Bab 51

1741 Words
Kalila melangkahkan kakinya dengan pelan. Tidak Kalila sangat jika akhirnya dia akan datang ke tempat ini. Kalila memikirkan keputusannya semalaman penuh dan akhirnya Kalila datang ke tempat ini. Kalila menghembuskan napasnya dengan pelan tidak dia menatap seorang wanita yang begitu tidak akan pernah bisa Kalila lupakan seumur hidupnya. Iya, Kalila tidak akan pernah bisa melupakan semuanya. “Mama..” Kata Kalila dengan pelan. Jujur saja Kalila masih merasa ketakutan setiap kali dia mengingat masa lalunya. Tapi Kalila memutuskan untuk datang ke sini, Kalila ingin memperbaiki segalanya. Kalila ingin mematahkan semua rantai yang selama ini membelenggu tubuhnya. Kalila ingin memperbaiki segalanya. Kehidupan sebagai orang normal memang cukup menyenangkan, tapi Kalila tidak akan melupakan fakta jika di dunia ini dia tidak akan diterima sebagai manusia normal. “Kalila?” Sama seperti biasanya, aura menakutkan yang ibunya tunjukkan masih saja membuat Kalila merasa gemetar. Ini adalah kali pertama Kalila datang menemui ibunya setelah beberapa bulan yang lalu wanita itu masuk ke dalam penjara. Kalila tidak percaya jika dia menghancurkan keluarganya sendiri. Membuat ayahnya meninggal dan ibunya dipenjara. Apakah Kalila masih layak mendapatkan kehidupan yang menyenangkan? Apakah benar apa yang dikatakan oleh Kyra? Kalila tidak layak hidup karena dia telah banyak melakukan kesalahan dan hingga hari ini Kalila masih terus membuat berbagai macam kesalahan. Kalila terlalu naif dan lemah. Apakah Kalila memang tidak layak bertahan? “Bagaimana.. bagaimana keadaan Mama?” Tanya Kalila dengan pelan. “Anak bodoh! Kenapa datang ke sini?” Kalila menarik napasnya dengan pelan. Sampai kapan semua ini terus terjadi? Apakah Kalila memang harus hidup di tengah penderitaan orang lain? Bagaimana mungkin Kalila bisa membiarkan ibunya sendiri berada di dalam penjara? Benar, ibunya memang sering memukuli Kalila, sering menyiksa Kalila, bahkan sering membuat Kalila sekarat. Tapi bukankah wanita itu tetap akan menjadi ibunya? Bagaimana mungkin sekarang ibunya harus hidup dengan keadaan yang sangat mengenaskan? Kalila yang selama ini melakukan kesalahan, kenapa bukan Kalila saja yang menanggungnya? Kalila rela menghabiskan waktunya belasan tahun untuk menerima setiap kemarahan ibunya, tapi kenapa harus seperti pada akhirnya? Iya, Kalila memang ditemukan oleh Kenzo. Kehidupan Kalila berubah dengan sangat drastis ketika dia bertemu dengan kakaknya, tapi bagaimana dengan ibunya? Selama belasan tahun wanita ini menanggung kesedihan. Ibuny kehilangan sosok pria yang sangat dia cintai karena kesalahan yang Kalila buat. Seandainya hari itu Kalila tidak membuat kesalahan, pasti keluarganya akan tetap baik-baik saja. Tidak akan ada hal buruk yang harus Kalila jalani. Sebenarnya, bukan hanya Kalila yang mendapatkan hukuman atas kesalahan yang dia lakukan. Selama belasan tahun ibunya juga harus menanggung kepedihan hatinya, bahkan sampai selamanya luka yang ibunya miliki tetap tidak akan bisa sembuh. Lalu Kenzo, siapa yang mengatakan jika selama ini hidup Kenzo baik-baik saja? Tidak, Kakaknya itu juga mendapatkan banyak sekali kesulitan karena Kalila. Kalila memang seorang pembawa sial. Kalila hadir di dunia ini untuk memberikan luka kepada orang-orang di sekitarnya. “Mama, apakah aku tidak boleh menemui mama?” Tanya Kalila dengan pelan. Air mata Kalila bahkan sudah mengalir sejak beberapa menit yang lalu. Selama ini Kalila memang jarang memperhatikan ibunya secara jelas karena setiap kali mereka bertemu, Kalila akan selalu mendapatkan pukulan yang sangat menyakitkan. Ibunya sering menyiksa Kalila selama berjam-jam tanpa berhenti sama sekali. Kalila harus menahan rasa sakit di tubuhnya. Tapi bukan hanya Kalila yang akan mendapatkan pukulan, kadang Kyra juga harus ikut menanggung kesalahan yang Kalila buat. Bukankah wajar jika saat ini Kyra selalu membenci Kalila? Kalila sering meninggalkan Kyra sendiri.. “Kamu anak tidak berguna. Saya tidak pernah ingin melihat wajahmu, Kalila!” Kalila memejamkan matanya dengan pelan. Sudah sering Kalila mendengarkan penolakan dari ibunya sendiri. Ya, Kalila selalu mewajarkan semua ini. Ibunya sedang merasa sangat terluka, dia mendapatkan luka abadi yang tidak akan pernah bisa sembuh dengan mudah. Kalila telah mematahkan hati ibunya, Kalila menghilangkan semua cinta dan kasih sayang yang seharusnya dimiliki oleh seorang ibu. Iya, memang Kalila yang membuat keadaan jadi sangat buruk, jadi wajar jika Kalila harus mendapatkan banyak sekali hukuman. Kalila kembali menghembuskan napasnya dengan pelan. Kalila mengeluarkan setangkai bunga mawar putih dari dalam tasnya lalu mengulurkan tangannya ke arah ibunya. Kalila menatap air muka ibunya yang langsung berubah ketika melihat bunga mawar putih itu. “Bukankah Papa sering memberikan bunga mawar putih kepada Mama?” Tanya Kalila dengan pelan. Sejujurnya Kalila sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di kehidupan orang tuanya. Kalila masih sangat kecil saat itu. Tapi setelah Kalila tinggal bersama dengan Kenzo, kakaknya itu banyak menceritakan keadaan orang tuanya. Kata Kenzo, ibu dan ayahnya adalah pasangan yang sangat serasi. Seumur hidup Kenzo, dia sama sekali tidak pernah melihat orang tuanya bertengkar. Ibunya sangat mencintai ayahnya dan begitu juga dengan sebaliknya. Iya, itulah sebabnya ibunya sangat hancur ketika kehilangan pria yang dia cintai. Kalila selalu mencoba untuk mengerti bagaimana keadaan ibunya, Kalila sadar jika ibunya harus menjalani hari yang sulit karena kesalahan yang Kalila buat. Ketika tinggal bersama dengan Kenzo, Kalila juga melihat beberapa foto yang menampilkan bagaimana keadaan orangtuanya di masa lalu. Iya, hanya dari sebuah foto saja Kalila bisa melihat dengan sangat jelas jika kedua orangtuanya sangat saling mencintai. Kalila sering berkhayal tentang keadaannya jika saja hari itu tidak pernah datang. Senadainya ayahnya masih hidup, pasti saat ini Kalila sedang tidur di pangkuan ibunya dan ibunya akan menyisir rambut Kalila dengan penuh kasih sayang. Tidak, ibunya tidak pernah melakukan semua itu. Semenjak ayahnya meninggal, dunia Kalila berubah dengan sangat drastis. Ibunya membawa Kalila pergi ke luar kota. Entahlah, Kalila sama sekali tidak pernah keluar dari rumahnya. Di sana Kalila harus menjalani kehidupan yang begitu berat. Kalila akan disiksa sepanjang hari, Kalila jarang diberi makan, bahkan Kalila tidak diizinkan keluar dari rumah. Selama belasan tahun Kalila hanya tinggal di dalam rumah itu. Kalila memang mendapatkan fasilitas pendidikan yang baik, tapi Kalila tetap harus sekolah dari rumahnya. “Apa yang kamu inginkan, Kalila?” Tanya ibunya. Kalila menatap ibunya dengan pandangan yang penuh kesedihan. Kenapa harus seperti ini? Kenapa semesta tega memisahkan cinta seorang ibu kepada putrinya? Kenapa? Kalila sering bermimpi tentang keadaan di masa lalu. Puluhan pukulan yang akan dilayangkan kepada Kalila, rambutnya yang rontok karena ditarik dengan kuat, lalu luka dan semua hal yang menyakitkan.. Iya, Kalila masih sering bermimpi tentang hal-hal itu. Sekarang Kyra juga sering datang kepada Kalila. Tampaknya Kyra benar-benar ingin menghancurkan Kalila. “Mama.. maafkan aku..” Kata Kalila dengan suara yang lirih. “Maaf? Memangnya maaf bisa mengubah keadaan saya? Kamu adalah pembunuh!” Kata ibunya. Kalila menundukkan kepalanya. Iya, Kalila memang seorang pembunuh, tapi apakah Kalila memang tidak akan pernah bia mendapatkan kesempatan kedua? Kalila merasa sangat lelah dengan semua ini. Kalila sering berusaha lari dari kenyataan hidupnya. Apakah memang Kalila harus menyerah? Apakah Kalila harus membiarkan Kyra yang menang? “Dimana Kyra?” Tanya ibunya. Kalila sering merasa jika ibunya merasa senang dengan keberadaan Kyra. Iya, bahkan dulu saat mereka masih tinggal bersama-sama, ibunya sering tertawa keras ketika Kyra datang dan semakin menghancurkan tubuh Kalila. Kalila akan selalu menjadi pihak yang menangis kesakitan sementara Kyra terus berusaha menghancurkan tubuhnya. Mungkin Kalila sudah sering berada di ambang batas kehidupan. Hanya tinggal beberapa langkah lagi Kalila akan mati, tapi seakan ingin memperpanjang rasa sakit Kalila, lagi-lagi Kalila bertahan. Kalila kembali bangun untuk mendapatkan hukuman yang selanjutnya. Kalila sering merasa tidak sanggup, tapi hingga hari ini Kalila tetap saja bertahan. Lalu Kenzo datang dan berusaha mengubah kehidupan Kalila dengan memenjarakan ibu mereka sendiri. Kalila dibawa ke rumahnya, Kalila diberikan banyak kasih sayang, mereka memang sangat baik. Sayangnya Kenzo juga baru tahu jika selama ini bukan hanya ibunya saja yang menghancurkan Kalila, tapi juga Kyra. Tentu saja Kenzo tidak berdaya ketika harus menghadapi Kyra. Tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk menghentikan Kyra. Apakah Kyra juga harus dimasukkan ke penjara? Ah, yang benar saja! Lelucon macam apa itu? Akhirnya Kalila memang harus kembali menghadapi semua ini lagi. Kali ini ada banyak sekali harapan yang Kalila inginkan, Kalila ingin sembuh. Kalila ingin bebas. Kalila ingin melajutkan kehidupannya dengan normal. Bersama dengan teman-temannya, keluarganya, juga Revan. Kalila merasa ada sesuatu di dalam hatinya yang dia tujukan untuk Revan. Entahlah, Kalila merasa tidak pantas untuk pemuda itu. “Dimana Kyra? Apakah dia sudah berhasil menghancurkanmu?” Pertanyaan itu kembali terdengar dengan jelas. Kyra? Apakah Kyra senang jika tahu Kalila kembali tidak dianggap oleh ibunya sendiri? “Kenapa mencari Kyra? Kalila ada di sini..” Kata Kalila dengan pelan. Ibunya tampak tertawa ketika dia mendengar apa yang Kalila katakan. “Kamu tahu, Kalila? Ketika kamu akhirnya lahir ke dunia ini, saya berharap jika kamu akan mendapatkan kebahagiaan seumur hidupmu. Iya, semua orang memang memperlakukan kamu seperti putri raja. Papamu, kakakmu, bahkan saya sendiri. Kami sangat mencintai kamu.. sayangnya kamu membuat kesalahan besar yang akhirnya membuat hidupmu hancur berantakan.” Kalila kembali mengusap air matanya. Saat itu Kalila masih berusia 5 tahun. Apa yang bisa Kalila lakukan? Kalila bahkan sudah tidak bisa mengingat hari itu dengan jelas. Kalila hanya melihat rumahnya dipenuhi oleh orang yang menangis, lalu ayahnya dibawa pergi, setelah itu Kalila juga pergi dari sana secara diam-diam. Kalila mendapatkan banyak pukulan dari ibunya sejak dia masih berusia 5 tahun. Kalila hampir mati berkali-kali karena kadang dia harus menahan lapar berhari-hari. Iya, semua itu adalah mimpi buruk yang harus Kalila jalani selama bertahun-tahun. “Lalu, ketika Kyra datang, hanya satu harapan saya. Benar, tentu saja saya berharap jika dia akan menghancurkan kamu. Dia harus menghancurkan kamu bagaimanapun caranya. Bagaimana? Apakah Kyra sudah melakukan semua itu?” Tanya Ibunya. Kalila bangkit berdiri dengan cepat. Kalila sama sekali tidak sanggup jika dia harus mendengar semua kalimat menyakitkan yang datang dari bibir ibunya sendiri. Iya, hari ini Kalila memang sengaja datang untuk mengunjungi ibunya karena hari ini adalah hari ulang tahun ibunya. Kalila tahu jika dulu ibunya memiliki kehidupan yang begitu menyenangkan, anak dan suami yang sangat dia cinta. Kalila merusak semua itu. Kalila menghancurkan kehidupan ibunya dengan sangat mudah. Kalila yang bersalah, tapi kenapa Ibunya yang harus menderita? Ada banyak sekali orang yang menderita karena Kalila, apakah hukuman ini adalah hal yang pantas untuk Kalila? Mungkin iya, entahlah,, Kalila sendiri tidak mengerti. Kalila tidak pernah mengerti bagaimana jalan takdir di hidupnya. Semua tampak sangat menyakitkan untuk dijalankan, tapi Kalila sama sekali tidak memiliki pilihan lain selain menerima semua ini. Sampai kapan hidup Kalila terus berantakan? Tidak, Kalila sama sekali tidak mengharapkan kehidupan bahagia yang penuh dengan hal menyenangkan. Semua itu terasa terlalu tinggi untuk Kalila. Kalila hanya ingin ketenangan saja.. iya, hanya itu. Dan.. kebahagiaan untuk keluarganya. Kalila tahu jika Kalila tidak akan pernah bisa memperbaiki kehidupan mereka, tapi Kalila ingin ada sedikit saja keajaiban yang akhirnya bisa membuat keluarganya bahagia.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD