Bab 42

1817 Words
Kalila melangkahkan kakinya dengan pelan untuk datang ke kantin kampus tempat dirinya dan Revan bertemu. Ya, Revan memang sudah memintanya untuk datang ke kantin begitu Kalila menyelesaikan kesal pertamanya. Jujur saja saat ini ada banyak sekali orang yang sedang memandang ke arahnya dengan tatapan penasaran. Sebenarnya Revan sudah mengatakan apa alasan orang-orang terus melihat ke arahnya, tapi Kalila tetap merasa tidak nyaman. Kata Revan, semua orang memperhatikan Kalila karena penasaran dengan hubungan Kalila dan Revan. Entahlah, Kalila tidak tahu kenapa semua orang sekan sangat peduli dengan kehidupan Revan. Apakah karena Revan terkenal dan juga tampan? Atau karena Revan sangat ramah? Kalila menghembuskan napasnya dengan pelan. Jika Kalila masih ingin berhubungan dengan Revan, maka Kalila harus terbiasa dengan tatapan mereka semua. Kalila membuka pintu kantin dan seperti dugaannya, semua orang juga menatap Kalila saat ini. Kalila langsung menundukkan kepalanya dan berjalan dengan pelan menuju satu meja yang ada di pojok kantin. Di sana sudah ada Revan dan Dipta yang tampak sedang berdiskusi masalah serius sehingga mereka tidak menyadari kehadiran Kalila di sini. “Revan?” Panggil Kalila dengan pelan. Revan dan Dipta langsung mengangkat kepala mereka dan menatap Kalila yang ada di dekat mereka. Dipta tampak sangat terkejut dengan kedatangan Kalila, pria itu bahkan sampai membelakkan matanya. Sementara itu Revan hanya tersenyum lalu segera menepuk kursi yang ada di sebelahnya seakan dia meminta Kalila untuk duduk di sana. “Kalila? Lo udah kuliah?” Tanya Dipta sambil terus menatap Kalila. Kalila mengernyitkan dahinya. Memangnya ada apa? Kalila baru dua hari tidak datang ke kampus, tapi tampaknya ada sesuatu yang Kalila lewatkan. Iya, dua hari ini memang ada masalah yang cukup serius sehingga Kalila tidak memiliki kesempatan untuk datang ke kampus. Kalila harap tidak ada hal yang buruk karena ketika menatap Dipta, Kalila mulai merasakan adanya firasat tidak baik. “Kenapa?” Tanya Kalila. “Astaga, lo kemana aja, La? Gila, dua hari ini kampus gempar gara-gara lo!” Kata Dipta dengan antusias. Kalila menatap ke arah Dipta sambil mengernyitkan dahi. Apa yang Dipta katakan? Memangnya ada apa di kampus ini? Kalila jadi merasa khawatir. Astaga, apakah ini tentang Kyra? Apakah dua hari ini Kyra melakukan sesuatu di kampus ini? “Ada apa?” Tanya Kalila dengan panik. “Kalila, kamu sebenarnya ada di mana? Kenapa sama sekali tidak bisa dihubungi? Kyra datang ke kampus dua hari ini. Aku sama sekali tidak habis pikir dengan sikap kembaranmu itu” Kata Revan. Kalila merasa jika jantungnya berdetak dengan kencang. Astaga, ini adalah hal yang sangat buruk. Kalila mengenal Kyra, Kalila tahu jika Kyra tidak akan pernah melakukan hal yang baik. Kyra pasti membuat masalah di tempat ini. Pantas saja sejak tadi pagi Kalila merasa jika orang yang memperhatikan dirinya jadi bertambah banyak. Mereka pasti merasa penasaran dengan apa yang terjadi. Masalahnya, Kalila sama sekali tidak tahu jika Kyra datang ke kampusnya. Kyra pasti membuat kekacauan besar. Kalila tidak bisa lagi membayangkan apa yang Kyra lakukan karena selama ini Kyra memang selalu melakukan hal gila. “Apa? Bagaimana bisa?” Tanya Kalila dengan panik. “Nah, itu yang nggak ada jawabannya. Gila! Gue baru kali ini lihat ada saudara kembar yang sifatnya beda banget. Kayak langit sama bumi!” Kata Dipta. Kalila menelan ludahnya sendiri. Apakah Kyra mengatakan sesuatu? Bagaimana jika Kyra mengatakan kebenaran tentang mereka? “Revan, apa yang dilakukan oleh Kyra? Dia tidak melukai siapapun, bukan?” Tanya Kalila dengan cemas. Kalila mengenal Kyra, Kyra tidak mungkin tidak membuat kekacauan. Kyra itu suka menyiksa orang sebagai ungkapan atas emosi yang menguasai dirinya. Jangan sampai Kyra melukai salah satu dari mahasiswa di kampus ini. Kalila akan terkena masalah jika Kyra melakukan hal yang tidak pantas. “Tidak banyak. Dia hanya datang menggunakan pakaian yang sedikit tidak sopan, dia membuat sedikit