Kalila menatap kedua kakaknya yang beberapa menit lagi akan segera meninggalkan dirinya sendirian.
Kalila menghembuskan napasnya dengan pelan. Sebenarnya Kalila merasa sangat sedih karena dia pasti akan merasa kesepian. Selama ini Kalila selalu menghabiskan waktunya bersama dengan Ilora tapi untuk beberapa bulan ke depan Ilora tidak akan ada bersama dengannya. Iya, Kalila memang harus membiasakan dirinya untuk tidak terlalu bergantung dengan Ilora. Sebentar lagi Ilora akan melahirkan dan wanita itu pasti akan sibuk untuk megurus bayinya. Iya, Kalila akan segera memiliki keponakan.
Sebelum keponakannya lahir Kalila harus segera sembuh. Kalila tidak ingin Kyra membahayakan orang-orang yang ada di sekitarnya.
“Baiklah, Kalila.. kakak harus segera berangkat sekarang. Jaga dirimu baik-baik, jangan lupakan janji yang sudah kamu buat untuk kakak” Kata Ilora sambil memeluk Kalila dengan erat.
Kalila tertawa sambil menganggukkan kepalanya. Kalila bahkan sudah hafal dengan semua hal yang diminta oleh Ilora. Wanita itu sudah membuatkan semua jadwal yang harus Kalila lakukan selama Ilora tidak ada. Ya, yang paling Kalila ingat adalah makan dengan cukup, istirahat dengan baik, lalu menemui dokter Harmono setiap dua hari sekali. Kalila tahu jika Ilora hanya ingin yang terbaik untuk dirinya.
“Kak, jangan khawatir,, aku akan melakukan semuanya. Jaga dirimu baik-baik, Kak..” Kata Kalila dengan pelan.
Kalila sangat menyayangi Ilora karena setelah belasan tahun Kalila hidup tanpa mendapatkan perhatian dari siapapun, akhirnya Kalila bertemu dengan Ilora. Ilora sangat baik, dia selalu memperhatikan Kalila, dia sangat menyayangi Kalila.
“Revan, tolong jaga Kalila.. Kakak sangat percaya padamu..” Kata Ilora sambil menatap Revan yang berdiri di samping Kalila.
Iya, Revan memang ikut mengantarkan Ilora dan Kenzo ke bandara. Tadi siang Kalila menceritakan apa yang terjadi dan Revan memutuskan untuk mengantar Kalila. Kata Revan, Kalila pasti akan merasa bersedih jika dia pulang dari bandara sendiri.
Sebenarnya, sekalipun nanti Kalila pulang bersama dengan Revan, Kalila akan tetap merasa bersedih. Kalila akan merasa kesepian karena selama ini dia sudah terbiasa dengan kehadiran Ilora dan Kenzo.
Iya, Ilora memang hanya pergi selama beberapa bulan, tapi Kalila tetap akan merasa kesepian. Kalila akan tinggal sendirian selama beberapa bulan ini dan Kalila tidak terbiasa dengan keadaan itu.
“Jangan khawatir, Kak. Aku akan selalu menjaga Kalila. Hati-hati di jalan, Kak” Kata Revan sambil tersenyum.
Kalila menghembuskan napasnya dengan pelan. Sejujurnya Kalila tahu jika saat ini akan tiba, tapi Kalila tetap saja merasa sedih.
Setelah belasan tahun hidup sendirian di dalam kesengsaraan, Ilora dan Kenzo datang seperti seorang penyelamat, tapi sekarang mereka harus terpisah selama beberapa bulan.
Iya, Ilora pasti akan kembali, tapi Kalila tetap saja merasa sedih.
“Terima kasih banyak, Revan. Tolong katakan kepada kakakmu, aku tidak bisa datang di acara pernikahannya..” Kata Ilora sambil menatap Revan dengan senyuman yang penuh penyesalan.
Kalila tahu jika Ilora dan Nessa memang berteman baik. Sebenarnya sedikit tidak enak jika Ilora tidak datang ke pernikahan temannya sendiri. Tapi mau bagaimana lagi? Ilora memang harus pergi ke Amerika karena sekarang keadaannya sedang darurat.
“Jangan khawatir, Kak. Kalila yang akan datang ke sana untuk menggantikan kakak” Kata Revan sambil tertawa.
Kalila menolehkan kepalanya dengan cepat.
“Revan..” Kata Kalila dengan pelan.
“Bukankah itu benar? Apakah kamu memang tidak ingin datang ke pesta kakakku?” Tanya Revan sambil tersenyum.
Kalila mengendikkan bahunya. Tentu saja Kalila akan datang jika Nessa mengundang Kalila. Iya, begitulah. Kalila tidak mungkin datang jika Nessa tidak mengundang dirinya, bukan? Itu akan terlihat sedikit aneh.
“Iya, Kalila yang akan menggantikan Kakak. Apapun itu, Revan.. tolong jaga Kalila baik-baik. Kakak tidak tahu lagi harus meminta bantuan kepada siapa” Kata Ilora sambil mengusap kepala Kalila dengan pelan.
Kalila menggelengkan kepalanya. Ilora terus saja mengulang permintaan yang sama padahal wanita itu baru saja mengatakannya kepada Revan. Lagipula Kalila jaga sudah dewasa, rasanya sangat aneh jika Ilora meminta Revan untuk menjaga dirinya seperti itu.
“Kak, tenang saja. Kalau perlu aku akan selalu bersamanya ketika di kampus. Dia akan aman.. aku janji padamu..” Kata Revan sambil tersenyum.
“Aku bisa menjaga diriku sendiri, Kak. Sudahlah..” Kata Kalila.
“Baiklah, ayo kita berangkat, Ilora..” Kata Kenzo dengan pelan.
Kalila menatap jam yang melingkari pergelangan tangannya. Sepertinya Ilora memang harus segera berangkat.
Kalila menghembuskan napasnya dengan pelan lalu kembali memeluk Ilora. Entahlah, Kalila merasa jika dia sangat sedih karena harus ditinggal pergi oleh Ilora.
“Kalila, jaga dirimu baik-baik..” Kata Kenzo dengan pelan.
Kalila menganggukkan kepalanya lalu memeluk Kenzo sekilas. Kakaknya itu tidak akan menetap di Amerika, dia hanya akan mengantarkan Ilora saja ke sana lalu dia akan kembali ke Indonesia untuk bekerja. Tapi tetap saja, Kenzo sangat jarang ada di rumah.
“Hati-hati, Kak..” Kata Kalila sambil tersenyum.
***
“Apakah kamu bersedih?” Tanya Revan ketika mereka berdua sedang duduk di dalam mobil pria itu.
Kalila menghembuskan napasnya lalu menganggukkan kepalanya dengan pelan. Kalila kehilangan kedua kakaknya selama beberapa bulan, tentu saja Kalila merasa sangat sedih.
Setelah ini Kalila harus sanggup melakukan segalanya sendirian. Iya, sendirian. Termasuk menghadapi Kyra.
Selama ini Kalila selalu dikalahkan oleh Kyra, tapi mulai saat ini Kalila akan berjuang untuk melakukan segala hal yang terbaik. Kalila harus bertahan. Dia harus membuktikan pada semua orang bahwa manusia yang tidak normal seperti dirinya pun memiliki kesempatan untuk menikmati kehidupan yang layak. Entahlah, entah Kalila atau Kyra yang lebih pantas untuk mendapatkan kehidupan ini.
“Kalila? Kenapa diam saja? Apakah kamu sangat bersedih?” Tanya Revan sambil menyentuh bahu Kalila.
Kalila menolehkan kepalanya dengan cepat sambil menatap Revan. Apakah Kalila baru saja mengabaikan Revan?
Astaga, Kalila melamun.
Kalila mengusap wajahnya dengan pelan. Kalila terlalu sering memikirkan sesuatu di saat yang tidak tepat.
“Ah, tidak. Ada apa, Revan?” Tanya Kalila dengan pelan. Kalila juga mencoba untuk tersenyum agar Revan tidak curiga dengan apa yang dia pikirkan.
Ketika Kalila menatap Revan, Kalila tiba-tiba mengingat sesuatu yang sejak tadi pagi terus Kalila pikirkan.
Astaga, bagaimana mungkin Kalila melupakan hal penting ini?
“Apakah kamu sedih? Kamu terlihat murung, Kalila.. apa yang harus aku lakukan untuk menghibur dirimu?” Tanya Revan.
“Revan, apakah aku bisa bertanya padamu?” Tanya Kalila.
Revan tampak mengernyitkan dahinya karena dia merasa bingung dengan pertanyaan yang Kalila ajukan.
Kalila terus menatap ke arah Revan sehingga beberapa detik kemudian Revan menganggukkan kepalanya.
Baiklah, Kalila memang harus menanyakan hal ini untuk memastikan.
“Apakah selama ini kamu pernah bertemu lagi dengan Kyra? Maksudku selain saat dia bunuh itu..” Kata Kalila.
Kalila masih mengingat dengan jelas iika kemarin malam Kyra tampak tertarik untuk membicarakan masalah Revan. Kalila takut jika selama ini Kyra sudah memiliki rencana buruk untuk Revan.
Iya, Kalila memang jarang memiliki waktu untuk bisa berbicara dengan Kyra, selama ini mereka memiliki hubungan yang sangat buruk, tapi tentu saja Kalila tetap tahu bagaimana jalan pikiran Kyra bekerja. Kyra bukan sosok yang baik, dia pasti memiliki rencana yang sangat buruk jika dia tahu saat ini Kalila sedang berteman dengan Revan.
Astaga, kenapa Kyra harus bertemu dengan Revan? Semua ini terasa semakin sulit.
“Aku pernah bertemu dengannya di sebuh club” Kata Revan.
“Setelah itu, apakah dia bertemu lagi denganmu?” Tanya Kalila dengan cepat.
Kalila harus memastikan semuanya. Kalila tidak ingin jika nanti akhirnya Kyra menemui Revan dan melakukan hal-hal buruk pada pemuda ini.
Tidak, Kalila memang tidak memiliki kekuatan apapun untuk bisa melawan Kyra, tapi Kalila akan tetap berusaha. Ini masalah antara dirinya dan jika Kyra, Revan tidak boleh masuk di dalamnya.
“Tidak. Kenapa memangnya, Kalila? Apakah dia membuat masalah denganmu? Jujur saja aku cukup penasaran dengan Kyra. Dia terlihat sangat berbeda dengan kamu..” Kata Revan.
Kyra tidak menemui Revan. Ah, Kyra belum menemui Revan.
Jika nanti ada kesempatan, Kyra pasti akan menemui Revan.
Kalila menghembuskan napasnya dengan pelan. Kalila harus memastikan jika Revan sama sekali tidak melakukan interaksi apapun dengan Kyra.
“Revan, aku pernah melarangmu untuk berinteraksi dengan Kyra, apakah kamu akan tetap melakukannya jika nanti dia datang secara tiba-tiba?” Tanya Kalila dengan pelan.
Revan mengernyitkan dahinya. Iya, Kalila tahu ini adalah permintaan yang sangat aneh, tapi mau bagaimana lagi? Kalila sama sekali tidak memiliki pilihan lain. Kalila harus memastikan jika semua orang yang ada di sekitarnya aman dan tidak disakiti oleh Kyra, sementara itu Kalila akan segera melangsungkan semua rencana yang memang suda dia diskusikan dengan dokter Harmono.
Saat ini Ilora dan Kenzo sudah berada di tempat yang sangat jauh. Kyra tidak akan bisa menemukan Ilora dan Kenzo, mereka akan aman.
Iya, ini semua memang rencana yang telah lama Kalila susun. Kalila baru akan melakukan tindakan pada Kyra setelah semua orang yang dia sayangi berada di tempat yang aman. Kalila tahu jika dia akan mendapatnya banyak masalah jika dia berani mengusik ketenangan Kyra, tapi Kalila sama sekali tidak memiliki pilihan lain. Setelah kejadian kemarin malam, Kalila semakin menyadari jika dia memang harus mengambil sebuah keputusan kejam untuk mengakhiri semua masalah rumit ini. Kalila harus menghadapi Kyra sekalipun nyawanya sendiri yang akan menjadi taruhannya.
Sayangnya saat ini Kalila mulai mengenal banyak orang. Kyra tahu identitas Revan, Kalila takut jika Kyra akan melakukan sesuatu kepada Revan.
“Kalila, aku membutuhkan alasan yang jelas untuk mengabaikan seseorang. Aku sama sekali tidak memiliki masalah dengan Kyra, apakah pantas jika aku menjauhinya? Iya, aku memang pernah mengatakan iya pada permintaanmu, tapi setelah aku pikir-pikir.. bukankah sangat aneh jika aku menjauhinya tanpa alasan?”
Kalila menatap Revan dengan pandangan tidak percaya.
Astaga, tidak.. Revan harus mengikuti apa yang Kalila katakan karena Kalila yakin, sekarang Kyra pasti akan menyerang orang-orang yang berada di dekat Kalila jika saja Kalila berani bertindak.
Kalila sering merasa tidak pantas untuk menerima kehidupan ini. Kalila sering merasa jika apa yang Kyra katakan memang sepenuhnya benar. Kalila sama sekali tidak berguna, sekalipun diberi kesempatan untuk hidup, Kalila tetap tidak akan bertahan karena Kalila sangat lemah. Kalila tida seperti Kyra yang berani dan memiliki kekuatan untuk menghadapi kehidupan. Tapi sekarang Kalila berubah pikiran. Kehidupan ini adalah milik Kalila.. Kalila tidak boleh menyerah begitu saja.
“Revan, aku tidak bisa mengatakan semuanya kepadamu, tapi aku mengenal Kyra.. dia bisa saja menyakitimu.. aku mohon.. aku sebenarnya tidak ingin mengatakan semua ini kepada temanku, tapi aku sama sekali tidak punya pilihan lain, Kyra mengenalmu..” Kata Kalila dengan pelan.
“Aku sangat percaya dengan apa yang kamu katakan, Kalila. Tapi.. aku tidak pernah lagi bertemu dengan Kyra. Lagipula sepertinya dia juga sudah melupakanku. Dia tidak akan mengenali aku lagi. Sudah, jangan khawatir, Kalila..” Kata Revan sambil mengusap rambut Kalila.
Kalila menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tidak, Kyra sama sekali tidak lupa. Kyra masih mengingat Revan dan karena dia tahu jika Kalila memiliki hubungan dengan Revan, Kyra sepertinya tertarik untuk mendatangkan masalah bagi Revan. Kyra selalu tahu apa saja yang menjadi kelemahan Kalila sehingga akhirnya Kalila akan kembali berada di dalam kendalinya.
Kalila sudah lama ingin menghentikan Kyra, tapi setiap kali Kalila melakukan sesuatu, Kyra akan datang dan memberikan ancaman kepada Kalila.
Kalila tidak akan mampu melakukan apapun setelah Kyra memberikan ancamannya. Selama ini Kalila merasa jika dia tidak pantas hidup di dunia ini, tapi setelah menyadari jika Kyra telah terlalu jahat kepadanya, Kalila mulai mengerti bahwa tidak peduli siapa yang pantas dan tidak pantas, yang terpenting Kalila harus tetap mencoba dan memperjuangkan hidupnya sendiri.
“Kemarin malah Kyra datang dan membuat kepalaku menghantam tembok. Aku pingsan hingga pagi. Kamu bisa melihat bekas lukanya di kepalaku..” Kata Kalila dengan pelan.
Kalila tidak memiliki cara lain, jika memang hanya ini satu-satunya cara yang bisa dia lakukan untuk menyelamatkan Revan, maka Kalila akan melakukannya.
“Apa? Kalila? Sebenarnya apa yang terjadi diantara kamu dan saudaramu itu? Astaga, apakah kita harus memeriksa keadaanmu ke dokter?” Tanya Revan dengan cepat.
Kalila menggelengkan kepalanya. Kalila merasa jika bekas luka ini akan mengganggu tidurnya, tapi itu sama sekali tidak masalah. Kepala Kalila memang terasa nyeri tapi Kalila bisa mengatasi ini semua sendiri.
“Tolong, Revan.. jika kamu bertemu dengannya.. jauhi dia..” Kata Kalila dengan sangat pelan.
Kalila menatap ke arah spion mobil Revan dan saat itu juga darahnya terasa membeku. Kyra ada di sini.. Kyra pasti mendengar semua hal yang Kalila katakan pada Revan.
Tidak.. semua ini tidak boleh kacau.. Tapi senyuman yang terlukis di bibir Kyra menunjukkan jika dia sedang membuat sebuah rencana jahat yang mungkin akan membuat Kalila kesulitan untuk menghadapi dirinya.