Bab 56

2161 Words
Kyra benar-benar tidak percaya dengan apa yang dia lakukan saat ini. Oh sial! Sepertinya Khansa sedang ingin bermain-main dengan Kyra. Lihat saja nanti, Kyra tidak akan tinggal diam begitu saja. Jika kali ini Khansa terbukti hanya ingin mempermainkan Kyra, maka Khansa harus tahu apa akibat yang akan dia terima. Kyra tidak akan diam saja setelah permainan bodoh yang Khansa buat. Lihat saja bagaimana konyolnya penampilan Kyra saat ini. Sebuah kaos pink cerah, celana putih, sepatu pink dan bandana yang berbentuk telinga kelinci. Sial! Kyra benar-benar terlihat seperti seekor babi! Jika kali ini Revan tetap menolak Kyra, maka Khansa akan habis di tangan Kyra. Tidak akan Kyra dengarkan kata ampun yang keluar dari mulut Khansa. Kyra sangat tidak suka main-main. Sangat tidak suka. Kyra menajamkan matanya dan mencoba melihat ke sekitarnya. Kemana Revan? Kenapa dia belum datang juga padahal hari sudah sore? Kyra sudah berdiri di sini sejak satu jam yang lalu. Ada banyak sekali mahasiswa yang datang untuk melihat Kyra. Bahkan beberapa dari mereka menatap Kyra dengan pandanga geli seakan Kyra memang benar-benar seekor babi. Hah, mereka pikir siapa mereka? Kyra akan membuat perhitungan dengan semua orang yang menertawakan penampilan Kyra saat ini. Khansa sialan! Dia ingin mempermalukan Kyra saat ini. “Kyra? Lo Kyra?” Ketika mendengar suara itu, Kyra secara spontan langsung membalikkan tubuhnya dan menemukan Revan yang sedang berdiri di depannya bersama dengan.. dengan Dipta? Entahlah, Kyra lupa siapa nama teman Revan. Kyra sebenarnya juga tidak peduli dengan pria itu. Baiklah, kata Khansa cara ini akan berhasil. Memang benar, setidaknya Revan mau berdiri di depannya. Tidak seperti biasanya dimana Kyra akan bersusah payah mencari Revan yang seakan ingin menghindar setiap kali melihat Kyra. Kyra terlanjut berburuk sangka kepada Khansa. Kyra pikir Khansa hanya ingin menipu dirinya dan mempermainkannya. Kyra langsung memberikan senyuman ketika menatap Revan yang tampak mengernyitkan dahinya. Kata Khansa, Kyra harus selalu tersenyum. Ah, iya! Kyra harus menampilkan giginya ketika dia tersenyum. Benar, Kyra juga tidak boleh emosi dan berkata kasar. Kyra tidak boleh memaksa dan melakukan kekerasan. Kyra tidak boleh menunjukkan jika dia keras kepala dan arogan. Astaga, kenapa banyak sekali larangan yang harus Kyra ingat di dalam kepalanya? Bagaimana jika Kyra gagal? Ah, tentu saja tidak! Kyra tidak akan pernah gagal. Kyra tidak boleh gagal. “Hai Revan.. Hai.. Em, Dipta?” Kata Kyra sambil tetap tersenyum. Sekarang bukan hanya Revan yang tampak bingung, temannya Revan juga melakukan hal yang sama. Kyra mengerjapkan matanya ketika Revan mengulurkan tangannya untuk menyentuh dahi Kyra. Astaga, apa yang Revan lakukan? Kyra akan memberikan apapun yang Khansa inginkan karena Khansa telah berhasil membantunya. Iya, Khansa bisa meminta apapun yang dia mau. Sungguh, Kyra tidak pernah merasa sesenang ini. Semua ini sungguh tidak terduga. Astaga, apakah sekarang Kyra sudah berhasil. “Lo sakit?” Tanya Revan sambil terkekeh pelan. Senyuman Kyra seketika memudar. Apa yang Revan katakan? “Em.. gue pengen ngajak kalian nonton film. Gue udah beli tiketnya, kalian mau?” Tanya Kyra tanpa mempedulikan ekspresi wajah Revan dan Dipta yang tampak kebingungan. Tahan, Kyra.. jangan marah. Jangan emosi dan jangan kasar. Kyra harus tetap bertahan karena kata Khansa semua ini tidak akan berhasil dengan mudah. Baiklah, Kyra mencoba untuk tetap mempercayai apa yang Khansa katakan. Mungkin hanya dengan cara ini saja Kyra bisa mengajak Revan pergi bersamanya. Ya, tidak masalah jika Dipta harus ikut juga. Kata Kyra ini adalah awal untuk segalanya. Kyra harus bisa mendekati Revan dan juga temannya agar mereka merasa terkesan dengan dirinya. Sungguh, ini sangat menyebalkan. Kyra sama sekali tidak pernah melakukan semua ini sebelumnya. Kyra bahkan tidak sanggup membayangkan apa yang sedang dia gunakan saat ini. Apakah Kyra memang terlihat seperti seekor babi? “Lo.. apa? Lo nawarin kita berdua buat nonton? Nggak salah lo?” Tanya Revan. Kyra kembali kehilangan senyumannya selama beberapa detik. Rasanya Kyra ingin kembali menjadi dirinya yang pemarah dan pemaksa. Kyra tidak sanggup jika harus melakukan semua ini lebih lama lagi. Apakah sebaiknya Kyra mengakhiri semua ini? Sungguh, ini sangat menyebalkan. Pakaian yang Kyra gunakan pasti membuat Kyra tampak sangat konyol. Apalagi Khansa juga meminta Kyra untuk menggunakan bandana berbentuk telinga kelinci. Apa-apaan ini? Apakah Kyra memang tampak seperti orang bodoh? “Gue pengen banget nonton film itu, tapi gue nggak punya temen. Kalian mau temenin gue?” Tanya Kyra sambil kembali menampilkan senyuman di wajahnya. Kyra harus tetap tersenyum seperti seorang pegawai toko pakaian. Begitulah yang Khansa katakan. Bibir Kyra rasanya sangat kering ketika dia harus terus tersenyum kepada Revan dan Dipta yang malah menampilkan wajah kebingungan. Apa yang salah? Kyra mencoba untuk bersikap ramah kepada mereka. Jadi apa yang aneh? Kyra menarik napasnya dengan pelan. Sabar, Kyra harus tetap sabar. Cara ini mungkin saja akan berakhir karena Revan dan Dipta sekarang tampak sedang memperhatikan Kyra. Iya, ini tidak seperti biasanya dimana mereka akan langsung berusaha menghindar ketika melihat Kyra. Memangnya mereka pikir Kyra adalah hantu? Kenapa harus pergi ketika melihat Kyra? Benar-benar sangat menyebalkan. Kyra tidak percaya jika mereka melakukan semua itu. Tapi sekarang, lihatlah mereka berdua. Dipta dan Revan tetap berdiri di depan Kyra. “Lo lagi sakit apa gimana? Ngapain pakai bando kelinci, anjir?” Tanya Revan sambil tertawa pelan. Kyra menatap Dipta yang tampak menahan tawanya juga. Apa yang lucu? Bukankah Kyra tampak imut dengan bandana ini? Itu yang Khansa katakan kepada Kyra. Entahlah, tapi sekarang Kyra harus tetap bersabar. Jangan sampai Kyra terpancing emosi dan menghancurkan segalanya. Kyra harus tetap sabar, jangan marah dan berkata kasar. Sejak tadi Kyra selalu mengucapkan kalimat itu berulang kali agar dia tidak sampai lepas kendali. Kyra adalah orang yang sangat sulit untuk menahan dirinya. Kali ini Kyra harus melakukan sesuatu yang tidak dia sukai untuk mendapatkan perhatian Revan. Tidak masalah, sepertinya semua ini memang sebanding. Revan memang menertawakan Kyra, tapi itu sedikit lebih baik dari pada pria itu langsung pergi begitu saja atau bahkan menolak Kyra dengan terang-terangan. “Gue nggak ada temen, Van. Kalian mau nemenin gue?” Tanya Kyra dengan suara yang pelan. “Lo apaan, sih? Kenapa jadi kayak gini?” Tanya Revan sambil terkekeh pelan. Kyra menatap ke tubuhnya sendiri. Apakah Kyra memang tidak pantas menggunakan pakaian ini? Astaga, bagaimana jika Kyra terlihat aneh? Bukankah tadi Kyra sendiri yang mengatakan jika dia terlihat seperti anak babi? “Gue nggak cocok yang pakai baju in? Kenapa?” Tanya Kyra dengan cepat. Revan menggelengkan kepalanya dengan pelan lalu mulai tertawa dengan Dipta. Apa yang harus Kyra lakukan sekarang? Sial! Sepertinya Khansa memang menipu Kyra. Lihat saja nanti, Kyra akan membuat Khansa menyesal dengan apa yang dia lakukan saat ini. Bagaimana mungkin Khansa memberikan saran yang membuat Kyra harus menanggung malu seperti ini? Tampaknya Khansa memang ingin mempermainkan Kyra. “Bukan, lo cocok aja pakai baju apapun. Tapi beneran.. ini kenapa pakai bando?” Tanya Revan sambil tetap tertawa. Kyra menarik bandana yang ada di kepalanya dengan kasar sehingga membuat beberapa hela rambutnya tertarik. Kyra menatap Revan dan Dipta yang masih tertawa di depannya. Sial! Ini sangat memalukan. Apa yang harus Kyra lakukan sekarang? “Eh, jangan marah, Ra. lo kelihatan locu banget sumpah!” Kata Dipta sambil menatap Kyra yang hanya berdiri dengan kaku di depan mereka. Apa yang harus Kyra lakukan sekarang? Khansa benar-benar merusak segalanya. Kyra akan lebih baik menjadi seorang pemaksa yang kasar. Semua ini sama sekali tidak cocok dengan Kyra. Apakah sebaiknya Kyra pulang saja sekarang? Semuanya sudah gagal. Apa yang Kyra tunggu? Dia hanya akan mendengarkan suara tawa Revan dan Dipta yang terdengar sangat menyebalkan. *** “b*****t!” Maki Kyra sambil melemparkan vas bunga ke arah kaca. Seperti biasanya, setiap kali Kyra marah maka Khansa akan datang dengan segera. Kyra sama sekali tidak ingin melihat Khansa saat ini tapi dia malah datang sambil tertawa dengan keras. “Anjing, lo!” Kata Kyra dengan kesal. Bagaimana bisa Khansa memberikan saran yang sangat buruk seperti itu? Kyra dipermalukan oleh Revan dan Dipta karena perbuatan Khansa. Bukan hanya Revan dan Dipta saja yang tertawa ketika melihat Kyra, hampir semua orang yang melewati Kyra, mereka selalu memberikan tatapan geli kepada Kyra. Benar-benar sangat menyebalkan. Kyra tidak akan mengampuni Khansa. “Gue bilang kalo bisa aja Revan suka. Ternyata gue salah, jadi nanti kita cari cara yang lain aja..” Kata Khansa dengan santai. Kyra menatap Khansa dengan kesal. Setelah kejadian ini, apakah Kyra masih bisa mempercayai Khansa? Tentu saja tidak. Bagaimana mungkin Kyra kembali menjatuhkan dirinya pada lubang yang sama? Khansa hanya ingin mempermainkan Kyra, itu saja. Kyra menarik napasnya dengan kesal. Apa yang harus Kyra lakukan sekarang? setelah kejadian hari ini, bagaimana cara Kyra menghadapi Revan? Sejak kemarin ponsel Kalila masih Kyra bawa. Iya, Kyra mengirimkan pesan kepada Revan dan mengatakan jika Kalila sedang berada di rumah saudaranya. Semua itu Kyra lakukan karena Revan terus saja menghubungi Kalila dan mengirimkan pesan yang menanyakan dimana Kalila berada. Mau bagaimana lagi? Kyra tidak suka jika Revan terus menghubungi Kalila, jadi Kyra membuat drama seolah-olah Kalila sedang pergi ke luar kota dan dia tidak ingin diganggu oleh Revan. Cara itu memang berhasil karena setelah membaca chat yang Kyra kirimkan, Revan tidak pernah lagi menghubungi Kalila. Biarkan saja terus seperti ini. Sebelum Kyra mendapatkan Revan, maka Kyra tidak akan membiarkan Kalila kembali. “Udah, jangan marah kayak gitu. Kita cari cara yang lain aja, jangan khawatir” Kata Khansa. Kyra memandang Khansa dengan tatapan kesal. Untuk apa Kyra mempercayai Khansa yang terang-terangan menipu Kyra? Kyra akan mencari caranya sendiri, tidak masalah jika harus memaksa Revan lagi. Kyra jauh lebih tahu bagaimana caranya untuk menghadapi Revan. “Lo pikir gue bakal percaya sama lo? Anjing banget!” Kata Kyra dengan kesal. Khansa malah tertawa ketika mendengar makian yang Kyra berikan. Mau bagaimana lagi? Kyra juga tidak mungkin mengusir Khansa pergi karena Kyra akan merasa kesepian jika dia harus sendirian. Selama ini, seburuk apapun keadaan, hanya Khansa yang akan datang kepadanya. Tidak ada siapapun yang Kyra miliki selain dirinya sendiri. Memangnya siapa