keributan sehingga banyak orang langsung mengelilingi dirinya, dia juga menculik aku dan membawaku ke pantai hanya untuk melihat matahari terbenam” Kata Revan. Kalila sama sekali tidak mengira jika Kyra akan datang dan membuat semua kekacauan itu. Astaga, bagaimana bisa Kalila tidak tahu jika Kyra datang ke kampus ini? Apa yang harus Kalila lakukan sekarang? Selama ini Kyra memang sangat mengganggu Kalila. Kyra sering datang hanya untuk menyiksa Kalila, tapi selama ini Kalila tidak pernah memiliki lingkungan pertemanan sehingga Kyra tidak pernah mengacaukan apapun selain Kalila dan keluarganya. Kalila tidak memperkirakan hal ini sebelumnya. Menjadi seorang mahasiswa yang memiliki banyak teman karena dia dekat dengan Revan, semua itu benar-benar sangat berbahaya. Seharusnya Kalila sadar jika dia tidak akan bia menjadi manusia normal pada umumnya. Kyra akan selalu datang dan mengacaukan segala hal di kehidupan Kalila. “Revan aku benar-benar minta maaf atas semua hal yang terjadi. Aku sama sekali tidak mengira jika Kyra akan datang dan mengacaukan semuanya. Aku minta maaf padamu..” Kata Kalila sambil menatap Revan dengan pandangan penuh penyesalan. “Astaga, Kalila.. Jangan khawatir. Aku sama sekali tidak marah dengan apa yang terjadi. Dibandingkan terus memikirkan apa yang Kyra lakukan, aku lebih merasa khawatir padamu. Kenapa aku tidak bisa menghubungi dirimu? Kalila, dua hari ini kamu menghilang tanpa kabar” Kata Revan sambil menatap Kalila dengan serius. Kalila menelan ludahnya sendiri. Bagaimana caranya untuk menjelaskan pada Revan tentang apa yang sebenarnya terjadi? Tidak, Kalila tidak bisa mengatakan segalanya kepada Revan. Tapi sekarang apa yang harus Kalila katakan? “Revan, aku memang mengalami sedikit masalah karena Kyra, tapi aku baik-baik saja. Aku kehilangan ponselku karena Kyra mencurinya, aku juga mendapatkan sedikit kendala jadi aku pikir akan lebih baik jika aku tidak keluar rumah. Aku takut Kyra datang kepadaku lagi, aku hanya mengurung diriku di rumah saja..” “Apa? Bagaimana bisa seperti itu? Apakah Kyra kembali melukaimu?” Tanya Revan dengan cepat. Kalila menggelengkan kepalanya. Kyra memang tidak melukainya kali ini, Kyra hanya datang untuk bertengkar dengan Kalila dan sayangnya Kyra yang memenangkan pertengkaran itu. “Tidak, tidak seperti itu. Dia hanya datang dan bertengkar denganku. Aku takut untuk keluar dari rumahku, ponselku juga dibawa olehnya. Aku tidak punya pilihan lain selain diam di rumah selama beberapa hari” Kata Kalila dengan pelan. “Kalila, kenapa tidak menghubungi aku?” Tanya Revan dengan pelan. “Bagaimana bisa? Ponselku dibawa oleh Kyra. Aku sama sekali tidak bisa melakukan apapun” Kata Kalila dengan pelan. “Kalila, Kyra emang rada gila gitu, ya?” Tanya Dipta sambil menatap Kalila. Astaga, apa yang harus Kalila katakan? Kyra gila? Bukankah semua manusia juga memiliki sisi gila mereka sendiri? “Aku tidak bisa mengatakan apapun, Dipta. Maafkan aku..” Kata Kalila sambil menundukkan kepalanya. Jika semua orang menganggap Kyra gila, apakah mereka juga akan mengatakan hal yang sama jika mereka tahu kebenaran tentang Kalila? Apakah Kalila juga akan disebut sebagai orang gila? “Eh, nggak pa-pa, La. Itu hak lo buat nggak ngomong apapun tentang saudara lo sendiri” Kata Dipta sambil tertawa pelan. Kalila melihat Revan yang juga menganggukkan kepalanya seakan dia setuju dengan apa yang Dipta katakan. Kalila menghembuskan napasnya dengan pelan. Kadang Kalila merasa jika takdir sangat tidak adil. Kenapa hanya Kyra yang mendapatkan pandangan buruk, jika Kalila yang ada di posisi Kyra, apakah semua orang juga akan memberikan pandangan yang sama? Selama ini, satu-satunya hal yang terus menahan Kalila untuk tidak menghancurkan dan memusnahkan Kyra adalah rasa bersalah yang terus menyiksa hati Kalila. Kalila sering merasa tidak pantas karena setiap kali melihat ke cermin, Kalila selalu merasa jika Kyra jauh lebih layak untuk mendapatkan kehidupan. Benar apa yang Kyra katakan, Kalila terlalu naif. Kalila sadar jika dia pernah membuat kesalahan di masa lalu, oleh sebab itu Kalila merasa jika dia pantas menerima hukuman, tapi kadang Kalila merasa takut sehingga Kalila menyembunyikan dirinya. Kalila membiarkan Kyra menghadapi kemarahan ibunya seorang diri. Kalila sering meninggalkan Kyra seperti seorang pengecut. Wajar jika saat Kalila kembali di tengah keadaan yang sekarat, Kyra akan menambah rasa sakit yang dia terima. Kyra akan semakin menghancurkan Kalila dengan pukulan yang sangat menyakitkan. Benar, selama ini Kalila merasa bersalah atas kecelakaan yang menimpa ayahnya. Kalila menyesali kesalahan yang di buat saat itu. Tapi Kalila tidak bisa mengubah apapun. Takdir memang menciptakan Kalila untuk hidup di dunia ini, tapi takdir tidak membiarkan Kalila hidup dengan tenang. “Kalo lo butuh bantuan, cerita aja, La. Lo mungkin canggung buat cerita ke gue, tapi ada Revan. Lo lebih deket sama Revan ‘kan?” Kata Dipta. Kalila tidak bisa menjawab pertanyaan yang Dipta berikan. Kalila memang merasa jika dia dekat dengan Revan, tapi Kalila sendiri tidak tahu sedekat apa hubungannya dengan Revan. Ini adalah kali pertama di hidup Kalila, selama ini Kalila sama sekali tidak memiliki teman ataupun orang yang bisa dia ajak berbicara selain Ilora dan Kenzo, atau kadang Kyra. “Terima kasih, Dipta” Kata Kalila dengan pelan. “Kalo gitu gue mau pergi dulu, ya. Gue ada urusan..” Kata Dipta sambil meninggalkan Kalila dan Revan sendirian. Kalila menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Dipta sepertinya memang sengaja meninggalkan Kalila dan Revan. Entahlah, mungkin memang begitu. “Kalila, apakah Kyra memang tidak melukai kamu? Aku merasa sangat khawatir, Kalila..” Kata Revan. Kalila menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Jangan khawatir, aku tidak mendapatkan masalah apapun. Revan, kalau hal ini terulang lagi, tolong jangan menghubungi Kak Ilora ataupun Kak Kenzo. Aku sama sekali tidak ingin mengganggu mereka berdua. Aku yakin aku bisa menghadapi Kyra sendiri..” Kata Kalila. Ya, hanya satu hal yang selama ini Kalila khawatirkan jika Kyra tiba-tiba datang. Kalila takut jika Ilora dan Kenzo tentang apa yang terjadi. Kedua kakaknya itu tahu dengan jelas jika Kyra pasti akan membuat masalah dengan Kalila. Ya, tidak menutup kemungkinan jika mereka aakn segera pulang setelah tahu apa yang terjadi. Kalila sama sekali tidak ingin merepotkan Ilora dan Kenzo lebih dari ini. Ilora sedang menghadapi masalah. Wanita itu akan segera melahirkan, tapi sekarang ibunya sedang sakt keras. Ilora pasti menjalani hari yang sangat berat. Kalila tidak ingin menambah beban kakak iparnya itu. Kali ini Kalila ingin menghadapi Kyra sendiri. Ya, selama ini Kalila selalu menyembunyikan dirinya, Kalila selalu membiarkan tubuhnya hancur karena perbuatan ibunya dan juga Kyra, tapi sekarang Kalila ingin melawan. Ada banyak alasan yang membuat Kalila ingin bertahan sekalipun sesekali perasaan tidak pantas masih sering hadir di dalam pikirannya. Sepertinya, kehidupannya yang baru membawa semangat yang kuat untuk Kalila. Kalila ingin melakukan perubahan di dalam hidupnya. Setidaknya Kalila ingin mencoba. “Jika kamu tidak bisa dihubungi hingga malam, mungkin aku akan segera menghubungi kedua kakakmu. Kalila, jangan melakukan ini lagi..” Kata Revan dengan pelan. Kalila juga tidak ingin melakukan semua ini. Tapi tidak ada yang tahu bagaimana rencana Kyra. “Aku akan mencoba untuk tidak menghilang lagi, tapi ketika aku tiba-tiba menghilang, itu semua aku lakukan untuk menjaga diriku sendiri. Kyra akan melakukan hal yang nekat jika aku tidak segera bertindak. Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja” Kata Kalila dengan pelan. “Apakah ini artinya kamu akan kembali menghilang tanpa kabar lagi, Kalila?” Tanya Revan. Pertanyaan itu tidak akan pernah bisa Kalila jawab. Sebenarnya Kalila sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Mungkin Kalila akan kembali menghilang sementara atau Kalila akan menghilang selamanya.       
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD