72. SI AHLI MENYAMAR

1666 Words

Semesta menatap ponselnya dan terlihat jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Ia beserta ketiga teman barunya saat ini tengah terjebak kemacetan Kota Jakarta yang amat luar biasa panjang. "Sedang ada proyek di depan sana, jadi beberapa bulan belakangan ini jalanan macet parah," kata Bima mencoba memberitahu Semesta. Benji yang duduk di kursi penumpang sudah uring-uringan sejak tadi karena perutnya yang sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Ia sangat kelaparan sekarang. "Makan ini," kata Gendis yang duduk di sebelah Benji. Ia menyodorkan sesuatu kepada remaja berwajah geulis (cantik) itu. "Promag (obat maag)??" tanya Benji sambil menatap heran ke arah Gendis. "Ya," jawab Gendis singkat sambil menganggukkan kepalanya sebanyak dua kali. "Bisa meredakan rasa laparmu. Cobalah," katany

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD