When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Langit berjalan keluar kantor menuju mobil yang telah terparkir di depan lobi. Sebelumnya ia telah mengatakan pada sekertarisnya kalau ia akan pergi makan siang ke restoran milik Bintang. Kini ia telah duduk di kursi pengemudi, mengenakan sabuk keselamatan dan siap untuk menancapkan gas. Selama perjalanan, Langit ditemani oleh lagu Fly Me to The Moon yang membuatnya merasa tenang dan santai dalam menyetir. Sambil melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang ia menatap ke arah pemandangan kota yang kini berada tepat di samping kanannya. Entah mengapa hati dan pikirannya saat ini terasa jauh lebih tenang. Berselang lima belas menit perjalanan, akhirnya Langit tiba di restoran mewah milik adiknya, Bintang. Ia meminta petugas parkir yang memang sudah mengenalnya untuk memarkirkan mobilnya, se