Setelah diusir dari rumah oleh ayah kandung nya sendiri dan tak tau hendak kemana. Akhirnya Bryan jones meminta belas kasihan pada orang-orang yang memiliki keibaaan hati. Perutnya mulai terasa lapar, dan ia menatap lurus ke arah sebuah restoran di hadapannya. Dia ingin masuk ke dalam restoran tapi takut karena tidak memiliki uang sepeser pun. Hanya dengan wajah memelas akhirnya dia memberanikan diri bicara pada pemilik restoran. "Pak, saya lapar sekali.... tapi tidak punya uang... lirihnya. Tapi saya bisa bantu cuci piring pak... tolong pak... ucapnya dengan air mata berlinang. " Pemilik restoran bertanya , kamu anak siapa?" Bryan pun menjawab bahwa dia adalah sebatang kara karena telah dibuang oleh orang tuanya. "Kenapa kamu di buang nak? tanya Pemilik restoran. Saya dituduh mencuri uang ibu tiri saya sebanyak 5 juta rupiah pak. Pemilik restoran pun menjadi iba mendengar ceritanya dan mempersilakan masuk. Kamu boleh makan disini nak, makanlah yang banyak, dan kalau kamu bisa mencuci piring silahkan tapi sebisamu saja ya, jangan terlalu memaksakan diri bila tak mampu. Bryan pun sangat berterimakasih dan makan dengan lahapnya dan tidak lupa memenuhi janjinya untuk mencuci piring. Bryan bekerja dengan sangat rajin dan dia juga sangat jujur sehingga sang pemilik restoran pun mengangkatnya menjadi anak. Bryan anak yang sangat ramah dan penuh dengan kasih sayang. ia menyayangi orang tua angkatnya melebihi orang tua kandungnya. Dia juga memutuskan untuk berpindah agama mengikuti orang tua angkatnya yaitu islam. Agama yang diwariskan oleh orang tua kandung nya adalah Kristen. Ya dia keturunan suku batak di indonesia . Dan tak terasa sudah 10 tahun Bryan mengikuti ayah ibu angkatnya. Kini dia sudah menjadi anak muda yang sangat tampan. Bryan pun mulai diminati oleh banyak anak perawan di daerah itu, rantau prapat Sumatra Utara. Dia pun mulai merasakan getar getar asmara dihatinya, ya dia mulai jatuh cinta pada lawan jenis. Tak jarang anak perempuan yang datang padanya dan menawarkan cinta, bahkan ada yang mengajaknya untuk menikah. Bryan pun mulai berpikir keras karena dia merasa belum mampu untuk membangun sebuah keluarga. Sebagai seorang lelaki dia belum bisa menunjukkan bahwa dia telah mampu untuk membiayai istri dan anak-anak nya kelak. Dia ingat betul bagaimana kehidupan keluarga kandungnya yang begitu hancur oleh karena kemiskinan ditambah lagi tanpa pengetahuan yang lengkap tentang suatu pernikahan serta tanggung jawab pernikahan dan bahwa pernikahan itu akan menghadirkan nyawa nyawa baru ke dunia ini dan sebagai orang tua yang bertanggung jawab mempersiapkan anak-anaknya untuk menghadapi dunia kejam ini. Akhirnya Bryan memutuskan untuk berpamitan pada orang tua angkatnya dan merantau ke Jakarta. "Mau ngumpul modal buat nikah pak", katanya pada orang tangkatnya itu, mereka pun merelakan kepergiannya. Dibekali dengan ongkos dan modal seadanya. Bryan pun sangat berterimakasih pada mereka. Dengan naik bus Bryan pergi menuju kota Jakarta,dan akhirnya tiba di Pelabuhan Merak. Dari situ dia mulai pergi ke arah tangerang. mulai mencari rumah kost serta mencari pasar, dia berencana untuk berjualan. Diawali dengan menjual kaset VCD di kaki lima. Bryan muda berumur 19 tahun tidak punya gengsi, dengan ramah di berteriak pada orang orang lewat agar membeli barang nya. Dagangannya pun laku dan banyak yang membeli sampai dia terkenal sebagai pedagang batak dan palingn ganteng di daerah itu. Perawakannya tinggi dan tampan ia, paling menonjol di daerah itu. Dalam waktu singkat anak anak perawan pun banyak yang mendekatinya. Lagi-lagi bahkan tak sedikit yang mengajaknya menikah. Bryan yang pernah trauma dengan masalah keluarganya pun sangat berhati-hati dalam memilih wanita untuk di jadikan sebagai istri. Dia tak ingin menikahi wanita yang mau menerimanya hanya disaat dia berjaya tapi juga disaat susah karena hidup ini adalah pasang surut. Dia pun berniat menguji para wanita itu dengan memberi mereka masing-masing dengan nilai uang yang sama setiap harinya, dan setelah beberapa tahun berlangsung, dia pun berpura-pura sedih pada masing-masing wanita itu dan mengatakan dia kehabisan uang dan tidak memiliki modal lagi untuk usahanya. Dan dari 20 wanita itu, hanya satu yang tetap bertahan dan setia padanya. Dia bernama "entin surtinah" gadis sunda yang baru saja menyelesaikan pendidikan sekolah menengah. Dia menawarkan modal pada kekasihnya dan berkata bahwa itu adalah uang yang selama ini dia kumpulkan adalah uang pemberian Bryan setiap hari nya. Maka Bryan pun menyimpulkan bahwa entin adalah gadis baik dan setia serta tidak boros dan Bryan pun memutuskan untuk memilih entin sebagai istrinya. Mereka pun melangsungkan pernikahan sederhana menurut hukum Islam. Entin bukan hanya gadis yang cantik secara lahiriah, tapi juga terbukti cantik batinnya. Di awal pernikahan mereka, mereka hidup saling mencintai, saling memahami dan saling percaya dan saling setia meski keadaan masih belum seperti yang diharapkan. Entin pun mulai hamil anak pertama, dengan hidup memiliki uang pas-pasan. Bryan tidak lagi berjualan VCD. Dan dia mulai bekerja pada toko pakan ternak, diawali sebagai pelayan di toko itu, tapi karena kejujuran nya, majikan pun mempercayakan untuk berbelanja persediaan toko. Beberapa tahun Bryan bekerja disitu sampai dia paham akan bisnis jual pakan tersebut dan akhirnya dia pun membuka tokonya
sendiri bebbekal ilmu yang dia peroleh dari majikan toko pakan tempat dia bekerja sebelumnya. Mereka berdua bekerja bersama dan dengan kejujuran satu sama lain, sehingga toko yang mereka buka pun menjadi jaya. Dan perlahan tapi pasti Bryan pun memulai usaha yang lain yakni peternakan ayam dan property dan saat ini dia juga sudah membuka bisnis jual beli mobil. Demikianlah kejayaannya bertambah tahun demi tahun dan kini anak bungsunya telah berumur 20 tahun. Bagaimana dengan ayah kandungnya yang telah mengusirnya saat kanak-kanak dulu? ya, dengan perasaan malu, ayahnya pun meminta maaf pada Bryan dan terlebih sangat malu lagi pada saat Bryan memberikan perawatan yang terbaik padanya saat sakit dan hampir mati. Ya Bryan tidak menyimpan dendam pada ayah kandungnya dan ibu tirinya meski telah memperlakukan dia sangat hina saat dia masih kanak. Kebaikan hati Bryan itu sendirilah yang memukul mereka tanpa ampun. Bryan sendiri setelah bangkit dan maju secara ekonomi,maka dia pun kembali memeluk agama Kristen dan membawa serta anak istrinya menjadi umat Kristen. Dia sangat disegani di daerah itu,meski dia kembali menjadi Kristen,dan anak keduanya disekolahkan di asrama Kristen. Demikianlah cerita kehidupan nyata ini sampai di sini.