Bab 13

1336 Words
Kalila sedang membaca sebuah novel karya salah satu penulis ternama di Inggris ketika Ilora masuk ke dalam kamarnya. Iya, Kalila memang sangat suka membaca novel dalam bahasa inggris. Ini bukan karena Kalila tidak menyukai novel bahasa Indonesia, Kalila membaca novel bahasa asing untuk meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa Inggris. Ya, begitulah. “Kamu sedang sibuk, Kalila?” Tanya Ilora sambil mengulurkan segelas s**u coklat kepada Kalila. Kakak iparnya itu sedang hamil besar tapi dia masih saja memperhatikan Kalila dengan sangat detail. Kakaknya bahkan masih sering naik turun tangga hanya untuk melihat keadaan Kalila. Kadang Kalila merasa tidak enak dengan kakaknya. Wanita sangat baik. Kalila selalu bersyukur karena setelah beberapa tahun menjalani kehidupan yang begitu mengerikan, Kalila akhirnya menemukan keluarga baru yang begitu menyayangi dirinya. Sebenarnya juga bukan keluarga baru. Kenzo adalah kakak Kalila, jadi seharusnya Kalila tidak merasa asing di rumah ini. “Tidak, Kak. Aku hanya sedang membaca novel saja” Kata Kalila dengan tenang. Kalila meletakkan novel tebal yang awalnya ada di pangkuannya. Kalila tahu jika Kakaknya pasti akan mengatakan sesuatu yang penting kepada dirinya. “Ada apa, Kak?” Tanya Kalila sambil menggeser tubuhnya untuk duduk berhadapan dengan Ilora. Kakaknya tampak menghembuskan napasnya dengan pelan lalu menatap Kalila dengan pandangan menyesal. Oh tidak, Kalila tahu kemana arah pembicaraan ini. “Kamu harus ikut dengan Kakak untuk ke Amerika. Kakak tidak akan meninggalkan kamu sendirian, Kalila..” Kata Ilora dengan pelan. Kalila mengernyitkan dahinya karena kebingungan. Kemarin malam memang ada sesuatu yang terjadi dengan Kalila, tapi itu bukan hal buruk. Kalila masih sanggup mengendalikan segalanya. Lagipula mereka juga sudah sepakat akan hal ini. Kalila akan tetap berada di Indonesia karena dia memang sedang kuliah di sini. Kenapa Ilora tiba-tiba mengatakan hal yang demikian? “Kak? Aku akan tetap di sini. Kakak harus pulang Amerika dan menghabiskan waktu di sana selama proses kelahiran Kakak. Pada akhirnya Kakak akan tetap kembali ke sini, bukan?” Tanya Kalila. Ilora menggelengkan kepalanya seakan wanita itu tidak setuju dengan apa yang Kalila katakan. Kalila menghembuskan napasnya dengan pelan. Dalam keadaan seperti ini, Kalila semakin merasa bersedih. Kalila sudah banyak sekali merepotkan keluarga Kakaknya, Keadaan Kalila memang sangat tidak baik, tapi Kalila yakin jika dia masih sanggup mengendalikan semua ini. Iya, semua ini. “Kalila, apakah kamu masih sering menemui dokter Harmono?” Tanya Ilora. Sejujurnya sejak beberapa bulan mengenal dokter itu, Kalila merasa jika keadaannya semakin membaik sehingga Kalila memutuskan untuk lebih jarang memenuhi dokter itu. Iya, Kalila memang sudah baik-baik saja. Kalila bahkan sudah bisa melakukan segala kegiatan di kehidupan yang normal pada umumnya. Kalila bisa ke kampus, Kalila memiliki teman yang cukup banyak karena batuan Revan. Jadi, kenapa Kalila harus bertemu dengan dokter Harmono lagi? “Tidak. Bulan ini aku sama sekali tidak menemuinya, Kak” Selama beberapa bulan tinggal di kota ini, satu-satunya jalan yang Kalila tahu hanyalah jalan menuju rumah sakit dokter Harmono. Ya, saat Kalila awal-awal datang ke sini, keadaannya sangat kacau, Kalila sama sekali tidak bisa mengendalikan tubuhnya tapi seiring dengan berjalannya waktu, Kalila mulai kembali normal. Dulu di sini ada seorang sopir yang bertugas untuk mengantarkan Kalila ke rumah sakit, karena Kalila sudah berhenti menemui dokter Harmono, maka sopir itu juga berhenti bekerja di sini. “Kenapa tidak, Kalila?” Tanya Ilora dengan pelan. Kalila mengernyitkan dahinya. Kenapa Kakaknya bertanya seperti ini? Bukankah ini adalah tanda yang baik? Kalila akhirnya sembuh setelah sekian lama mempertahankan hidupnya sendiri. “Aku baik-baik saja sekarang, Kak. Kurasa aku sudah tidak perlu datang ke sana lagi” Kata Kalila dengan tenang. “Lalu apa yang terjadi dengan kemarin malam? Kenapa semua itu bisa terjadi? Kamu sesak napas dan—” “Kak Ilora.. apa yang kakak bicarakan?” Tanya Kalila. Benar, kemarin malam Kalila memang merasa sesak napas. Keadaannya sedikit memburuk tapi Kalila masih tetap baik-baik saja. Kalila masih sanggup mempertahankan segalanya, Kalila masih bisa mengendalikan dirinya sendiri. Kalila sadar jika apa yang terjadi selama beberapa bulan ini memang membuat Kakaknya merasa khawatir, tapi sungguh, Kalila sudah baik-baik saja sekarang. “Kita harus menemui dokter Harmono lagi, Kalila. Kakak tidak ingin mengambil resiko lagi” Kata Ilora. Kalila merasa jika matanya memanas sekarang. Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Kakaknya? “Ada apa, Kak?” Tanya Kalila dengan pelan. Awalnya Ilora memang tampak tidak ingin menceritakan apapun kepada Kalila, tapi tentu saja Kalila akan memaksa kakaknya untuk mengatakan segalanya. Kalila harus tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dengan menyembunyikan fakta penting dari Kalila malah akan membuat Kalila jadi berada dalam bahaya besar. Kalila sudah melewati keadaan yang sangat sulit selama bertahun-tahun lamanya, tapi Kalila merasa jika dengan keberadaan kakakknya, Kalila jadi semakin membaik. Kalila terus menatap ke arah kakaknya dengan pandangan memohon. Iya, Kalila memang harus tahu segalanya oleh sebab itu Kalila mencoba memohon agar Ilora mau mengatakan sesuatu. “Kyra kembali, Kalila. Dia kembali..” Kata Ilora dengan pelan. Kalila menahan napasnya ketika dia mendengar apa yang dikatakan oleh Ilora. Tidak, itu sama sekali tidak mungkin. Kalila merasa jika jari-jari tangannya bergetar dengan pelan. Ada rasa takut yang semakin menguasai Kalila ketika dia mendengar salah satu nama yang sebelumnya tidak asing baginya. Kyra.. Apa yang kali ini dia inginkan? “Kalila, dengarkan Kakak. Mulai hari ini, jangan pernah keluar rumah sendirian. Kamu harus kembali menerima sopir yang akan selalu mengantarkan kamu kemanapun kamu pergi. Jika bisa, kamu terus bersama dengan Revan. Dia anak yang baik, dia pasti akan melindungi kamu jika sewaktu-waktu Kyra datang menemuimu.” Kata Ilora. Kalila menggelengkan kepalanya. Tidak, Kalila seharusnya malah menjauhi Revan. Kalila tidak ingin teman-temannya tau pada apa yang sebenarnya terjadi. Kalila harus menjauhkan dirinya dari semua orang. Ya Tuhan, apakah Kalila memang harus mengurung dirinya di kamar lagi? Kalila baru saja menjalani kehidupan yang normal dan menyenangkan, tapi kenapa semua kekacauan itu kembali hadir? “Aku tidak akan menemui Revan lagi, Kak” Kata Kalila dengan pelan. Jujur saja ada perasaan tidak rela ketika Kalila mengatakan itu. Kalila dan Revan memang baru mengenal selama beberapa hari, tapi Revan sangat berarti bagi Kalila. Pemuda itu adalah teman pertamanya. Kalila tidak ingin menghancurkan pertemanan mereka. Kalila tidak akan mengambil resiko itu. “Kalila, Revan sudah bertemu dengan Kyra..” Kalila membelakkan matanya. Oh Tuhan, ini semua ternyata sudah berada di luar kendali Kalila. Bagaimana mungkin Kyra sudah menemui Revan? Jika Kyra memang sudah menemui Revan, kenapa Revan tidak bertanya pada Kalila. Kalila dan Kyra memang memiliki wajah yang sama, tapi tentu saja gaya bicara dan sifat mereka sangat berbeda. Revan seharusnya merasa bingung dengan perbedaan itu dan langsung menanyakan kepada Kalila tentang apa yang terjadi. Atau.. atau sebenarnya Kyra sudah menceritakan segalanya sehingga Revan tampak biasa saja ketika sedang bertemu dengan Kalila? Tolong, siapapun.. katakan apa yang sebenarnya terjadi? Kalila membutuhkan sebuah jawaban pasti karena tentu saja Kalila ingin tahu apa yang sudah Revan ketahui tentang hidupnya yang sangat kacau. Kenapa Kyra harus menemui Revan? Bagaimana mungkin Kyra tahu jika Kalila adalah teman Revan? “Kak.. katakan padaku.. apa yang terjadi?” Tanya Kalila dengan tatapan kosong. Kalila tidak mengira jika semuanya akan sekacau ini. “Kyra mencoba bunuh diri dengna lompat dari jembatan” “Apa?” Sungguh, Kalila tidak mengira jika Kyra akan segila ini. Sejak awal kehadiran Kyra, Kalila tahu jika semua hal di dalam hidupnya akan berubah menjadi kegilaan. Tapi Kalila sama sekali tidak mengira jika Kyra akan berusaha mengakhiri hidupnya seperti ini. “Revan yang menyelamatkan dia” Kata Ilora. Kalila menutup mulutnya. Kapan kejadian itu terjadi? Oh Tuhan, Kalila sangat tidak menyangka jika semua ini harus kembali terjadi di dalam hidupnya. Kalila sudah hidup dengan tenang selama beberapa bulan belakangan ini. Kalila berpikir jika semuanya sudah baik-baik saja sehingga dia menerima tawaran kakaknya untuk melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Tapi ternyata tidak demikian.. Kyra kembali dan jika dia memutuskan untuk kembali, itu artinya kehidupan Kalila akan kembali dikacaukan oleh sosok itu. “Kapan kejadiannya, Kak?” Tanya Kalila dengan pelan. “Malam sebelum kita bertemu dengan Revan, Kyra sudah lebih dulu bertemu dengan dia, Kalila. Kamu harus menemui Revan dan mengatakan segalanya dengan jujur..” Kata Ilora.         
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD