Wedding

1078 Words

Setelah kepergian Bela, Zia semakin tertunduk. Malu pada Dirga juga dirinya sendiri. Dia telah berlaku tidak adil? Tidak membiarkan Dirga menjelaskan apapun dan pergi begitu saja. "Dirga, aku...." "Sssuuutttt!" Dirga mendekat, menutup bibir Zia dengan telunjuknya. Dirga tidak ingin dengar apapun. "Jangan katakan apapun lagi," tutur Dirga lembut. Meraup wajah gadis itu agar menatapnya. Zia menurut, menatap wajah tampan yang selalu datang ke mimpinya itu lekat. Wajah tampannya sangat terlihat lelah. Kantung hitam juga menghiasi matanya yang biru. Sesegnifikan itukah perubahan Dirga? Hm, kau pasti kesusahan mengurus Qeela sendirian ya, Tuan. tebak Zia. "Maafkan aku," lirih Zia sudah meneteskan air mata. "Ssutttt!" Dirga kembali membungkam. Mendekat dan mengecupi tetes tiap tetes yang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD