“Kamu serius dengan semua ini? Noa, kamu benar-benar gila!” Tangan Keano dengan kasar meraih gelas berisi air minum yang ada di hadapannya, kemudian meneguk dengan buru-buru. Suaranya meninggi, wajahnya merah menahan emosi yang siap meledak. Tempat yang dipilih Noa untuk melakukan pertemuan membuat Keano tidak bisa leluasa dalam mengekspresikan emoasinya. Ditambah keberadaan Shaga yang selalu berdiri di sekitar gadis itu, semakin menambah rasa frustrasi Keano. “Kamu yang gila!” Keano mengangkat tangannya demi menahan Noa bicara. “Apa kamu bisa usir dia dari sini? Aku nggak mau pembicaraan penting kita didengar orang lain!” “Jangan mengaturku. Kita nggak ada hubungan apa-apa lagi jadi berhenti bersikap seolah-olah kamu masih pacarku,” balas Noa tegas. “Noa, please! Aku tahu kamu marah