yang akan peduli pada Kyra? Saat sedang sekarat sekalipun, tidak ada yang mengkhawatirkan keadaan Kyra. Takdir kehidupannya memang sedikit mengerikan. Kyra harus hidup dengan cara yang sangat tidak wajar. Iya, tidak akan ada yang bisa mengubah apa yang telah terjadi, mau atau tidak mau, Kyra harus tetap menerima semua ini. Masalahnya, sampai kapan Kyra bertahan? Kalaupun akhirnya Kyra tidak bertahan, siapa yang peduli? Semua orang hanya memikirkan keadaan Kalila, bukan Kyra. Tidak akan ada orang yang berpihak pada Kyra sekalipun selama ini Kyra juga sering memohon sebuah pertolongan. Kyra sering menunggu uluran tangan dan bantuan. Sayangnya, sama sekali tidak ada yang peduli pada Kyra. Hanya Kalila, semua orang hanya memikirkan keadaan Kalila saja. “Lo kenapa? Udah jangan sedih gitu. Nggak akan ada yang berubah kalo lo sedih” Kata Khansa dengan santai. Kyra tertawa pelan. Memang tidak akan ada yang berubah, oleh sebab itu Kyra jarang menunjukkan bagaimana keadaannya kepada orang lain. Kalaupun Kyra harus hancur, maka biarkan Kyra hancur sendirian. Kyra sadar jika tidak akan ada yang berpihak kepadanya sekalipun dirinya sekarat dan membutuhkan bantuan. Semua orang lebih memilih Kalila dan selamanya akan tetap begitu. Kalila, apakah dia memang pantas menerima kehidupan ini? Kenapa bukan Kyra saja? “Lo pikir gue sedih?” Tanya Kyra. Khansa menatap Kyra lalu tersenyum tipis. “Nggak ada yang tahu kalo lo bisa sedih. Kita nggak diciptakan buat sedih.. jangan sedih..” Kata Khansa sambil tertawa pedih. Kyra tahu jika di sini bukan hanya dirinya saja yang menanti sebuah pertolongan. Sebenarnya Khansa juga sering mendambakan hal yang sama, tapi Khansa tidak terlalu terlihat. Khansa juga memiliki luka dan masalah yang sama, juga takdir yang sama. Kyra sering menunjukkan ambisinya untuk mengalahkan Kalila, tapi Khansa tidak terlihat demikian. Khansa adalah pribadi yang jauh lebih tenang dibandingkan Kyra tapi dia juga tidak sependiam Kalila. Khansa selalu berada di tengah-tengah di antara Kyra dan Kalila. Jika Kyra adalah pribadi yang arogan dan kasar, sementara Kalila adalah pribadi yang tenang dan sopan, Khansa ada di antara keduanya. Mereka sepertinya memang diciptakan dengan hubungan yang cukup rumit. Kyra menghembuskan napasnya dengan pelan. Jika saatnya sudah tiba nanti, di dalam peperangan ini, siapa yang akan bertahan? Atau siapa yang akan menghilang? “Boleh gue minta sesuatu, Ra? Gue mohon..” Kata Khansa dengan pelan. Suaranya Khansa bahkan hanya terdengar samar di telinga Kyra. Kyra tersenyum tipis ketika dia kembali mendengarkan permintaan Khansa. Iya, Kyra tahu apa yang Khansa inginkan. Hari ini adalah hari yang cukup berat untuk Kyra. Sepertinya tidak masalah jika Khansa mengambil alih segalanya besok. Kyra menghembuskan napasnya dengan pelan lalu kembali menatap Khansa yang terlihat samar di matanya. “Lo mau ketemu siapa? Lo mau cari pertolongan juga?” Tanya Kyra sambil tersenyum mengejek ke arah Khansa. Khansa menipiskan bibirnya lalu menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Gue nggak pernah berharap setinggi itu. Waktu gua nggak banyak, gue nggak pernah ngeluh karena hal itu. Tapi, seenggaknya gue pengen cari orang yang mau simpan gue di dalam ingatannya kalo sewaktu-waktu gue nggak ada” Kata Khansa dengan tenang. Kyra tersenyum. Apakah Khansa memang tidak ingin bertahan lebih lama? “Oke” Kata Kyra dengan pelan. Apakah ketika waktu yang Kyra miliki habis, akan ada orang yang mengenang Kyra di dalam ingatannya?                      
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD