukup puas beberapa kali melewati lubang ini, “No thanks, aku mau lewat gerbang saja.” Li Shuai memainkan kunci di tangannya hingga terdengar bunyi gemerincing, mengisyaratkan pada Shi hui bahwa gadis itu tak akan bisa keluar lewat gerbang karena kunci itu ada padanya. “Haole haole, aku akan merangkak, mungkin memang sudah takdirku harus keluar masuk rumah ini melalui lubang anj*ng ini.” Li Shuai melepaskan jaket bomber coklatnya dan menyerahkan kepada Shi hui, “Gunakan ini agar tak tergores tanaman menjalar.” Huh dia perhatian juga, tapi kenapa tidak sekalian saja dia memberikan kuncinya agar aku bisa lewat gerbang? dasar pria aneh. Batin Shi Hui yang masih setengah hati jika harus merangkak melewati lubang itu lagi. Shi Hui tiarap dan bersiap untuk merangkak, tak peduli sudah seberapa sering ia melewatinya ia tak bisa menjadi ahli yang bisa melewati lubang ini dalam sepersekian detik. “Aduh!” pekik Shi Hui lirih. Li SHuai segera berjongkok dan memeriksa keadaan gadis itu, ” kenapa? apa kau terluka?” tanyanya dengan nada khawatir, ada seberkas perasaan bersalah. “Rambutku tersangkut huhuhu.” “Apa kau perlu bantuan?” “No no no aku bisa sendiri aku sudah ahli melewatinya.” jawab Shi hui, ia melanjutkan perjuangannya merangkak, jaket bomber yang ia kenakan setidaknya cukup membantu tangannya dari semak-semak yang ada di sekelilingnya. Beberapa menit kemudian ia telah sampai diluar, Shi Hui mengusap-usap kepalanya,” empat kali aku lewat sini dan empat kali juga rambutku tersangkut, kalau harus melewati lubang ini lagi kepalaku benar-benar bisa jadi botak hu hu hu.” “maaf sudah menyusahkanmu malam ini” “Ngomong-ngomong dimana rumahmu? ini sudah sangat larut malam, biar aku mengantarmu.” “Uhmm kau yakin?” “Tentu saja.” Shi Hui hendak menolak tapi ia berpikir akan sulit mendapatkan taksi di jam begini, jadi ia mengangguk dan segera menerima tawaran itu. Mereka berdua berjalan menuju ke sebuah mobil Range Rover hitam yang terparkir tak jauh dari gerbang. “Liu Yiran jijie apakah ia masih berada di Jinxiang? tanya Shi Hui dengan santai dalam perjalanan menuju ke flatnya.” Pria yang ada di sampingnya hanya mengangguk sambil fokus menyetir kedepan. “Dulu aku pernah bekerja sama dengannya, tapi belakangan dia sudah pindah ke divisi lain jadi kami sudah sangat jarang bertemu. sampaikan salam dariku jika kau bertemu dengannya besok, oke?.” “Oke” jawab Li Shuai singkat. “setelah menyelidiki rumah itu malam ini apa yang kau pikirkan.” tanya Li Shuai beberapa saat kemudian, “Apakah kau masih dengan pendapatmu sebelumnya.” “Entahlah aku masih berpikir kalau kematian Alex bukan bunuh diri murni, tapi tetap saja aku tak bisa memastikannya, hmmm rasanya seperti menyusun puzzle dan ada beberapa bagian yang hilang dan membuat puzzle itu menjadi tak jelas. yah Itu murni pendapat pribadiku saja jadi aku juga tak bisa menulisnya sembarangan. bagaimana denganmu?” “Aku masih harus melakukan penyelidikan mengenai beberapa hal lagi sebelum mengambil kesimpulan. Shi Hui spontan menoleh ke arah pria di sampingnya,”penyelidikan?” Shi Hui mengerutkan dahinya, suasana menjadi hening sesaat, Li Shuai sadar ada yang kurang pas dari perkataanya barusan tapi tiba tiba gadis di samping kemudinya tertawa terbahak-bahak, “ha ha ha kau sudah benar-benar seperti detektif saja, waaah aku salut padamu, kau masih wartawan baru tapi sudah sangat totalitas dengan pekerjaanmu, jinxiang pasti bangga memilikimu.” Katanya sambil menepuk-nepuk pundak pemuda itu. Pria itu tersenyum lega, masih aman, pikirnya, “ngomong-ngomong kenapa kau nekat ke rumah itu sendirian malam-malam begini, apa kau tidak takut?” “Takut? maksudmu takut pada hantu Alex Shen akan tiba-tiba muncul, ha ha ha aku tak percaya dengan hal seperti itu, Alex sudah meninggal dan sekarang jiwanya sudah berada di tempat lain. lagipula aku hanya penasaran saja, aku dan temanku An Huan sudah sempat berada di dekat kamar yang kita masuki barusan, tapi seperti yang kukatakan tadi, nasib kami apes sekali kemarin. “Bagaimana dengan polisi, apa kau tak takut mereka akan menangkapmu karena menerobos rumah itu.” “uhmmm entahlah aku tak pernah memikirkannya, Hei tapi ada kau bukan, kau bahkan memiliki orang dalam yang memberikanmu kunci rumah itu setidaknya kalau ketahuan dan ditangkap pun aku lebih tenang he he he.” kata Shi Hui sambil terkekeh, gadis itu diam sesaat mencoba memikirkan sesuatu, “eeeeh tunggu dulu tunggu dulu, kenapa rasanya seperti aku sedang diinterogasi ya….kalau aku di sebut penyusup berarti kau juga penyusup, bisa dibilang kita adalah partner in crime bukankah begitu?” “Oke oke partner in crime.” Li Shuai mengangguk kemudian sibuk dalam pikirannya sendiri sembari sibuk mengemudikan mobilnya ke arah tempat tinggal gadis itu tinggal, malam ini mereka benar-benar menjadi partner in crime. Padahal dirinya sendiri yang membuat aturan keras bahwa wartawan tak boleh mendekati TKP, tapi malam ini malah ia sendiri yang membawa gadis wartawan masuk kedalam rumah itu. seperti menjilat ludah Sendiri. Tapi sisi positifnya ia telah menemukan beberapa potongan puzzle untuk melengkapi kasus ini, puzzle yang akan menjadi bukti dari dugaannya selama ini. Sementara ia masih di dalam mobil pikirannya sudah berjalan kemana-mana, mengenai apa yang akan ia lakukan, siapa yang harus dipanggil ke kantor polisi untuk interogasi, ia menyusunya matang-matang di dalam pikirannya. Sekitar empat puluh menit membelah jalanan lengang kota Beishan akhirnya mobilnya tiba di depan flat empat lantai yang yang terletak di pinggiran kota Beishan. “Benarkah ini tempatnya?” Li Shuai menoleh ke arah gadis di sampingnya tapi gadis itu nampak sudah tertidur pulas sembari menyandarkan kepalanya di kaca samping mobil. Li Shuai menunggu lima menit sebelum mengguncang perlahan tubuh gadis itu,” Shi Hui...Shi Hui...kita sudah sampai” Gadis itu menggeliat dan kemudian mengucek-ngucek matanya,” Ah Hou Yin maaf aku ketiduran, terima kasih sudah mengantarku.” Kata Shi hui sembari melepas sabuk pengamannya dan bergegas turun dari mobil, sebelum berjalan menjauh Shi Hui menoleh,”Xie Xie sudah mengantarkanku pulang, senang bekerja sama denganmu Sampai bertemu lagi yaaa,.” Seru Si Hui sembari melambaikan tangannya. Li Shuai mengangguk sambil tersenyum tipis kemudian menyalakan mobilnya meninggalkan halaman flat itu. **** Lantai tiga kamarnya hari ini benar-benar terasa sangat tinggi, ia melangkah dengan gontai sambil melamun, apa yang ia temukan di rumah Alex Shen barusan justru membuatnya semakin penasaran. Begitu sampai di kamar Shi hui langsung melemparkan tubuhnya ke atas tempat tidurnya. Ia melirik ke arah pakaian yang ia kenakan, Jaket bomber brown itu masih terpasang di tubuhnya,” Ah jaketnya ….aku lupa mengembalikannya….When Shi Hui...kau masih muda kenapa kau pikun sekali.” Kata Shi hui mengomeli dirinya sendiri. “Ah sudahlah, cepat atau lambat aku pasti bertemu dengannya lagi,” Setelah ia berbaring barulah Shi Hui merasakan seluruh badannya terasa pegal dan kaku. Dia segera meluruskan kaki dan tangannya, mencoba meregangkan otot-ototnya. Sejak kemarin ia bergerak ke sana kemari seperti yoyo tanpa kenal waktu tanpa tidur semalaman hingga bulatan hitam di bawah matanya nampak semakin kelihatan, wajar saja jika sekarang tubuhnya memberontak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD