Hari sial

1029 Words

Suasana rumah kembali stabil semenjak kembalinya Zia. Rumah yang biasanya ada teriakan itu pun kini tidak lagi, malah lebih tenang dan nyaman. Namun bukan rumah itu yang menjadi permasalahannya sekarang, melainkan Zia sendiri. Setiap pagi di gadis itu dibuat kewalahan. Bukan hanya Qeela tetapi juga oleh bapak anak itu. "Bundaaaa! Bandoku dimana?" satu teriakan membuat Zia yang sedang memasak langsung bergegas membersihkan tangan kemudian lari ke kamar Qeela. "Zia! Dasiku dimana?" satu teriakan lagi membuat kaki Zia yang ingin melangkah ke kamar Qeela tidak jadi. Berbelok ke kamar Dirga dan menghampiri pria itu. "Tuan, kan sudah saya siapkan di atas kasur dekat jas anda," ujar Zia dengan nada yang sedikit naik. "Mana? Di sebelah mana?" Menunjuk kasur yang Zia maksud. Dan benar, tidak ad

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD