When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Menyerahlah dan berhenti melakukan perlawanan," kata Cicio yang kembali menggunakan sihirnya untuk mengalirkan aliran listrik di kedua telapak tangannya. Melihat musuhnya kembali menggunakan sihirnya, Divon yang sudah mengambil keputusan untuk kabur langsung berlari ke balkon apartemen dan lalu melompat dari sana. Ia melompat dari lantai tujuh apartemen dan lalu mendarat tepat di atas salah satu mobil yang terparkir di bawah sana. Kakinya langsung patah dan ia pun kesulitan untuk berjalan. Cicio yang melihat lawannya itu melarikan diri, lantas menatapinya dari atas balkon. Terlihat dengan jelas di kedua matanya kalau Divon berjalan dengan terpincang-pincang, menjauh dari area parkir. Tapi setelahnya Divon tampak meminum ramuan penyembuhnya hingga akhirnya jalannya mulai kembali normal.