Sementara di lokasi yang berbeda, di sebuah mansion mewah terdengar samar-samar di telinga, sebuah suara menyerukan kalimat. "Kita percepat semuanya malam ini. Dan persiapkan nona untuk menjadi pengantin!" Perintah seorang pria yang membuat mereka mengangguk perlahan. "Baik, Tuan. Marsha hanya menelan ludahnya, dia terlihat semakin menggigil. Hatinya berkecamuk melihat keadaan. Terlebih ketika melihat orang-orang berwajah tegas dan sangar, sangat sopan padanya hilir mudik di hadapanya, hingga dia di tuntun oleh seseorang untuk memasuki ruangan yang tertutup tirai. Dalam hati dia berbisik, “Mampukah aku melewati semua ini? Menikah dengan pria tua buruk rupa? Akankah kehidupanku di sini lebih baik dari bersama dengan saudara tiriku?” Helaan nafas terhembus berat. Dia kawatir sekaligus lega