Aku harap ini hanya mimpi dan saat aku terbangun semuanya kembali membaik
~Enggak Mungkin~
Jangan Lupa Ya vote dan komen karena itu adalah penyemangat aku.
Selamat membaca
"
Usia kandungan istri Anda 1 bulan, mengingat usia istri Anda yang masih muda untuk mengandung, Anda harus menjaga kandungannya. Jauhkan istri Anda dari segala macam masalah yang bisa menyebabkan istri Anda stress karena itu tidak baik bagi kandungannya dan dapat menyebabkan keguguran."
Arya tak tahu dia harus senang atau sedih saat mendengar penjelasan dokter tadi namun yang ia tahu sekarang dirinya sangat senang mendengar ucapan dokter itu. Beberapa bulan lagi ia akan menjadi seorang ayah walaupun kandungan Tere lemah namun Arya berjanji akan menjaga Tere dan kandungannya sebaik mungkin.
"Kali ini aku enggak akan menyerah memperjuangkan kamu Tere, kita akan terus bersama dan aku akan melindungi kamu," ucap Arya sambil menggenggam tangan Tere dengan lembut.
"Egh."
Mata Tere perlahan terbuka dan pertama yang ia rasakan adalah sakit dan pusing yang mendera kepalanya. Tere berusaha bangkit duduk sambil memegang kepalanya.
"Biar saya bantu," ucap Arya berusaha membantu Tere duduk namun perempuan itu malah menjauhkan dirinya dari jangkauan tangan Arya.
Arya hanya bisa tersenyum tipis melihat tingkah Tere yang sangat anti pada dirinya seakan dirinya adalah kuman atau bakteri.
"Kamu ngapain ke sini? Bukannya sudah saya perjelas kemarin bahwa hubungan kita hanya hubungan satu malam enggak lebih!" Bentak Tere dengan nada tidak suka yang sangat kentara.
"Kamu tadi pingsan di apotek jadi saya bawa kamu ke rumah sakit karena saya khawatir sama kondisi kamu," ucap Arya lembut berbeda dengan nada bicara Tere tadi.
"Enggak usah sok peduli sama saya. Kita itu....
"Orang asing yang saling tidak mengenal, benar bukan?" Tanya Arya yang mencela ucapan Tere.
"Dasar enggak punya etika, saya belum selesai bicara tapi kamu sudah mencela. Etika kamu nol sama dengan perilaku kamu juga yang nol besar."
"Di rumah kamu enggak ada cermin atau kaca ya?"
Tere menoleh pada Arya dengan tatapan tanya namun dengan cepat ia mengubahnya menjadi tatapan dingin dan tajam.
"Maksud kamu?"
"Kamu bilang etika dan perilaku saya nol. Kamu sendiri enggak sadar bahwa etika dan perilaku kamu tidak lebih baik dari saya. Saya hanya mencela ucapan kamu karena memang ucapan kamu itu sudah pernah kamu katakan. Kamu menyalahkan saya atas kejadian malam itu tapi kamu sendiri lupa bahwa kamu yang pertama memulainya dengan mencium saya. Saya pria normal tidak ada kucing yang akan menolak ikan segar Tere apalagi dengan status saya yang single."
Tere hanya bisa diam menutup telinganya enggan mendengar ucapan pria di hadapannya dan lagi pula dari mana pria itu tahu namanya.
Tere melepas infus di tangannya dengan kasar. Memang sakit tapi Tere tidak sudi berlama-lama di dekat pria b******n ini. Tere menuruni brankar rumah sakit namun tangannya di cegah oleh Arya.
"Kamu belum sembuh betul, kata dokter kamu perlu dirawat."
Arya berusaha berkata selembut dan sepelan mungkin agar Tere tidak pergi namun nihil perempuan itu seakan tuli dan langsung menuruni brankar rumah sakit.
Tere meraih knop pintu dan pintu di depannya terbuka namun tiga kata yang keluar dari bibir Arya membuat langkah Tere terhenti dan tubuhnya diam mematung di depan pintu.
"Kamu hamil Tere!"
"Enggak mungkin."